Chapter 1

37K 2.8K 144
                                    

No Marriage

.

.

Taehyung benci PERNIKAHAN bukan sebab trauma atau mengalami pengalaman buruk tentang hal itu, sama sekali tidak. Baginya pernikahan hanyalah sebagai perbudakan yang merusak kebebasan. Ia tidak suka dikekang dan diatur.

Ia pria dewasa berusia 28 tahun, bekerja sebagai guru di sekolah ternama di seoul serta menjadi wakil presdir diperusahaan ayahnya, semua orang mengagumi parasnya yang kelewat tampan, hanya saja beberapa orang tidak berani mendekat sebab tingkah pola Taehyung begitu arogansi.

Taehyung melangkah memasuki kelas dengan tiba-tiba, yang awal begitu riuh seketika menjadi senyap. Mereka semua begitu patuh terhadap Taehyung tidak berani membangkang ataupun berbicara, akan tetapi pengecualian untuk satu orang.

"Taehyung saem, resleting celana anda terbuka." Celetuknya. Taehyung yang menatapnya datar ikut turun mengikuti arah pandangan semua anak muridnya. Resletingnya tertutup dengan rapi, dan dirinya merasa dikerjai.

"Hahaha kalian semua tertipu." Tawanya menggelegar seorang diri, sedangkan teman-temannya menatap was-was.

"Keluar dari kelasku sekarang Jeon!" titah Taehyung.

"Saya tidak mau." Tolaknya, berpegang pada meja. Seakan Taehyung akan menyeretnya.

"Keluar sekarang." Mutlak Taehyung.

"Saem tidak bisa mengusir saya begitu saja, saya adalah anak dari pemilik sekolah ini." Sombongnya.

"Aku tak peduli seberapa hebat dirimu dalam hal kekuasaan Jeon Jungkook, bagiku disaat kau berada disini kau sama dengan yang lainnya. Berhenti bercanda dalam mata pelajaranku jika kau masih ingin duduk disana." Kecam Taehyung yang membuat Jungkook merasa kecil. Ia mempoutkan bibirnya, memilih bangkit sembari menghentakan kaki kecil dan keluar pada kelas.

"Pengajaran anda begitu monoton saem, saya bosan. Lain kali ajari murid anda sesuatu yang lebih menantang!" Dengus Jungkook.

Taehyung menghembuskan nafas kasar. Lagi-lagi seorang Jeon Jungkook.




...



Jeon Jungkook anak tunggal Jeon Sehun, pewaris Jeon Corp dimasa yang akan datang. Ia terkenal dengan kata bengal bahkan di sepenjuru sekolahpun mengenal dirinya. Laki-laki berwajah cantik yang sangat berbanding terbalik dengan perilakunya. Yang sering membuat beberapa orang jengkel, ingin mencekik malah menjadi tidak tega. Itu dikarenakan Jungkook pintar berkamuflase, kata licik dan polos adalah penggambarannya.

Ia remaja bebas, yang sering keluar masuk club malam. Jika kalian berpikir anak orang kaya dikekang dan dikurung seharian dirumah. Kalian salah besar, dia bisa melakukan apa saja yang dia mau.

Bahkan sekarang-

Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama musik yang tengah bergema, beberapa tangan nakal memperebutkan dirinya untuk bisa memegang pinggang ramping itu.

Merasa lelah karena hampir satu jam berada di lantai dansa, Jungkook menepis tangan beberapa lelaki hidung belang yang ingin mengajaknya kembali berjoget.

"Hoseok hyung tolong satu gelas bir." Hoseok berdecak memberikannya, kadang tidak mengerti bagaimana anak seusia Jungkook bisa masuk kewilayah ini terlalu mudah. Dia sendiri bahkan harus memalsukan identitasnya sebagai anak SMA untuk mendapat kerja paruh waktu demi menjadi seorang bartender.

Jika itu Jungkook-yeah tentu saja dengan kekuasan lagi bukan.

Tertebak.

Ia meneguknya hanya dengan tiga kali tegukan. obsidiannya mengedar sejenak, tak sengaja tertuju kearah sudut ruangan. Nampak pria berpakaian formal duduk santai disana menyesap satu batang rokok.

Jungkook mendekat, Pria itu menatapnya datar. Mengeryit heran kenapa salah satu siswanya bisa kesini.

"Hai tampan, sendirian saja." Nada suara Jungkook seakan mengejek.

"Duduklah!" Perintah Taehyung. Menghiraukan ejekan Jungkook

"Baru kali ini saya melihat saem kesini." Jungkook mendudukan bokongnya disebelah Taehyung.

"Kau sangat sering rupanya." Kekeh Taehyung menyadari arti kalimat yang tersirat dalam perkataan Jungkook.

"Biasanya seseorang memilih duduk sendiri, karena dia memiliki masalah dan punya beban pikiran yang sulit terselesaikan." Tebak Jungkook.

"Sok tau sekali."

"Pasti benarkan?" Jungkook menaik turunkan alisnya.

"Ya, hanya satu masalah yang sejak dulu sampai sekarang akan terus muncul."

"Kalau boleh tau kenapa?" Penasaran Jungkook, ini pertama kalinya ia dan Taehyung terlibat dalam obrolan panjang.

"Ibuku memaksa menikah."

"Astaga cuma itu, anda bisa menolaknya jika saem tidak mau." Mudah Jungkook memberi saran.

"Sayangnya orang tuaku terlalu rewel tentang itu, aku sudah menolaknya beribu kali." Tatap Taehyung menghadap muridnya, yang membuat remaja itu berubah menjadi gugup.

"Me-memang kenapa saem? bukankah semua orang ingin menikah?"

"Menikah hanya akan membuat ku terikat pada seseorang Jeon Jungkook, menikah itu seperti perbudakan dimana kau tidak bisa bergerak bebas melakukan hal yang kau mau. Dan aku benci hal itu."

"Saya rasa pikiran anda tertutup oleh kebencian itu saem, coba buka hati anda dengan tulus, anda akan mengerti saat anda menikah dengan orang yang punya perasaan tulus juga. Tulus memahami anda, dan dia akan mengerti apa yang anda mau. Tak semua pernikahan menjadi sebuah perkekangan." Jelas Jungkook.

"Aku tak suka diatur Jeon."

"Ah baiklah." Rengut Jungkook menyesali ucapan panjang lebarnya.

"Jeon Jungkook." Panggil Taehyung mendekat. Wajahnya nampak serius.

"Mau kuajari sesuatu yang lebih menantang Jeon, seperti yang kau inginkan tadi siang." Intonasi Taehyung merendah, mendekat kearah telinga muridnya. Jungkook bergidik.








"Apa?"







"Bercinta dengan gurumu."




































To be continued...

NO MARRIAGE (Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang