pertama

118 5 0
                                    

december/

aku mengingatnya sebagai pertemuan di ruang belakang dekat kantin, kupikir itu adalah pertemuan pertama dengannya namun aku sadar itu adalah pertemuan yang kesekian kalinya.

dari kejauhan aku melihatnya dengan sebuah bola basket, saat itu juga aku tahu ia sangat menyukai basket, tapi yang tak kupahami adalah senyum yang terukir di wajahnya bahkan ketika dia berlalu di hadapanku.

- ah mungkin dia tersenyum terhadap semua orang -

tapi kelak aku akan tahu untuk siapa senyum itu adalah karenaku dan hanya untukku.


untukmu tuan Where stories live. Discover now