"Aku tidak menyangka Jaemin akan menyukai Jeno. Lihatlah, dia terlalu manis untuk Jeno"

"Ya, kamu benar. Dia sangat manis"

Memang tidak bisa di pungkiri jika Jaemin di mata Mark sekarang sangatlah manis. Tapi Mark juga sadar diri. Kini dirinya sudah memiliki semuanya, Jaemin bukanlah untuknya. Yang harus dia pikirkan adalah keluarganya bukan orang lain yang jelas-jelas bukanlah miliknya.

"Jangan melamun. Kamu membuatku takut" ucap Lucas

"Sudahlah ayo makan, setelah itu kita kembali."




~~







"JENO"

Dugh,

Ackk

Jeno yang tadinya sedang menikmati tidurnya di kejutkan dengan suara cempreng yang sialnya sangat dia kenal. Jeno menggosok kepalanya yang terbentur dengan benda keras lainnya. Melihat benda apa itu, mata Jeno membola saat melihat itu adalah kepala orang.

Reflek Jeno menjauh dari tempat tidur, hingga tubuhnya terjatuh ke lantai. Mengerjapkan mata pelan, kini Jeno sepenuhnya sadar. Matanya melihat kesekeliling.

"Nana," lirihnya.

Jaemin yang berada di ambang pintu menatap Jeno dengan tatapan yang sangat sulit di artikan oleh Jeno. Mata hitam Jaemin terlihat berkilau, Jeno yakin sebentar lagi dia akan menangis.

"Na, ini tidak seperti yang kamu lihat"

"Apa? Apa yang aku lihat."

Jaemin memberikan tatapan kecewa pada Jeno. Bahkan kini matanya sudah basah. Dengan cepat Jeno menghampiri kekasihnya itu. Menarik Jaemin kedalam pelukannya.

"Jangan marah Na, aku tidak melakukan apa-apa. Aku berani bersumpah."

"Jelas aku marah denganmu, aku tau ini urusan pekerjaan tapi apa wajar jika kamu berbagi kamar tidur dengan sekretarismu."

Tangan Jaemin memukul dada Jeno, tubuhnya mencoba untuk melepaskan pelukan Jeno. Tapi tetap saja gagal. Kekuatan Jeno lebih besar daripada dia.

"Kamu memang tidak pernah serius denganku Jeno. Bukankah dari dulu kamu hanya mempermainkanku"

Jeno semakin mempererat pelukannya. memberikan beberapa kecupan di kepala Jaemin untuk menenangkan. Perlahan Jaemin luluh, walaupun masih menangis tapi setidaknya dia tidak memberontak di pelukan Jeno

"Dengar, aku tidak pernah mempermainkanmu. Aku serius denganmu Na. Apa kamu pernah melihat keraguan di mataku jika semua menyangkut tentang dirimu?"

Tangan Jeno menangkup pipi Jaemin, ibu jarinya membelai dan menghapus jejak airmata Jaemin.

Jaemin masih sesegukan saat tangannya di tarik lembut Jeno untuk mendekati ranjang itu. Membuka selimut yang menutupi tubuh Yeeun; sekertaris Jeno, Jaemin kini kembali menatap Jeno.

"Aku tidak tidur dengannya. Dia mabuk dengan dua orang itu. Aku hanya memindahkan mereka bertiga kesini. dan sepertinya aku ketiduran. Aku juga tidak tau kenapa yang di ranjang hanya Yeeun dan mereka berdua bisa di lantai. Tapi serius Na aku tidak tidur dengannya. Aku hanya tidak sengaja ketiduran. Maafkan aku Oke"

Memang benar apa yang di katakan Jeno, di kamar ini bukan hanya ada dirinya dan sekertarisnya. Ada dua orang lain lagi. Tapi karena mereka ada di lantai dan tidak terlihat saat Jaemin masuk, jadinya yang terlihat hanya Jeno dan Yeeun yang tidur bersama di ranjang

"Kita bicara diluar ya, biarkan mereka tidur"

Jaemin hanya mengikuti apa yang dikatakan Jeno. Membiarkan tangannya di tarik oleh Jeno.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora