seulgi's wound

2.3K 297 11
                                        

gays ... oops i mean guys !!!!

ngga jadi, nanti terlalu maksa jadi ngga enak.

selamat membaca



Seulgi disukai karena dia ramah dan selalu tersenyum bahkan saat di bully secara verbal oleh teman-temannya dengan mengatakan Seulgi bodoh dan Seungwan membenci hal itu. Seungwan ingin Seulgi marah bukan tersenyum, Seungwan ingin Seulgi berani bukan menghindar. apa yang bisa Seungwan lakukan selain memberi pelajaran pada setiap orang yang menghina Seulgi ?

Seungwan sadar dan paham pada sikap kedua orangtuanya. Seulgi butuh kasih sayang lebih dibanding dirinya tapi dia kadang tidak terima ketika ibunya selalu menanyakan Seulgi saat dia menjenguk Seungwan di Canada.

Ibunya tidak menelponnya sesering itu saat ibunya kembali ke Korea. Satu-satunya yang selalu ada untuknya hanya Kakek Kim yang selalu menanyakan kabarnya dan menggodanya bahkan bertingkah seperti remaja kala itu.

Seungwan juga cemburu melihat kakek Hwang lebih memperhatikan Seulgi. Kakek Hwang tidak pernah memberi semangat untuknya seperti yang diberikan kakek Hwang pada Seulgi dan dia menyalahkan kedua orangtuanya yang menyekolahkannya ke Canada saat sekolah menengah pertama sehingga dia tidak bisa dekat dan merasakan kasih sayang seperti Seulgi.

Seungwan merasa dibuang ...

***

Seulgi masih menatap kosong selembar kertas yang ada di tangannya. ada rasa bersyukur karena hari ini perpustakaan begitu sepi. Dia mencoba mencari jawaban yang benar dari setiap jawaban yang salah dan dia perlu membaca hingga puluhan kali sebelum memahami dan memaki dirinya yang begitu bodoh untuk tidak bisa menjawab soal semudah itu.

"bodoh ... kau sangat bodoh Seulgi" dia memukuli kepalanya sendiri.

"bagaimana aku bisa membuktikan diri jika aku bahkan tidak berhasil menjawab setengah dari pertanyaan kuis ?"

Dia tidak menyadari bahwa Soojung memperhatikannya dari jauh. Soojung ingin menghampiri Seulgi dan membantunya tapi dia tahu hal itu justru akan semakin membuat Seulgi merendahkan diri dan kecil hati.

Dia tahu bahwa Seulgi telah berusaha semampunya tapi orang lain tidak mengetahui itu. Mereka hanya tahu fakta bahwa Seungwan lebih baik dari Seulgi dalam segala hal. Soojung ingin membuktikan bahwa Seulgi bisa lebih baik dari Seungwan, Soojung ingin Seulgi percaya pada kemampuannya dan dia tahu bahwa Soojung adalah orang pertama yang akan membantunya.

" apa hasilnya begitu buruk ?" akhirnya dia menghampiri Seulgi setelah beberapa menit berdebat dengan dirinya sendiri

"buruk ... sangat buruk "

"lebih buruk dari yang kemarin ?"

"hanya satu poin lebih baik dari yang kemarin"

"bukankah seharusnya kita bahagia ?"

"tapi ... "

"setidaknya ada kemajuan kan ? lagian ini masih kuis berusahalah lagi untuk ujian akhir"

"aku ... aku ingin ... lupakan. Kau benar. Apa kau mau pergi ke cafe bersamaku untuk ice cream ?"

"kita akan merayakannya ?" Soojung pun tahu ini adalah satu diantara kepura-puraan yang dia jalani bersama Seulgi hanya untuk memberitahu satu sama lain bahwa semuanya baik-baik saja

"tentu ... nilai kuisku bertambah satu poin dari yang kemarin. Ayo... ice cream menunggu kita".

***

Makan malam di kediaman keluarga Taeyeon begitu hening, peraturan dimeja makan yang harus dipatuhi menyebabkan hal demikian. "tidak boleh berbicara dimeja makan". Sang Istri, Tiffany tahu ada yang salah pada Seulgi yang hanya menatap piring yang ada dihadapannya.

Anak sulungnya sangat mudah untuk baca, Tiffany tahu hal ini pasti tentang tugas Sekolah. Makan malam berakhir 30 menit kemudian dengan Seulgi yang siap meninggalkan meja makan setelah membungkuk didepan Appa dan Eommanya.

"Seulgi ..." suara itu selalu membuat Seulgi takut

" ya, appa"

"dimana Seungwan ?"

" Dia langsung pergi setelah pulang sekolah" jawab seulgi

"dan kau ?"

"ke perpustakaan"

"apa yang kau baca hari ini" Seulgi terdiam sejenak

"aku tidak tahu"

"jadi apa yang kau lakukan didalamnya jika tidak belajar Seulgi ?"

" aku ... aku ... "

"ahh sebelum Appa lupa, hari ini kau ada kuis. Bagaimana hasilnya ?"

"..."

"Seulgi ayo beritahu Appa"

"buruk tapi ... Soojung bilang ini lebih baik dari kemarin. Satu poin lebih baik"

"satu poin? Apakah dengan satu poin itu bisa membuatmu tuntas, Seulgi ?"

"tidak ..."

"apakah ada gunanya mendownload file dengan hasil 99% Seulgi ?"

"tidak ..."

"apakah file itu bisa dibuka dengan proses download masih 99%?"

"tidak Appa"

"jadi jangan pernah berkata lebih baik dengan peningkatan satu poin milikmu sebelum itu 100%"

***

Ucapan Taeyeon masih begitu jelas ditelinga Seulgi, dia berusaha melupakan semua itu dan terlihat baik-baik saja tapi Seulgi begitu perasa dan jelas akan sangat terbaca saat terluka atau bahagia.

"Eomma ... aku tidak sarapan pagi ini" ucapan Seulgi menarik perhatian Tiffany yang sedang menyiapkan sarapan pagi

"Jungie... membawa sarapan dari rumah hari ini, jadi ..."

"apa kau tidak membawa sarapan juga ? Eomma akan menyiapkan bekalmu"

"tidak usah Eomma. Soojung sudah berjanji akan membawakan bekalku juga" Tiffany rasanya ingin menangis melihat putranya takut untuk mendekat, apa yang telah dia lewatkan selama ini ?

"baiklah, apa kau mau berangkat sekarang ? biar Eomma antar"

"Jungie akan menjemputku"

"Seulgi ... apa kau baik-baik saja ?"

"aku..aku baik-baik saja Eomma, aku berangkat sekarang" saat hendak berangkat , Seulgi berhenti sejenak untuk menyapa Appanya yang jelas sengaja mengabaikannya

"aku berangkat, appa" dan anggukan dari Taeyeon adalah perintah untuk Seulgi agar segera pergi.

Tiffany menatap Taeyeon tidak percaya. Keduanya masih dalam keadaan hening saat putra sulung mereka pergi dengan ekspresi terluka walau wajahnya menunjukkan senyum. Dalam ingatan Tiffany masih terlihat jelas wajah putranya yang kecewa, terluka tapi tidak ada amarah didalamnya.

"kapan kau puas menyakiti Seulgi ?"

"..."

"jawab aku Taeyeon!!!!"

"sampai dia belajar dengan baik"

"tae.. kau tahu, kita tahu bahwa Seungwan bukanlah bandingan untuk Seulgi"

"dia akan bisa jika terus berusaha ... jangan memanjakannya" Tiffany tidak percaya dengan Suamjnya yang terus menyangkal dan tidak terima dengan keadaan seulgi.

"aku memanjakannya ? apa kau akan melempar semua kesalahan padaku ?"

"seungwan tidak bisa diatur Tiff dan Seulgi bisa, aku ingin yang terbaik untuk mereka. Seungwan bisa berdiri diatas kakinya sendiri tapi dia susah diatur ,keras kepala dan aku ingin seulgi yang meneruskan semua ini karena itu aku ingin Seulgi harus mampu untuk menjalankan semua ini"

"..."

"aku ingin mereka bisa sendiri jika nanti kita tidak ada Tiff... apa aku salah ?"

Mereka tidak sadar sang anak Bungsu mendengar sebagian percakapan itu, wajah yang mengeras,kepalan tangan yang siap menghancurkan apa yang ada didepannya.

"pada akhirnya semua untuk Seulgi. Seungwan, jangan berharap lagi itu akan menyakitimu" katanya pada dirinya sendiri.

Seulrene : point of viewWhere stories live. Discover now