MBB 0.3

43K 1.4K 86
                                    

Hello Guys... 👋👋Makasih banyak buat yang baca cerita inii.. Luv u all💕💕. Gue seneng banget sih buat kalian yang udah comment dan semangatin gue buat lanjutin ini cerita hwhw😁😊.

Langsung aja ke ceritanya ya..
*Alur cerita di chapter ini berubah

Warning Typo Bertebaran!!!!!

"Aku merindukanmu.. walaupun hanya beberapa saat kita sedang tidak lagi berdekatan, tetapi rasa rindu ini mulai terasa menyakitkan dan membunuhku secara perlahan"-R

Friday 14:35 PM

Nita POV

"Akhirnya selesai juga, documentnya tinggal diprint," ucapku dalam hati sambil memencet tombol save dan tombol yang ada simbol printer. Aku melirik jam yang menempel didinding yang berwarna hitam dan putih itu sejenak, "Lah.. DEMI APA udah jam satu," ujarku panik.

"Aduhh gimana doong.. aku lupa makan siang lagi, kalau gak makan bisa kena maag, tapi kan kalau mau makan juga udh selesai jam makan siangnya," gumamku pelan sambil menatap perutku dengan tatapan khawatir.

"Ya udah deh, coba izin ke Pak Boss dulu kali ya.. bisa kali dikasih keringanan", ujarku.

Jarak antara ruanganku dan ruangan atasanku itu cukup dekat, mungkin kalian bingung dari pekerjaanku— hanya sebagai sekretaris dari sebuah perusahaan fashion yang cukup terkenal tetapi berbeda jauh jika dibandingkan salah satu perusahaan milik Ricko.

Tok..tok..tok..

"Silahkan masuk!!" ucap seseorang didalam ruangan tersebut yang tak lain adalah bos ku yang super dingin dan super duper disiplin.

"Selamat siang pak", ucapku sambil menampilkan senyum terbaik andalanku. Pak Rega alias Bosku itu tidak membalas sapaanku, bagaimana mau membalasnya.. menoleh kearah ku saja sama sekali tidak.

Rega terlihat sangat fokus dengan setumpukan document yang sangat tebal, memang... 2 minggu lagi akan ada pameran fashion dari seluruh kalangan perusahaan fashion maupun designer terkenal.

"Ehm"— ternyata dehemanku berhasil menarik perhatian Rega. Rega mengangkat wajahnya dan tersenyum kecil saat melihatku, ada raut senang saat dia melihatku.

Aku terkadang bingung oleh sikap Rega, dia membuatku merasa bahwa aku adalah pacarnya. Padahal aku dan dia sudah menjadi mantan.

Bahkan Rega juga pernah membuat diriku menginap di kantor karena Rega meminta diriku untuk menemaninya lembur, menangis tanpa alasan dihadapanku, atau bertingkah seperti bayi untuk mendapatkan perhatian diriku.

"Umm.. maaf pak Rega, saya kesini untuk minta izin untuk makan siang.. karena tadi saya sedang menyelesaikan document yang bapak suruh selesaikan hari ini juga, membuat saya tidak sempat makan siang dan saya berharap bapak mengizinkan", ujarku berusaha seformal mungkin.

Jujur saja, muka serius Pak Rega selalu membuatku ingin menggodanya. Seperti kali ini, aku berniat untuk menjahilinya dengan mendekatkan mukaku ke mukanya.

Sekarang muka ku sangat dekat dengan muka Rega, hanya tersisa 4 cm lagi.. aku sudah bisa mencium bibir tebal bewarna kemerahan khas Rega.

Rega menutup matanya, mencoba merasakan napasku yang menerpa diwajahnya, aku tau bahwa Rega berharap untuk dicium. Aku tersenyum geli melihatnya dan kubiarkan saja diposisi ini selama beberapa detik.

MOMMY BABY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang