• what u need? •

1.2K 253 27
                                    

Tadi pagi Sehun menerima kabar kalau Irene sedang sakit. Kekasihnya itu bahkan tidak masuk kelas hari ini. Hal tersebut membuat Sehun melakukan semua tugasnya dengan buru-buru hari ini. Beruntung kelas terakhirnya dibatalkan karena dosen yang hendak masuk berhalangan.

Setelah membeli obat, buah, dan makanan kesukaan Irene juga tak lupa bubur sebagai menu makan siang gadis itu, Sehun segera tancap gas ke rumah Irene.

Sempat dia menelpon Irene sembari mengemudikan mobilnya. Hatinya tidak tenang membayangkan Irene yang hiperaktif mendadak tepar di kasur dengan hidung berair dan mata yang sembab.

Irene sangat jarang sakit, sehingga sekali sakit membuat Sehun was-was bukan kepalang.

Sehun bernapas lega saat Irene menerima panggilannya.

"Sehun-ah." Suara Irene terdengar serak dan lirih. Membuat Sehun semakin merasa khawatir.

"Aku sudah membeli obat, buah, dan makanan kesukaanmu. Kau jangan kemana-mana, ya," ujar Sehun jelas menyiratkan kegamangan yang menguasai rongga dadanya.

"Iya." Irene menyahut sekata lalu batuk pelan setelahnya.

"Kau butuh sesuatu lagi? Apa ada sesuatu yang kau inginkan?" Sehun bertanya menyebabkan Irene terkekeh pelan di seberang sana.

"Kau, aku butuh kau. Aku ingin kau mengusap kepalaku, hiks."

Sehun tersenyum tipis. "Jangan menangis, dong. Aku sudah hampir tiba."

Sehun juga sudah kelewat ingin memeluk Irene. Tertular demam dan flu gadis itu pun dia tak mengapa.

"Hati-hati. Jangan mengebut."

Sehun kembali mematut sebuah cekungan di wajah tampannya. "Irene?"

Sehun bisa mendengar suara Irene yang menarik ingusnya lalu gadis itu menyahut, "Apa?"

"Jangan jilat ingusmu, ya."

"Ish, kau ini membuat sebal saja. Tidak usah datang. Aku benci padamu!"

Reaksi Irene jelas mengundang tawa dari Sehun. Paling tidak Irene yang marah-marah menunjukkan bahwa sakit gadis itu tidak separah yang ia kira.

"Benarkah?" goda Sehun. Padahal pacar itu jelas-jelas sedang tidak enak badan.

"Iya, benar! Benar-benar bohong. Mana mungkin aku membencimu bodoh. Ah, sudahlah, aku malu. Aku tutup!"

Tawa Sehun kembali lepas. Apalagi karena Irene tidak sungguh-sungguh memutuskan panggilan. "Aku mencintaimu." Sehun berkata lembut melalui ponselnya.

Irene mendengkus di sana. "Aku tahu."

▪▪▪

Kalo kamu, butuh apa?



Dorimpa DorumpaWhere stories live. Discover now