(s)-23

3.5K 576 63
                                    

Namjoon yang sedang menonton acara di televisi jadi heran sendiri sebab Taehyung yang duduk di sebelahnya bilang ingin menemaninya menonton tapi justru tidak pernah lepas dari handphone. Sudah begitu adiknya itu selalu tersenyum aneh saat melihat layar benda pipih itu.

"Kenapa sih Put, udah gila ya?" Namjoon akhirnya bertanya juga karena tidak tahan melihat keanehan Taehyung. walaupun sebenarnya dia juga bisa menebak karena apa.

"Ga usah ganggu. Gue lagi chatan sama kak Akas." ketus Taehyung sambil mengetikan balasan untuk Jungkook.

Namjoon menghela nafas lelah. Dugaannya memang tidak salah. "Kenapa ga jalan bareng aja keluar?"

Taehyung meletakkan benda pipih yang sedari tadi dia genggam ke pangkuannya. "Maunya. Tapi kak Akas lagi sibuk. Dia bilang lagi di kampus sebelah karena dapet undangan buat hadir di acara pelantikan sama upgrading. Udah gitu dia jadi salah satu pemateri katanya."

"Terus lu chat dia terus? Emang ga ganggu?"

"Kalau ganggu pasti dia ga akan bales kan?"

"Hmmm," Namjoon mengambil remote di sampingnya dan mengganti channel karena memang sedang iklan. "Ya ga mungkin dia bilang. Lu nya aja yang harus pengertian sebagai pacar yang baik."

"Bukan pacar!"

Kepala Namjoon menoleh dengan cepat ke arah Taehyung. "Jadi kalian sampe sekarang belum resmi?"

Taehyung menjawabnya dengan gelengan kepala. Setelah itu dia kembali mengambil handphonenya karena bergetar. Tentu itu pesan dari Akas dan Taehyung pun segera membalas nya.

Namjoon pun ikut menggelengkan kepalanya. Lebih tepatnya dia pusing. Dia memang pernah membocorkan masa lalu adiknya kepada Jungkook. Tapi itu pun tidak semuanya.

Namjoon kira Jungkook akan bisa menangani hal itu sesuai yang dia pikirkan tapi nyatanya justru terkesan mempermainkan adiknya saja.

"Dan," suaranya membuat Taehyung menoleh menghadap Namjoon. "Bilang sama Akas buat resmiin lu secepetnya, atau lu bakal gue comblangin sama temen gue."

"Kok gitu sih?" Taehyung melipat kedua tangannya dan menatap kakaknya kesal. "Lagian juga ga ada masalah kok. Yang penting kan kita saling sayang."

"Iya gue tau, tapi emang mau sampe kapan kalian ga jelas gini? Terus kalau ditanya hubungan kalian apa, emang mau jawab apaan? status lu berdua kan ngegantung, tarik talinya kuat-kuat juga mati."

"Ngomong apasih kak!"

"Jawab dulu, kalau kalian ditanya hubungan bakal kasih jawaban apa?"

"Bukan pacar."

"Temen?"

Taehyung lalu menunduk sambil memainkan handphone di pangkuannya. "Bukan."

Taehyung jadi ingat kalau teman-teman nya juga pernah bertanya mengenai hubungannya dengan Jungkook itu apa dan Taehyung tidak bisa memberikan jawaban yang pasti.

"Berarti masih ada kesempatan dong buat gue deketin kak Akas?"

"Lu tau tipenya dia ga, Dan? biar gue gampang dapetin kak Akas."

"Gue juga ga masalah sih saingan sama kalian kalau model cowoknya seganteng kak Akas."

Dan saat mendengar itu semua dada Taehyung rasanya sesak sekali. Ingin bilang kalau Jungkook miliknya tapi kenyataan berkata bahwa Taehyung dan Jungkook bukanlah siapa-siapa. Fakta itu sebenarnya lebih menyakitkan daripada omongan teman-temannya yang lain saat membicarakan Akas di depannya. Taehyung tidak bisa berbuat apa-apa kecuali diam, mendengarkan, menanggapi secukupnya dan tersenyum.

Namjoon yang melihat perubahan pada wajah adiknya segera bergeser untuk duduk lebih dekat dengan Taehyung. Dia mengacak rambut adiknya hingga berantakan. "Ga usah cemberut gitu ah. Gue cuma ga mau nanti ada yang sakit hati diantara kalian cuma gara-gara alasan kalian yang nyaman kaya gini."

"Kak," Taehyung mendongak dan menatap kakaknya. "Kalau gue nembak kak Akas lebih dulu, gapapa?"

Selanjutnya Namjoon tertawa karena baginya ucapan Taehyung terdengar lucu sekali. "Ga lah. Daripada saling nunggu dan ga tau kapan pastinya. Kalian kan udah sama-sama gede."

"Yaudah ntar gue ngomong sama kak Akas deh."

"Jangan lama-lama dek. Kalau ga berani biar gue aja yang samperin."

"NO!" Taehyung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Ini urusan gue sama kak Akas. Jadi ga ada yang boleh ikut campur."

Namjoon pun tersenyum lalu mengusak rambut Taehyung. "Adik gue emang udah gede."

"Makasih kak sarannya." Lalu Taehyung memeluk Namjoon. "Kakak gue emang yang terbaik..."

"Manis kalau ada maunya. Dasar..."

Taehyung tertawa geli. Lalu dia menyandarkan tubuhnya dan mengirim pesan kepada Jungkook agar dapat segera bertemu. Kalau bisa sih malam ini juga. Iya, Taehyung ingin bicara sama Jungkook pokoknya.

-

Jungkook sengaja memilih tempat duduk dibarisan belakang. Alasannya biar bisa lebih jelas lihat sekelilingnya. tapi yang paling penting sih biar leluasa kalau mau balas chat dari Taehyung. Bahkan Jungkook sampai tidak fokus dengan acara yang sedang berlangsung sebab terlalu sibuk membalas pesan dari Taehyung.

Dahinya mengernyit saat Taehyung memintanya untuk bertemu. Tumben sekali kesayangannya itu minta untuk segera bertemu. rindu atau ada sesuatu yang penting? Jungkook tidak tahu dan tidak ingin menebak. Justru dia jadi tidak tenang dan ingin cepat menemui Taehyung.

Jungkook melihat kembali kertas undangan yang ada di tasnya dan kira-kira bagiannya akan selesai 2 jam lagi. Jadi Jungkook pun bilang kalau dia akan menemui Taehyung sekitar jam 9 malam atau lebih. Dia juga bilang kalau setelah ini gilirannya untuk menyampaikan materi jadi kalau tidak balas artinya dia sedang bertugas.

"Makasih Kas udah menuhin undangan kita." kata salah satu panitia ketika Jungkook udah balik duduk di kursi belakang.

"Kaya sama siapa. Gue balik duluan ya, maaf nih ga bisa nemenin ngobrol-ngobrol kaya biasa."

"Niatnya mau ngajakin ngopi dulu di depan sambil ngobrol. Tapi yaudah, hati-hati di jalan Kas."

"Sip! Makasih."

Jungkook pun segera keluar dari ruang acara dan menuju parkiran. Dia tidak lupa untuk mengirimkan pesan lebih dulu yang mengatakan kalau dia sudah di jalan. Lalu dia melajukan motornya ke kosan Taehyung. Rasanya sudah tidak sabar sekali untuk bertemu.

Jungkook tidak menyangka saat dia memasuki halaman depan kosan, Taehyung sudah berdiri menunggunya. Dia menghentikan motornya tidak jauh dari posisi Taehyung dan segera turun.

"Udah lama ya?" tanya Jungkook saat sudah berhadapan dengan Taehyung.

"Aku punya dua pilihan yang harus kak Akas pilih salah satunya." Taehyung menjawabnya dengan pertanyaan lain dan tanpa basa basi lebih dulu. Dia juga mengucapkannya dengan wajah yang serius dan kedua tangan yang terlipat di depan dada sedari tadi.

"Iya, apa yang harus aku pilih?"

"Jadiin aku pacar. Pilih kak Akas yang tembak aku atau aku yang tembak kak Akas?"

(s)ay...ang || KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang