BAB 9

28 3 0
                                    

Beberapa bulan sudah terlewati,
Caca pun sudah terbiasa dengan lingkungannya, tapi tentang Munggaran masih tetap berjuang menaklukkan hati seorang Natasha Carla Prianggada.

Di kelas Caca,
"Caca, kamu dipanggil Bu Yati ke kantor," ucap ketua kelas Caca
"Gue?oh oke," cuek Caca
"Kenapa Lo,Ca?" tanya Dinda
"I don't know," ucap Caca sambil menaikkan bahunya.

Caca menuju kantor Bu Yati,
"Permisi bu, ibu panggil saya?"
"Oh iya, masuk Ca"
"Ada apa ya bu?" tanya Caca pada Bu Yati
"Caca tolong berikan surat ini pada ibumu, dan tolong minta ibumu datang menemui saya besok di sekolah."
"Mama saya lagi di Bandung bu.Sedang mengurus butik nya."

Bu Yati hanya menggeleng dan tersenyum,

"Boleh ibu minta nomor telepon mamamu?"
"08x xxxx xxxx"
"Caca, kamu tau kan apa yang ibu maksud?"

Caca hanya mengangguk.

"Caca kenapa nilai kamu selalu turun?ibu selalu mengingat kan kan jangan sepelekan hal ini kurang 3 bulan lagi kamu akan UAS.Kamu harus belajar dengan giat, tahun depan kamu juga sudah kelas XII dan harus mengikuti Ujian Nasional."

Caca hanya mengangguk, pasalnya dia telah mendengar kalimat itu berkali-kali.Caca sadar bahwa dia tidak seperti kakaknya yang jenius, pintar, rajin sampai study di Harvard university.

"Baiklah Caca kamu boleh kembali ke kelas."
"Permisi bu" ucap Caca balik kanan dan keluar dari kantor.

Munggaran juga keluar dari kantor Pak Aji seorang guru fisika dan kebetulan kantornya berada di sebelah kantor Bu Yati.

Munggaran memperhatikan Caca keluar dari kantor Bu Yati dengan wajah sedikit murung.

"Lhah dia kenapa?udah cuek,judes, terus sekarang murung kok gue sampai kasihan ya," pikir Munggaran.

Munggaran hanya mengikuti Caca dari belakang, namun Caca sepertinya tidak sadar bahwa Munggaran mengikutinya.Caca berhenti secara tiba-tiba dia sedikit berteriak

"Gue kan nggak sepintar Davaaaaaaa!"

Jelas Munggaran tersentak,
"Tuh bocah halu apa kerasukan sih"
gerutu Munggaran.

Caca berlari menuju kelasnya, Munggaran hanya diam dan tidak mengerti apa yang terjadi dengan Caca, Munggaran hanya bisa menatap punggung Caca yang sudah hampir tak terlihat.

****

Dinda hanya bingung teman sebangkunya sejak kembali dari kantor murung.
Bel istirahat berbunyi.

"Ke kantin yok Ca" ajak Dinda
"Lo duluan aja Din.Gue nggak laper."
"Lo kenapa sih Ca?Dari tadi murung melulu"
"Nggak papa, cuma lagi badmood aja" jawab Caca disertai cengiran
"Lo badmood tapi nyengir, yaudah gue duluan mo nitip pa nggak?" tawar Dinda pada Caca tapi Caca menggeleng dan menunduk melipat tangannya diatas meja, Dinda pun langsung pergi ke kantin.

Alex datang dan meletakkan satu botol good day di depan Caca
"Nih minum, biar hari Lo baik."
Ucap Alex duduk di bangku depan Caca.
Caca kaget,
"Ah Lo, gue kira siapa,"
"Siapa emangnya?" tanya Alex
"Enggak siapa-siapa juga sih.Thanks ya good day nya" sambil meminum sebotol good day yang diberikan Alex

"Lo kenapa?"dari tadi kayaknya murung terus"
"Lo merhatiin gue?"
"Hehe, ya gitu lah.Enggak bakal ada yang marahkan?"
"Hah, siapa yang marah?" ucap Caca sedikit tersedak
"Bukannya Lo deket sama Munggaran?"
"Oh, enggak juga sih.Cuma rumor."
"Syukur deh, tapi gue punya saingan buat dapetin Lo dong" ucap Alex dengan tawa, seketika Caca kaget tapi Caca langsung ikut tertawa.
"Ah, tapi gue serius" ucap Alex berhenti tertawa dan langsung menatap Caca serius.
"Oke, Lo lucu.Gue mau ke toilet dulu Lex." ucap Caca menepuk bahu Alex,Caca pun keluar dari kelas nya.
"Emang gue kayak ngelucu ya?" tanya Alex pada bangku Caca yang kosong.

****

Selesai Caca dari toilet, Caca berpapasan dengan June, June melihat Caca hingga menabrak sebuah tiang.
"Aw...ah kampret, siapa sih yang naruh nih tiang disini!" omel June lalu sambil memukul tiang yang dia tabrak.
Caca memandang June tidak mengerti apa yang dilakukannya.Caca akan meneruskan langkahnya, tapi dicegah oleh June
"Tunggu, Lo Caca kan?" tanya June
"Ada apa"
"Enggak, Lo dingin banget.Tapi kok bisa ya Munggaran suka Lo?"
"Tanya aja ke Munggaran langsung." Ucap Caca kemudian melanjutkan langkahnya
"Ah, Caca cuek banget.Pantesan Munggaran suka, kan Munggaran nggak suka cewek yang ramah, mempesona kayak mbak Narsih penjual cireng di kantin." Ucap June langsung pergi dari TKP.Tempat Kejadian Perkara.

Di kelas Munggaran,
"Si Juneidi tumben nggak bareng kita?" tanya Munggaran keteman-temannya
"Kecantol ama Mbak Narsih paling." timpal Daniel
"Tadi sih bareng gue, nguntitin gue sama Eva.Tapi dia terus pisah ijin ke toilet." timpal Aldo.

"HAI BROOO, SUAMINYA JENNIE BLACKPINK COMEBACK!" teriakan itu menggetarkan semua orang yang ada di kelas, ya itu teriakan dari suami jennie, eh salah Juneidi Dito Nugraha.

"Bich naneun solo" ucap june menyanyikan part lagu solo dari Jennie dengan muka se-nggatel nggatel ya.

"Mbak Narsih Lo kemanain, bego?" saut Daniel
"Hey bro, gue tau kalo bego itu gratis tapi nggak usah segitunya dong." ucap Munggaran dengan nada lembut
"Lo kesambet setan toilet jenis apa sih?" ucap Aldo.

"Gue kemarin nggak nonton tayo sehari, yah jadi gini deh." Sahut June enteng tanpa rasa berdosa sedikitpun.

Seisi kelas tertawa, mereka tau kalo June mempunyai otak yang kurang 3 perempat.
"JUNEIDI BIN NUGRAHA, LO ABSURD NAUDZUBILLAH."
Ucap Daniel, Munggaran, dan Aldo bersamaan dan langsung berpaling tidak melihat June lagi.

"Oke, bersambung." Ucap June.

****





Hehe, maaf kalo cerita saya nggak terlalu menarik atau kalo ada yang menyinggung perasaan saya minta maaf.

Please,vote and comment🙏❤️

Oktaaisyah 🌸

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lonely Girl And Genius BoyWhere stories live. Discover now