"Jeno~"

Jaemin memeluk Jeno dari belakang. Memberikan ciuman di pipi Jeno sebelum menyapa orang lain yang ada disini

"Hai, Haechan. Dan hai kakak-kakak semua"

Jungwoo tersenyum melihat Jaemin, begitu juga dengan Lucas. Tapi tidak untuk Haechan dan Mark. Mereka hanya diam dan melihat bagaimana Jaemin memeluk Jeno dengan begitu posesifnya.

"Kamu tidak menyapaku?" tanya Jeno

"Hee, tidak." balas Jaemin

"Ada apa. Kenapa senang sekali?" tanya Jeno lagi

Memutari sofa, Jaemin kini duduk di samping Jeno. Tangannya merangkul lengan Jeno. Menipiskan jarak di antara mereka.

"Aku berhasil mendapatkan ini dong."

Jaemin memperlihatkan pada Jeno sebuah foto dirinya yang mendapatkan sebuah penghargaan. Melihat apa yang didapatkan kekasihnya, Jeno juga tidak lupa ikut bahagia.

"Selamat Na. Kamu memang terbaik" ucap Jeno sambil mencium pipi Jaemin

Yang lain hanya diam, melihat bagaimana kedua orang itu mengumbar kemesraan mereka. Membiarkan Jaemin yang sedang bahagia bersama Jeno

"Iya Jaem, kamu benar-benar terbaik"

"Terimakasih kak Lucas" ucap Jaemin. " Oh iya. Kamukan pernah janji akan memberiku hadiah. Jadi mana hadiahnya?" lanjut Jaemin pada Jeno

"Kamu mau minta apa?" tanya Jeno

"Hmm, Apa ya?" Jaemin meletakkan telunjuknya di bibir, seolah-olah sedang berfikir.

Haechan yang sedari tadi diam, kini mulai mengalihkan pandangannya. Tidak suka dengan apa yang dilakukan Jaemin dan Jeno di dapannya. Entahlah, rasanya dia ingin sekali marah, tapi ada sisi di dalam dirinya mengatakan jika percuma saja dia marah. Dia bukan siapa-siapa di hidup Jeno

"Ah, bagaimana kalau 3 hari nanti kamu menjadi supirku. Temani aku kemanapun aku mau?"

Mendengarkan hal itu, Haechan mengerutkan keningnya. Apa tidak terlalu berlebihan permintaan Jaemin pada Jeno. Bukankah Jeno juga sibuk dengan kerjaannya.

"Baiklah, aku akan meminta Yeeun untuk mengosongkan jadwalku 3 hari kedepan"

"benarkah? Tidak bohongkan?"

"Iya, apapun untukmu Na"

"Jeno terbaik" ucap Jaemin sambil memeluk Jeno. Membuat Haechan semakin kesal.

Dengan mudahnya Jeno meng-iyakan semua yang Jaemin minta darinya. Bahkan semua yang ada di Jeno dengan mudahnya Jaemin bisa memilikinya. Salahkan jika dia sekarang merasa kesal dengan Jaemin? Salahkan jika dia sekarang iri dengan apa yang di miliki Jaemin?

"Haechan, di mana Jayden?"

Haechan sedikit terkejut saat Jaemin tiba-tiba bertanya padanya. menstabilkan suaranya, Haechan kini tersenyum pada Jaemin

"Sedang tidur di atas"

"Bolehkan aku melihat? Aku merindukannya?"

Haechan mengangguk, dengan semangat Jaemin berjalan menaiki tangga. Meninggalkan Jeno yang hanya tertawa geli dengan tingkah Jaemin

"Jangan terlalu sering meninggalkan pekerjaanmu Jeno. Tidak baik untuk perkembangan bisnismu" ucap mark saat Jaemin benar-benar tidak ada di antara mereka

"Aku bekerja nantinya juga untuk Jaemin. Jadi kenapa aku harus meninggalkannya demi pekerjaan. Jika nanti Jaemin meninggalkanku juga percuma aku membangun semua itu." Ucap Jeno.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang