21. Di Cintai atau Mencintai?

4.1K 166 0
                                    

Mencintai sendirian itu sulit, berjuang tapi tak pernah diharapkan
Dicintai dan mencintai haruslah beriringan

Hasna Kamila Firdaus

***

Di cintai ataukah mencintai? Dua kata yang sulit aku pilih dalam menentukan cinta. Hidup tak pernah terlepas dari kata cinta. Cinta... cinta... dan cinta. Cinta selalu menjadi topik utama bagi kaum Adam dan Hawa.

Duhai hati, mengapa engkau sulit berpaling padahal dia telah bahagia bersama orang lain? Aku belum bisa menghilangkan Kak Arbani dari hatiku, namanya masih melekat di setiap detik yang aku lewati.

Jika saja aku bisa menghentikan perasaanku, detik ini juga aku mau menghentikan perasaanku kepada dia agar hatiku tidak terluka terlalu lama.

Mencintai dalam diam memang sakit, apalagi orang yang kita cintai bukanlah jodoh kita. Ada nama lain yang tertulis di lauh mahfudz yang Allah siapkan untukku, aku belum tahu siapakah nama itu?

Aku hanya memohon yang terbaik, kalau bisa secepatnya pertemukan aku dengan dia sang pemilik sebagian tulang rusukku, aku tak mau rasa sakit ini selalu menghampiriku setiap waktu.

Aku bahagia melihat Arumi bahagia bersama Kak Arbani, namun aku juga menyembunyikan luka yang tak diketahui siapapun kecuali Allah. Cukup aku yang tahu luka ini, jangan orang-orang yang aku sayang.

Aku menghadap Allah dalam sholat isya. Aku selalu mencurahkan kegundahan hatiku di akhir sholat, Allah Maha mendengar dan melihat, hanya Allah satu-satunya tempat aku mengadu.

Belum genap satu hari pernikahan Kak Arbani dengan Arumi, sesak di dadaku masih aku rasakan, hari berikutnya pasti lebih sakit dari sekarang, aku harus siap menghadapi takdir Allah.

Aku limpahkan seluruh kesedihanku kepada Allah dengan mengangkat kedua tanganku. Dia yang Maha membolak-balikan hati, Dia Sang pemilik hati yang sesungguhnya.

"Aku tidak tahu harus bagaimana melupakan dia, Ya Allah? Tidak seharusnya aku masih menyimpan dia di dalam hati, ampuni hamba-Mu Ya Rabb yang belum bisa memusnahkan cinta yang tak Kau Ridhoi. Aku lelah dengan perasaan ini, aku lelah mengeluarkan air mata untuk menangisi pria yang jelas-jelas bukan jodohku. Jangan biarkan aku terus mengingat dia, hilangkan dia dari hatiku. Gantilah dia dengan pria paling baik pilihan-Mu, pria yang mampu mencintaiku karena-Mu. Tunjukkan kepada hamba bahwa ada pria sholeh yang tengah berjuang menantikan hamba. Jika aku boleh meminta, percepatlah pertemukan aku dengan dia agar aku terhindar dari cinta yang salah. Aku tidak mau terus-menerus memikirkan dia yang belum halal bagiku. Tapi jika jodohkku masih jauh, jaga selalu hatiku Ya Allah, supaya aku terhindar dari cinta sebelum akad. Aamiin."

Aku menutup doaku, lalu melanjutkan membaca surah Al-Kahf, kebetulan ini malam jum'at. Daripada aku galau berkelanjutan, lebih baik aku membaca Al-Qur'an yang jauh lebih bermanfaat bagi dunia dan akhiratku. Al-Quran akan memberimu syafa'at di akhirat nanti, maka perbanyaklah membaca ayat-ayat Allah.

Setelah selesai membaca 110 ayat surah Al-Kahf, hatiku merasa jauh lebih tentram dari sebelumnya. Aku mengakhiri murathalku malam ini. Aku meletakkan Al-Qur'an di atas meja belajar. Aku merapihkan mukena dan juga sajadahku.

Aku mulai membaringkan tubuhku, melepas lelah seharian menghadiri acara pernikahan itu. Tiba-tiba ponselku berdering sampai membuatku membuka mata, beberapa kali terdengar ada pesan masuk. Aku meraih ponsel yang posisinya tidak jauh dari bantal. Aku mulai membuka pesannya.

085xxxx

Assalamu'alaikum ?

Hasna Kamila Firdaus

Ahlan Wa Sahlan Kekasih Halal [Proses Revisi] ✔Where stories live. Discover now