Selingan #3

9.8K 787 24
                                    

Beberapa bulan setelah Iqbaal meminta anak perempuan. Perkataan lelaki itu benar terkabul.

Saat ini (Namakamu) sedang hamil. Usia kandungannya masih enam minggu dan Iqbaal pun masih sama, posesif terhadapnya.

"Bunda, Lean mau makan pizzaaa.".(Namakamu) menoleh kearah Lean yang sedang berlari kecil kearahnya.

"Pizza apa?" Tanya (Namakamu).

"Meat lover, Bunda!" Seru Lean. Entah kenapa bocah itu semangat sekali hari ini, mungkin karena perkataan Iqbaal yang mengatakan bahwa besok keluarga kecil mereka akan pergi ke seaworld.

(Namakamu) mengangguk, "Bisa tolong ambil handphone bunda? Kaki bunda sakit banget nih, sayang."

Lean mengangguk semangat, dengan cepat Lean segera pergi ke kamar (Namakamu) dan Iqbaal untuk mengambil ponsel (Namakamu).

(Namakamu) meluruskan kakinya di sofa. Kakinya benar-benar pegal karena seharian ini ia harus memakai high heels untuk acara pernikahan temannya.

"Sayang!! Kino nangis, huhu."

(Namakamu) dengan malas menatap suaminya yang tengah menggendong anaknya yang sedang menangis.

"Sayang, bantuin aku huhu." Iqbaal memasang wajah memelas. Kino masih menangis digendongan Iqbaal.

Iqbaal akhirnya menurunkan Kino. Kino pun langsung berlari kearah (Namakamu) dengan matanya yang masih berlinang air mata.

"Yah, nda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yah, nda."

"Ayah kenapa, sayang?"

"Natal."

(Namakamu) langsung memberikan tatapan tajam kepada Iqbaal. Yang ditatap hanya memberikan cengiran polosnya.

"Aku gemes sayang. Sumpah deh, Kino tuh lagi gembul banget tau gak? Jadinya aku ciumin terus, hehe."

(Namakamu) memutar bola matanya malas, "Minta maaf gih sama Kino."

Iqbaal mencebikkan bibirnya, selalu begitu. Ia kalah dengan anak sendiri dan itu membuat Iqbaal kesal.

"Kino, maafin ayah yaaa. Nanti beli mainan deh." Kino yang masih sesegukan segera menganggukan kepalanya. Lalu tubuh kecilnya beralih memeluk Iqbaal.

"Bunda!! Telfon pizza yaaa." Ujar Lean sambil menuruni anak tangga. Iqbaal menatap anaknya itu.

"Abang kan baru makan, mau makan lagi?" Tanya Iqbaal pada Lean yang sudah berdiri tepat di depan (Namakamu).

Lean mengangguk ia memberikan ponsel (Namakamu) kemudian ia duduk di samping Kino.

"Ih, Kino nangis. Kan gak boleh nangis tau!"

Iqbaal tersenyum lalu menghampiri anaknya yang sedang akur, "Tuh, dengerin abang. Cowok gak boleh nangis terus ya."

"Siapa suruh kamu gangguin terus, Baal."

Bucin - IDR  [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang