The Failure Keeps Repeating

14.8K 1.3K 383
                                    

Bab ini mengandung adegan 21+

Dimohon dedek gemes di bawah umur skip adegan hot di akhir bab.

Sudah diperingatkan, ya. Kalau masih nekat baca, dosa ditanggung kalian sendiri.

Oke? Sip!

Happy reading!

☘️☘️☘️☘️☘️

Humaira duduk di karpet, menunggui Roland sedang asyik menggigiti teether. Gusinya gatal dan benda kenyal itu memberi efek menyenangkan ketika digigit.

Sedangkan bu Intan tidur di kasur dipan kayu di sebelah mereka. Humaira baru saja menyuapinya makan siang dan meminumkan obat. Sekarang efek obatnya sedang bekerja, bu Intan tertidur pulas.

Merasa tidak ada yang dilakukan, Humaira membekap mulut untuk menguap. Roland belum ada tanda-tanda mengantuk. Bayi itu masih segar, bugar, ceria.

Wajar saja. Di dalam mobil tadi Humaira memberi Roland obat anti nyeri resep dari dokter yang berefek menidurkan. Bahkan ketika sampai di rumah induk ini, Roland masih tertidur pulas selama satu jam, dan baru bangun tiga jam yang lalu.

Humaira terkantuk-kantuk, dikagetkan suara notifikasi ponselnya. Satu pesan baru dari Liand menanyakan kabar Roland dan dirinya.

Tersenyum senang, Humaira segera membalas pesan tersebut agar suaminya tidak mencemaskan keadaan Roland dan dirinya.

Humaira Ainun Azzrika
Alhamdulillah Roland udah nggak rewel. Aku juga udah baikan. Kamu lagi di kantor?

Menunggu setengah menit, Humaira mendapat pesan balasan dari Liand.

Daddy-nya 2R
Ya. Sebentar lagi keluar untuk survey lokasi proyek baru. Mungkin pulang malam. Kamu pulang jam berapa?

Humaira mengetik balasan, mengatakan bahwa mereka akan sampai di apartemen selepas Isya.

Liand membalas dengan mengatakan akan pulang malam, sebab lokasi survey berada di Sidoarjo.

Wanita bermata biru itu mendesah sesaat, merasa kasihan pada suaminya. Rasa bersalah itu kembali menggayuti hatinya.

Andai saja dia tidak sibuk bolak-balik Surabaya-Malang, sudah pasti Liand akan terawat dengan baik. Dia akan memasak bekal untuk makan siang sehingga CEO itu tidak perlu membeli makanan di luar, menungguinya pulang, bahkan memberinya servis di ranjang dengan hati-hati tanpa melukai janin di dalam rahimnya.

Kepala Humaira menoleh pada bu Intan. Namun demi wanita tua ini, ia terpaksa mengabaikan Liand untuk sementara.

Tersadar belum mengirim pesan balasan, Humaira segera mengetik dengan cepat, lalu mengirimkannya pada Liand.

Humaira Ainun Azzrika
Oke. Hati-hati di jalan. Jangan lupa makan malam nanti.

Humaira benar-benar berharap Liand bisa menjaga kesehatan dengan makan teratur.

Daddy-nya 2R
Kamu juga, hati-hati di jalan. Titip cium buat anak-anak.

Dahi Humaira berkerut. Hanya anak-anak? Lalu, ciuman untuknya tidak ada?

Humaira Ainun Azzrika
Ciuman untukku nggak ada? Aku cium duluan deh kalau gitu :-* Love you so much

Centang dua abu-abu.

Toxic Temptation (Old Version-tersedia PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang