5

25.6K 2.9K 118
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam namun Rendra belum tidur. Padahal, pesta sudah usai sejak dua jam yang lalu.

Rendra sudah mandi dan berganti baju. Dia kini sedang merebahkan tubuhnya yang terasa sedikit lelah. Sebelah tangannya dia jadikan bantal. Dan tatapan matanya lurus ke arah langit-langit.

Pikirannya berkelana pada waktu dia berdansa dengan Laila tadi. Harum tubuh gadis itu membuat Rendra merasa tenang. Sampai sekarang, dia masih bisa mengingat harumnya.

"Andaikan aku punya nomor ponselnya," gumam Rendra.

Dia akui, sejak pertama kali bertemu dengan Laila 10 tahun yang lalu, dia sudah terpikat oleh keindahan mata Laila. Kecantikan wajahnya bahkan selalu diingat oleh Rendra saat berada di Perancis.

Dulu, dia memang dengan spontan mengucapkan janji itu. Sejak di Perancis, Rendra sedikit menyerah karena berpikir dia akan selamanya di sana. Tak percaya, ayah dan ibunya meminta dia pulang dan memimpin perusahaan pusat saja. Betapa bahagianya Rendra saat itu. Ingatannya kembali pada gadis kecil yang pernah dia tolong.

Di hitung, pasti anak kecil itu sudah berubah menjadi seorang remaja cantik yang memukau. Dan benar saja, Rendra sampai terkagum-kagum saat melihat Laila. Kenapa dia bisa langsung mengenali Laila adalah gadis kecil yang dulu dia tolong? Karena Rendra hafal keindahan mata itu. Juga kalung yang dia berikan.

Terkadang, Rendra bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah perasaannya terhadap Laila normal dan wajar? Mengingat, usianya dan usia Laila yang terpaut jauh. Dia hanya takut kalau saja nanti dia dan Laila menjalin hubungan, orang-orang akan menganggapnya seorang pedofil.

Tidak. Itu mengerikan.

Lamunan Rendra buyar kala telinganya mendengar suara ketukan. Rendra pun bangkit berdiri dan berjalan mendekati pintu yang dia kunci. Setelah pintu terbuka, Rendra bisa melihat wajah teduh ibunya yang sudah mengenakan daster rumahan.

"Belum tidur?" tanya Gea. Dia masuk ke dalam kamar Rendra dan duduk di samping ranjang. Rendra menutup pintu terlebih dulu dan menyusul ibunya.

"Belum, Ma. Mama juga?" tanya Rendra.

"Iya. Mama belum mengantuk. Sedangkan Papamu sudah ngorok dari tadi," jawab Gea dengan kesal. Rendra terkekeh pelan mendengarnya.

"Rendra, bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya Gea. Rendra menatap wanita yang sudah melahirkannya itu dengan lembut.

"Baik, Ma. Aku senang bisa kembali tinggal di Jakarta," jawab Rendra. Gea terdiam seraya menatap netra Rendra dengan lekat.

"Rendra, Mama tadi lihat kamu berdansa dengan Laila," ucap Gea. Sebenarnya, tujuan dia datang ke kamar Rendra adalah untuk membahas Laila.

"Iya, Ma," balas Rendra. Gea bisa melihat, sinar kebahagiaan di mata Rendra.

"Rendra, apa kamu tertarik pada Laila?" tanya Gea lagi. Rendra menatap Gea dan mengangguk pelan.

"Iya, Ma. Sudah sejak dulu aku berharap bisa bertemu dengannya lagi. Beruntung, dia datang ke sini," jawab Rendra dengan senyuman lebar yang tersungging di bibirnya. Gea terdiam tak mengerti maksud anak sulungnya itu.

"Maksudmu?" tanya Gea tak mengerti.

"Ma, dulu aku pernah bertemu dengannya. 10 tahun yang lalu sebelum aku berangkat ke Perancis. Dan, aku sudah tertarik padanya sejak dulu," jawab Rendra. Kening Gea berkerut bingung mendengarnya. Mencoba menghitung, matanya membelalak kaget setelah bisa menebak.

"Ya ampun Rendra! 10 tahun yang lalu Laila masih seorang anak kecil!" pekik Gea tak percaya. Rendra tersenyum malu-malu mendengarnya. Memang, waktu itu usia Laila masih 8 tahun. Sedangkan dia sudah menginjak 21 tahun.

"Ya, kalau perasaan tak bisa dipaksakan Ma," balas Rendra dengan suara pelan. Gea menatap Rendra tak percaya. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.

"Rendra, mumpung perasaanmu terhadap Laila masih tahap tertarik, Mama minta jangan berharap lebih padanya," ucap Gea. Kini Rendra yang bingung.

"Kenapa?"

"Karena Laila mantan pacar adikmu," jawab Gea. Rendra terdiam mendengarnya. Lalu, dia teringat kejadian di pesta tadi. Saat ada seorang gadis mengucapkan selamat padanya. Lalu, Laila bilang gadis itu calon adik iparnya. Dan Rendra ingat bagaimana wajah sinis Laila kala melihat gadis itu. Ternyata, itu alasannya.

"Ma, mereka sudah jadi mantan. Bukan pasangan lagi," ucap Rendra.

"Mama tahu. Tapi, baru hari ini mereka putus," balas Gea. Lagi-lagi, Rendra terdiam mendengarnya. Dia merasa aneh jika Aldi dan Laila baru putus hari ini. sedangkan tadi, ada gadis yang kata Laila pacar Aldi. Semudah itukah Aldi mencari pengganti?

"Rendra, Mama hanya tidak mau ada gosip miring tentang Laila nanti. Bagaimana pun juga, ibu Laila adalah teman Mama," ucap Gea. Dia menyentuh lengan Rendra dan menggenggamnya.

"Kalau saja kamu jadian dengan Laila, maka akan timbul berita buruk tentang Laila. Mereka bisa saja berpikir Laila mencampakkan Aldi karena bertemu denganmu yang lebih dari Aldi," ucap Gea lagi.

"Mama juga tahu kok kalau Aldi sudah punya pacar lagi. Zia tadi bercerita. Katanya, Aldi mengkhianati Laila. Makanya hubungan mereka kandas," lanjut Gea.

"Laila itu seorang perempuan. Dan Mama juga seorang perempuan. Maka dari itu, Mama tidak ingin ada gosip buruk tentang Laila nanti kalau saja kamu menjalin hubungan dengannya. Pikirkan juga perasaan adikmu. Mama tahu, dia menyesal telah menduakan Laila. Aldi bahkan sudah berencana memutuskan selingkuhannya itu. Jangan sampai, kalian bertengkar hanya karena seorang perempuan," pesan Gea. Dia bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kamar Rendra. Meninggalkan Rendra yang diam terpaku di tempatnya.

***

Aldi menatap layar ponselnya yang menampilkan deretan pesan dengan emoticon menangis dari Raina. Ya, melihat tatapan penuh puja dari kakaknya untuk Laila membuat Aldi bertekad untuk kembali mendapatkan hati mantan kekasihnya itu.

Dua bulan yang lalu, dia memang tergoda oleh Raina. Wajah lugu dan cantik Raina membuatnya tertarik. Diam-diam, dia selalu menemui Raina tanpa sepengetahuan Laila. Dia mengajak Raina jalan, makan dan meminta nomor ponselnya. Hingga akhirnya, dia dengan berani menduakan cinta Laila.

Dia pikir, dia akan selalu bisa menyembunyikan hubungan rahasianya dengan Raina dari Laila. Dan itu berhasil. Namun, hanya beberapa saat saja. Hingga akhirnya Laila tahu perselingkuhannya.

Awalnya, Aldi coba melepaskan saja. Tetapi, melihat Laila berdansa dengan kakaknya tadi membuat sesuatu dalam diri Aldi bergejolak. Dia merasa tak rela melihat Laila yang terlihat begitu romantis dengan pria lain. Dan detik itu juga, Aldi bertekad akan merebut hati Laila lagi.

Karena tekadnya itu, dia pun memutuskan Raina. Raina menolak dan mengirimkan berpuluh-puluh pesan yang disertai emoticon menangis. Namun, Aldi tak peduli. Tujuannya adalah mendapatkan Laila kembali sebelum Laila menjadi milik kakaknya.

_______________________________________

Hai hai...
Bagaimana???
Jangan lupa vote dan komennya ya...

My Little GirlWhere stories live. Discover now