• attack! •

1.7K 342 20
                                    

Ponsel Sehun menjadi satu-satunya benda yang berfungsi untuk mengungsikan rasa bosan Irene. Itu semua karena ponselnya yang kehabisan daya sejak satu jam lalu karena dia keasyikan bermain game 'si botak'.

Terlebih lagi, untuk saat ini Irene tidak bisa merecoki Sehun yang sedang membaca beberapa buku referensi di sebelahnya. Sehun bilang, dia akan bertarung dengan ulangan harian besok. Itu yang menjadi alasan mengapa mereka berdua berakhir duduk di pojok perpustakaan sore ini.

Irene tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan ponsel Sehun. Apalagi benda persegipanjang bewarna hitam metalik itu tidak memilik game apapun di dalamnya. Bukan karena Sehun tidak suka bermain game hanya saja pemuda itu lebih suka memainkan game di warnet. Kalau ponsel kekecilan, katanya.

Mengesampingkan hal itu, getaran di ponsel Sehun membuat Irene segera menatap layar dengan cepat. Mata Irene memicing kala mendapati sebuah pesan masuk yang sepertinya berasal dari teman sekelas Sehun.

Irene melirik Sehun sebentar sebelum membaca isi pesan yang baru saja masuk itu. Dan diam-diam Irene menggeram pelan saat tahu kalau pengirim pesan tersebut adalah seorang wanita.

Kim Hayeon
Sehun, apa kau luang? Aku tidak mengerti beberapa materi yang pernah disampaikan oleh Profesor Han. Bisakah kau mengajariku?

Irene mendecih pelan. Apa-apaan ini, menggelikan sekali. Tanpa berniat memberitahu pesan genit itu kepada Sehun, Irene segera membalasnya dengan cara yang menurutnya cemerlang.

Irene mengaktifkan kamera depan ponsel Sehun dan melakukan pose yang sekiranya mampu membuat gadis yang ingin menggoda pacarnya itu kesal.

Tanpa Irene sadari ternyata Sehun sejak tadi diam-diam memperhatikan gadis itu. Sehun terkekeh geli melihat tingkah laku kekasihnya itu.

Oh Sehun

Aku tidak menyangka masih ada gadis yang rasa malunya hanya sependek poniku :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku tidak menyangka masih ada gadis yang rasa malunya hanya sependek poniku :)

Makanya kalau di kelas itu belajar! Bukan berdandan!

Irene tertawa puas melihat pesan yang dia kirim. Dia yakin setelah ini gadis bernama Hayeon-Hayeon itu tidak akan lagi berani menggodai Sehun.

Sehun menggeleng melihat aktivitas Irene yang jelas merusak nama baiknya itu. Apa boleh buat. Pacarnya itu begitu posesif dan manja. Itu yang membuat Sehun semakin menyayangi Irene tiap sekonnya.

Tak tahan terhadap sikap Irene, Sehun dengan cepat mengecup pipi kiri Irene kemudian memeluk gadisnya itu dari samping.

"Kau menjahati orang lagi?" tanya Sehun sembari menikmati aroma tubuh Irene yang nyaman di indera penciumannya.

"Tidak. Aku hanya membasmi kecoa busuk yang hampir hinggap di bajumu," jawab Irene seraya melempar sebuah senyum pamer.

"Ah, Kim Hayeon. Putri bungsu Profesor Byun kan?"

Irene refleks menoleh pada Sehun dengan pandangan horor. "Kau bilang apa? Dia putri profesor Byun? Kenapa tidak bilang dari tadi? Argh! Sehun!"

Jika tidak ingat mereka sedang di perpustakaan, tawa Sehun pasti sudah menggelegar hebat. Melihat ekspresi wajah Irene yang mendadak pucat pasi benar-benar menjadi hiburan gratis bagi Sehun.

"Aku bahkan selalu dapat C di mata kuliahnya. Jika dia tahu aku menjelek-jelekkan putrinya, dia akan memberiku E Sehun!"

Sehun masih saja tertawa. Kali ini bahkan sembari mencubit gemas pipi Irene.

▪▪▪

[20 Oktober 2018]

Dorimpa DorumpaWhere stories live. Discover now