1. Sulapan

275 15 0
                                    

Setiap perayaan adalah sebuah ekspresi rasa syukur pada seseorang atau suatu keadaan dan mengulanginya terus pada hari tertentu, hari yang dirayakan. Biasanya orang akan berkumpul bersama dengan sesamanya, melakukan ritual bersama, makan bersama dan bersenang-senang bersama.

Tama adalah seseorang, bukan pria maupun wanita. Alat-alat tubuhnya menjelaskan bahwa dia memiliki kedua fungsi. Tak satupun yang cenderung ke jenis kelamin tertentu. Jadi dia tidak bisa memilih dan tak satupun orang memberinya pilihan. Dia tidak merayakan sesuatu bersama dengan orang-orang, karena dia berbeda. Tama bahkan tidak dapat merayakan hari ulang tahunnya, karena dia tidak tahu. Dia juga tidak mengenal orangtuanya. Tapi Tama tahu alasan dari namanya. Hanya karena sebelumnya neneknya memiliki kucing yang dinamai Tama, maka neneknya memberi dia nama Tama. Tapi sekarang nenek sudah meninggal. Tama telah diusir dari rumah nenek oleh seseorang. Orang bilang dia bukan cucu nenek. Tama sekarang tidak punya tempat tinggal dan meminta makanan dari orang-orang di pasar.

Dia tidak sekolah, tidak punya keluarga, tidak punya teman, tidak punya agama. Dia jarang bicara. Dia dianggap gila.

Pada suatu subuh, pria yang biasanya menurunkan muatan dari truk mendapat kecelakaan. Tak seorangpun yang langsung menggantikannya. Orang-orang di pasar, para penjual buah dan sayur sedang membahas orang yang bersedia untuk menurunkan muatan. Tama sedang mengamati dan sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dia kemudian melompat ke truk dan menurunkan barang-barang dengan cepat dan rapi, persis seperti orang yang sebelumnya.

Sejak saat itu, Tama datang setiap pagi ke pasar untuk menurunkan muatan. Tama diberi uang. Sebelumnya dia meminta makanan dari orang-orang, sekarang dia membeli makanan untuk dirinya sendiri.

Pada suatu malam, ada pasar malam di lapangan dekat pasar yang biasa. Ada pertunjukkan. Seorang badut membuat sulapan dan mengumpulkan uang dari orang-orang yang mengelilinginya untuk menonton. Si badut menyanyikan sesuatu yang aneh, kemudian beberapa pita menjadi bunga, sebuah ember kosong dengan kain putih menjadi tiga ekor kelinci, dll. Tama sangat suka sulapannya dan menaruh uang di kotak si badut. Di akhir pertunjukkan, Tama mendekat ke si badut. Dia sangat ingin tahu lagu mantra yang diucapkan oleh si badut.

Tama bertanya, "Bagaimana?" Tama menunjukkan beberapa gerakan yang mencontoh si badut sebelumnya. Kemudian dia mengatakan sesuatu yang aneh demi menirukan si badut.

Si badut mengerti maksud Tama. Tama ingin tahu bagaimana menyulap sesuatu. Si badut mempersiapkan peralatannya dan merapal mantra, "bububabah beuh beuh koak koak" berulang-ulang dan meminta Tama untuk menirukannya.

Tama mengikuti contoh. Ada ember kosong dengan kain putih diatasnya, ketika dibuka, ada tiga kelinci di dalamnya. Tama luar biasa bahagia dan si badut tertawa dengan keras.

Seusai pertunjukkan, Tama membeli ember kosong dengan kain putih, merapal mantra berkali-kali di depan ember, tapi tidak terjadi apa-apa. Tama ingin bertanya lagi pada si badut, tapi si badut telah meninggalkan pasar. Tama masih saja merapal mantra dan juga ngelindur di tidurnya di sekitar pasar.

Ada juga kucing di pasar. Empat kucing mengelilingi Tama dan sedang memperhatikan saat dia tidur. Mereka sedang menangis. Mereka merasa kasihan kepada Tama. Tama adalah orang yang paling malang, masih saja orang yang tidak berperasaan menipunya.

Celebration Day for TamaWhere stories live. Discover now