Part 3 - The Invitation

7.7K 427 1
                                    

Valey’s POV

Aku bangun dari tidurku. Aku melihat jam dinding. 6 pagi. Oke ini cukup pagi mengingat semalam aku menangis di pelukan Peter hingga entah jam berapa. Oke lupakan, dan jangan berpikir macam-macam. Peter adalah sahabat terbaikku sejak kecil. Dia bahkan tidak pergi setelah sikapku yang berubah dan justru memakluminya.

Aku langsung turun dari ranjang queen size ku dan langsung menuju kamar mandi. Setelah 30 menit rutinitas pagiku selesai. Aku keluar dari kamar mandi dan menuju walk in closet. Aku memilih kaos putih dengan kemeja kotak-kotak berwarna hijau tua dan sebuah jeans. Setelah berpakaian aku langsung menuju ruang makan.

Sepi. Hal pertama yang kulihat. Ya maklum lah karena ini masih pukul setengah tujuh pagi. Karena bosan akhirnya aku pergi ke dapur. Dapat ku lihat para omega yang sibuk mempersiapkan sarapan. Tiba-tiba ketua omega melihatku dan terkejut.

“Astaga. Alpha” sapa ketua omega tersebut sambil membungkuk.

Seketika kegiatan di dapur terhenti dan melihat ke arahku. Segera semua omega membungkukkan badan mereka.

“Kalian lanjutkan pekerjaan kalian. Aku hanya ingin mengambil segelas air”

“Kenapa alpha tidak menyuruh seseorang saja untuk mengambilkannya”

“Aku hanya ingin. Sekarang silahkan lanjutkan pekerjaan kalian”

“Baik alpha” ketua omega tersebut memberi isyarat dan seluruh omega kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.

Aku kembali ke tempat dudukku di meja makan. Masih sepi. Aku mulai bosan, akhirnya ku putuskan untuk pergi ke ruangan ku.

***

Ku lihat tumpukan kertas yang sangat menyebalkan. Menyebalkan memang karena tugas ‘alpha’ ini tidak cocok untuk seorang ‘luna’. Ya mau bagaimana lagi karena akulah ‘alpha’ tersebut dan bukan ‘luna’ karena memang aku belum menemukan mate ku.

Ku lihat kertas-kertas tersebut sampai aku menangkap sebuah kertas yang terlihat seperti undangan. Tunggu dulu, undangan? Kenapa aku tidak tau?

Kulihat tulisan di undangan tersebut. Red Eclipse Moon Pack. Undangan pengangkatan alpha baru. Red Eclipse Moon Pack memang akhir-akhir ini tidak terlihat karena sedang ada masalah pada pack tersebut. Bahkan pertemuan para alpha yang terakhir pun tidak hadir.

Aku pun langsung me mindlink Peter, betaku. Aku akan meminta penjelasan kepadanya. Tak berapa lama pintu ruangan diketuk. Setelah ku persilahkan masuk, terlihat lah sesosok Peter yang terlihat dengan wajah ala-ala bangun tidur dan pakaian yang dibuat serapi mungkin dengan terburu-buru, meski tetap tidak rapi menurutku.

“Undangan apa ini Peter? Kenapa aku tidak tau?” tanyaku to the point.

Peter nampak melihat undangan tersebut dan terkejut melihatnya.

“Emm, u-undangan ini diberikan ketika Alpha pergi setelah interogasi rouge kemarin. Ma-maafkan saya Alpha, saya melupakan hal penting seperti ini.” Terlihat wajah Peter yang menunduk dan menyesal.

Aku melihat Peter datar. Akhirnya aku pun mengembuskan nafas. Mau bagaimana lagi. Ini juga salahku. Karena kemarin aku marah dan pergi, pasti Peter khawatir dengan ku. Ditambah lagi Peter bertemu denganku malam hari dengan aku yang bersedih.

“Baiklah aku memaafkanmu. Sekarang kau kembali dan mandi. Akan ku tunggu di ruang makan.” Peter langsung bangkit tak percaya.

“Baiklah Alpha” segera Peter pergi meninggalkan ruangan.

***

Aku turun ke ruang makan. Sarapan akhirnya dimulai. Meja makan sepi tanpa ada yang berbicara. Hanya suara dentingan sendok dengan piring.

Ruang makan ini cukup sepi. Hanya beberapa orang. Mau bagaimana lagi, aku memang sebatang kara di sini. Setelah selesai sarapan, semua pamit untuk bekerja ke bagian masing-masing. Tersisa aku dan Peter di ruang makan.

Hening. Tidak ada yang memulai percakapan.

“Va-Val?” suara Peter mulai memecah hening.

“Hmm”

“Kau.. tidak marah, kan? Maafkan aku, Val”

Aku menatap Peter. Dapat ku lihat dia masih merasa bersalah. Ya ampun, itu hanya masalah kecil. Apakah aku selalu semenakutkan itu.

“Maafkan aku Val” melihat wajah Peter muncul sebuah ide di benakku

“Oke aku akan memaafkanmu. Dengan satu syarat” ku lihat Peter menaikkan kepalanya melihatku.

“Kau dan aku. Melakukan latihan tanding”

Peter menegang seketika. Ya aku tau, tidak ada yang mau latihan tanding denganku. Bukan karena aku alpha jadi mereka segan untuk latihan, namun karena setiap yang menjadi lawan tanding ku pasti mereka semua masuk rumah sakit.

“Ta-ta-ta-tapi tapi..”

“Tidak ada tapi tapian. Ku tunggu kau di camp pelatihan pukul 10 nanti”

Aku langsung meninggalkan Peter yang membatu di meja makan. Meskipun aku tetap memperlihatkan wajah dinginku, namun entah mengapa hari ini aku sedikit gembira. Tak terasa senyuman kecil tersungging di wajahku.

***

Author’s POV

“Jadi, bagaimana kabar rencanamu?” tanya seorang pria paruh baya yang terlihat mengerikan

“Tentu saja berjalan cukup baik” jawab seorang pria tinggi dengan mata hitam menawannya.

“Namun ku dengar rencana penyerangan dengan rouge gagal”

“Memang, tapi tidak apa. Paling tidak aku tau bagaimana kekuatannya sekarang”

“Kau memang bisa diandalkan. Kau memang sangat mirip ibumu ketika menyusun rencana. Penuh dengan taktik.”

“Jangan sebut ibu lagi. Ibu sudah tiada. Tak ku sangka ayah, kau bisa bertahan sebagai unmate sampai sekarang.”

“Rasa dendam ku lebih besar dari rasa sakit kehilangan mate. Aku tak akan tenang sampai semua keturunannya menderita.”

Senyum jahat terpanpang jelas di wajah kedua pria tersebut.

tbc.

============================

Hai, maaf ya kalo makin gak nyambung. Huehe
Maaf ya jelek.. minta komennya dong biar bisa diperbaiki.🙇

Aku mugkin akan update 2 Kali seminggu..😉

Semoga kalian suka yaa..
Vote komen ditunggu😊

The Destiny [Complete]Where stories live. Discover now