Chapter 16

1.7K 150 6
                                    

Sasori dan Sakura yang berada dalam lift yang sama tapi belum menyadari 1 sama lain.

Sasori menatap lama ponselnya berniat ingin menghubungi Sakura dengan video Call begitu pun Sakura yang sedang dilema.

Merasa tak ada pergerakan dari pihak lain Sakura mengangkat kepalanya lalu menekan tombol menuju lantai 4.

Setelah menatap lama ponselnya Sasori bertekad untuk menghubungi Sakura. Sakura sendiri tidak menyangka jika Sasori kembali menghubunginya

Drrt

Drrt

Getaran ponsel di tangan Sakura dapat terdengar di ruang kecil tersebut. Setetes air mata menetes tapi senyum di bibirnya semakin lebar

"Saso-kun sudah 5 tahun kenapa hanya menelfon tidak kah kau merindukanku padahal kita begitu dekat tapi kenapa kau masih diam baka, aku...aku..aku...."

Sasori yang mendengar getaran ponsel Sakura merasa terganggu. Baru saja ingin menegur gadis yang di anggapnya mengganggu, dia terdiam kaku begitu mendengar Gumaman Sakura.

"Aku....aku....sangat merindukanmu"

Tidak bisa menahan lagi semenjak Sakura menyadari jika pemuda di sampingnya adalah Sasori. Sakura langsung memeluk Sasori menangis sejadi-jadinya melepas semua perasaan yang menyiksa selama 5 tahun.

"Gomen ne Saki"

Akhirnya Sasori sadar dan membalas pelukan Sakura

"Aku takut jika kau tak mau memaafkanku"

Seolah semua beban yang di milikinya menghilang begitu gadis yang di sayanginya memeluk dirinya

"Ba...baka"

"Gomen...gomen...gomen"

"Hu'um"

Saat lift sampai di lantai 4 Sakura segera melepas pelukannya.

Mereka berjalan beriringan menuju apartemen mereka.

Melihat apartemen mereka yang berdekatan mereka tertawa ternyata begitu dekat.

"Ayo ku kenalkan pada papa dan mama"

"Baiklah"

Sakura membuka pintunya membawa belanjaannya dan Sasori mengikutinya dari belakang

"Tadaimaaaa"

"Okaeri"

Kushina dan Minato tak memperhatikan mereka malah asik dengan tontonan mereka.

"Mama, Papa aku membawa seseorang"

Minato dan Kushina memandang ke arah Sasori.

Kushina berbinar saat melihat calon menantunya yang satu lagi

Aura suram menguar dari Minato.

Sasori berkeringat dingin melihat reaksi kedua orang tua angkat Sakura.

"Kau kalau hanya untuk menyakiti putriku, maka enyah sekarang"

Suara Minato serak dan sangat dalam

Melihat reaksi Minato, Kushina juga ikut-ikutan

"Kalau cuma ingin mampir untuk menyakiti putriku maka carilah gadis lain, Putriku adalah hartaku aku tak akan membiarkan siapapun menyakitinya"

Sakura kaget melihat reaksi papa dan mama angkatnya.

"Papa, mama dia adalah Saso-kun dia...."

"Diamlah Saki, bawa cemilan mu dan masuk ke kamar"

"Ha'i Papa"

Sakura melangkah dengan lesu menuju kamarnya.

Sasori bertambah gugup keringat di punggungnya makin banyak

Merasa Sakura telah memasuki kamarnya, Minato dan Kushina mulai mengintrogasi Sasori

"Jadi bisa kau jelaskan alasan apa sehingga kau meninggalkan Sakura 5 tahun lalu? Asal kau tahu kalau kami tidak menemukannya kau tak akan bertemu dengannya lagi"

"Melihat dia tersenyum sudah cukup, kenapa kau harus datang, meskipun orang tuamu adalah sahabat kami tapi kalau alasanmu tidak masuk akal silahkan pergi dan jangan menampakan wajahmu di hadapan Putriku"

Merasa Aura di kedua orang tua angkat Sakura semakin gelap dan Kushina telah memasuki mode habanero. Sasori semakin takut

"Gomen Uncle, Aunty.. waktu itu aku terpaksa meninggalkan Sakura. Orang tuaku mendapatkan informasi jika nenek ku yang berada di London meninggal. Kami terburu-buru hingga aku tak sempat mengabari Sakura. Berharap setelah pemakaman selesai aku akan segera kembali tapi Daddy mengatakan aku harus sekolah di london untuk meneruskan perusahaannya hanya dengan begitu aku tidak akan mengecewakan Sakura dan membuat hidupnya berkecukupan. Tapi aku tidak pernah tahu tentang kondisinya, aku menyesal tidak pernah mengabarinya. Sampai beberapa hari yang lalu aku mendapatkan notif di fb milikku jika dia meminta pertemanan tapi aku tidak tahu itu dia. Aku menerima permintaannya dan melihat di memposting fotonya dan Aunty serta dengan status jika dia sangat senang lalu aku memerintahkan seseorang untuk menyelidiki semuanya dan aku baru tahu jika Saki hampir tidak bisa di selamatkan, jika Aunty dan Uncle tidak menemukannya, gomen"

Sasori menjelaskan semuanya dengan air mata yang terus keluar dari matanya.

Minato dan Kushina tersenyum. Mereka tidak marah hanya ingin mengetahui kesungguhan Sasori agar tak menyakiti Sakura lagi

"Jadi kapan Daddy dan Mommy mu datang melamar Sakura untuk mu hmmp?"

"Aku akan memberitahu mereka secepatnya" karena masih dalam suasana penyesalan Sasori tidak Sadar dengan pertanyaan Kushina

"Katakan pada mereka jika dalam 3 tahun kedepan mereka tidak datang mereka akan kehilangan menantu mereka"

Sasori loading hingga dia sadar sepenuhnya

"Eeeeeh"

"Saki sangat mencintaimu, kau pergi tanpa kabarpun dia tak pernah membencimu dan terus menunggu. jadi jangan ulangi kesalahan mu lagi kalau tidak bahkan Daddy dan Mommy mu tak akan mampu membantumu mendapatkannya kembali"

"Arigatou Uncle, Aunty"

"Pulang lah, ini sudah malam"

"Ha'i"

Setelah Sasori keluar Kushina akhirnya teriak kegirangan saat melihat Sasori calon menantunya yang memilik rambut sama dengannya.

....

Hari libur yang di tunggu Naruto dan Sasuke akhirnya tiba. Mereka kini bersiap untuk menuju Kyoto.

Sebelum mereka berangkat, Sasuke memutuskan untuk memberitahu rahasianya dan Gaara pada Naruto

"Ne Hime aku ingin memberitahu sesuatu padamu. Aku tak ingin menyembunyikannya lebih lama lagi"

Naruto memandang Sasuke serius lalu tersenyum.

"Aku tahu kalau kau mencintaiku kan, aku juga mencintaimu Sasu"

"Bukan itu Naru"

Sasuke mengambil satu tangan Naruto dan meletakan di dada nya. Naruto penasaran dengan tingkah Sasuke

"Di sini, kau merasakannya kan? jantung yang berdetak sekarang bukanlah milikku tapi Jantung ini milik Gaara"

Naruto membatu dia memikirkan dia selalu merasa nyaman sedari awal jadi ternyata. Lalu dia mengingat pesan terakhir Gaara dan tersenyum hangat

"Dulu itu milik Gaara tapi sekarang menjadi milikmu, aku mencintaimu bukan karena jantung yang dulu milik Gaara. Kepribadian kalian juga berbeda perlakuan kalian juga berbeda. Aku lebih suka dengan caramu memanjakan ku, meski Jantung itu dulu milik Gaara. Aku yakin aku mencintaimu bukan karena jantung tersebut"

Sasuke lega ternyata Naruto tidak marah, malah mencintainya dengan tulus.

"Ayo, kita pergi sekarang"

"Hu'um"


Tetaplah Tersenyum (Selesai)Where stories live. Discover now