Ada Apa Ini?

306 8 0
                                    

"Kenapa harus memikirkan dan merasakan hal yang tidak jelas, yang tidak pasti, yang bahkan tidak tahu apa itu. Kita punya kendali penuh bukan atas diri kita sendiri, kita dapat mengendalikan apa yang kita mau, apa yang kita rasa, apa yang kita pikirkan, bahkan kesedihan pun sebenarnya mampu kita kendalikan, kita belokan secara manuver tajam menuju kebahagian, tapi memang, tentunya sulit dan tidak mudah, namun tetap pada intinya kita punya kendali penuh, pilot terbaik atas diri kita adalah kita sendiri!" Itulah kata Medina, berkata sendiri didalam hatinya didalam lamunannya, berusaha memotivasi dirinya untuk keluar dari kandang ke tidak jelasan ini. Ditemani oleh angin yang sedang berbagi kesejukan dengannya, dan ingin memperlihatkan kecantikan Medina kepada dunia dengan rambut hitamnya yang tergibas-gibas oleh karena angin.

**

Medina mulai tersadar kembali dari lamunannya karena pandangannya dirusak oleh gerombolan pasukan khusus sekolah datang menghampiri mereka berdua yang sedang terduduk dibawah pohon mangga yang rindang. Pasukan khusus yang dimaksud adalah kumpulan siswa yang berlangganan dijemur dilapangan sekolah seperti sedang dalam masa pendidikan militer, dan menjadi tamu terbaik ruang BP untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka yang sering berperang melawan sekolah lain, katanya si "untuk membela nama baik sekolah". Gerombolan tersebut terus berjalan entah kemana tujuannya. Tetapi pria yang menjadi pacar Bella, akrab dengan panggilan Abay, berhenti untuk menumui Bella yang memanggilnya, ditemani oleh 4 orang temannya yang juga berasal dari gerombolan yang sama.

"Kamu mau kemana bay rame-rame?" Tanya Bella,

"Makan lah ke kantin." Balas Abay,

"Ko kamu ga ngajak aku?!' Tanya Bella lagi dengan nada yang marah tapi manja,

"Aduh Bel.... Jiji ah." Balas Abay lagi, dengan gerak badan yang ingin melanjutkan perjalanannya menyusuli gerombolannya, tetapi ditahan tangannya Abay oleh Bella.

Kemana Medina?

Ternyata dia tersesat, perasaannya runtuh, pikirannya kabur berlarian kesana kemari, pesawat yang dia kendalikan hilang kendali seketika, moncong pesawat langsung jatuh menghantam daratan, meledak dan hilang dari radar, Ternyata dia bukan pilot yang handal. Oleh sebab iya merasakan hal yang sama dengan apa yang dia rasakan waktu itu, namun saja perasaan ini lebih kuat, auranya lebih terasa, dan tidak bisa tertahan oleh benteng pertahanannya. Medina hanya tertunduk seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh orang tuanya. Dia tidak berani menatap sekitarnya. Hanya detak jantungnya yang terdengar kencang oleh sebab jantungnya berdebar makin kuat, makin kuat, dan makin kuat seperti siap meledak dan membunuh Medina seketika.

"Udah ya sayang ku, aku laper, kasian nih temen-temen ku nunguin, yaaaaa."

"Abay ahhhh! Abay ajak aku!! Abay!!!"

"Dadahhhh cantik....." Ucap Abay sambil perlahan melepaskan tangannya Bella yang memegang tangannya.

5 orang tersebut pun pergi..

"Aaaaaaaaaaaa!!!!!!! MEDI!! GUE DI PANGGIL CANTIK DIDEPAN TEMEN - TEMENNYA ABAY!!" teriak Bella sambil memeluk - meluk Medina,

"Ehh Bella udah udah aduhh iyaaa lu cantik emang, iyaaa udahhhh.." Balas Medina yang sulit mengendalikan badannya karena Bella yang memaksa terus memeluk dia.

Seperginya 5 orang tersebut juga membawa pergi perasaan misterius yang dirasakan Medina tadi. Seperti semua kembali semula, pesawat yang dia kendalikan kembali mengudara dengan baik, pikirannya yang kabur mulai kembali memasuki ruangnnya masing-masing, bentengnya pun kembali kokoh. "Ada apa ini? kenapa tiba-tiba saja seperti itu, apakah ada sangkut pautnya dengan Abay? tidak mungkin, dia adalah kekasih dari sahabat tersayang ku. Apakah dengan teman-temannya? tidak mungkin juga, aku bahkan tidak mengenal mereka sama sekali" gumam Medina dalam hati.

Yang di NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang