Chapter 3 Dibawah Hujan Salju

5 0 0
                                    


Musim gugur sudah berlalu kini suhu dikota mulai menurun,murid-murid memakai jaket dan syal untuk ke sekolah agar tidak kedinginan.

Tak terkecuali diriku,hari ini aku juga memakai jaket dan syal dan mungkin lusa salju akan turun dan menyelimuti kota,pasti sangat indah.

"Aku tak sabar melihat salju turun"ucapku sambil menatap langit

"Pasti akan indah ya?"

"Tentu sa-"

Eh tunggu dulu ada yang menjawab perkataanku?,gha t-ternyata itu adalah Ai-kun!,sejak kapan dia ada disini? Dan kenapa dia memakai kacamata,perasaan aku tak pernah liat dia pakai itu deh,t-tapi kenapa aku malah memikirkannya 

"Apa kau baik saja? Wajahmu memerah begitu"

"Ehh,a-aku baik saja kok"

"Sungguh?"

"T-tentu saja"

"Hummm"

K-kami berjalan berdua menuju sekolah? Ehh k-kok aku gugup gini apa masalahnya,t-tapi nanti kami disangka pacaran lagi, ahh tidak-tidak orang lain pasti mengira kami hanya kebetulan bertemu dijalan dan memutuskan ke sekolah bersama.

Sesampainya disekolah aku langsung menuju kelas dan membenkan wajahku dimeja,rasanya sudah seperti mau mati saja.

"Tadi memalukan sekali"

Sepanjang jalan kami berdua menjadi pusat perhatian orang-orang dan menjadi bahan perbincangan.

Wajahku tak bisa berhenti memerah mendengar orang-orang membicarakan kami saat berjalan berdua.

"Hora-hora,lihat siapa yang lagi PDKT"

"Haaaah!"

"Kenapa terkejut begitu"

Hampir saja jantungan,sudah tau aku sedang menahan malu malah dikejutkan.

"Jadi siapa yang ngedeketin dahulu"

"A-apa sih kami cuma temenan aja"

"Wajahmu yang memerah tak bisa berbohong"

Duh mereka ini senang sekali menggodaku,tapi entah kenapa aku sedikit senang saat mereka bilang begitu.

Aaaa urusaina,hatiku jadi deg-degan kalau sedang membicarakan dia,apa aku suka pada dia ya?.

"Kalian ini mo"

Bel pulang sekolah pun berbunyi,hari ini aku pulang sendiri karena Yuna dan Hiruna punya rencana masing-masing dengan pacar mereka.

Disepanjang perjalanan entah kenapa aku tak bisa berhenti untuk memikirkan dia.

Dalam perjalan aku tak langsung pulang aku berencana mengunjungi sebuah kafe yang katanya baru saja dibuka,mungkin alasanku kesana cuma penasaran saja sih.

Untunglah jarak kafenya juga tak terlalu jauh dari stasiun jadi bisa menghemat waktu nantinya.

Setelah sampai dikafe yang aku maksud tanpa membuang waktu aku langsung masuk dan disambut pelayan kafe.

"Selamat datang"

Deg,saat melihat wajah pelayan itu hatiku langsung berdegup kencang tak kala pelayan itu ternyata adalah Ai-kun.

"Hajime-san? Selamat datang"

"U-ummm"

Aku berjalan menuju sebuah meja kosong didekat jendela dan duduk disana. Aku benar-benar tak menyangka bisa bertemu dengannya disini,terlebih kenapa dia bekerja disini?.

"Permisi ingin pesan apa?"

"Ehh,anoo Ice Coffee saja"

"Baiklah tunggu sebentar"

Dia mencatat pesananku dan berjalan untuk mengambil pesanan tadi,yang aku lihat dia tak seperti kebanyakan cowok disekolah. Aku merasa ada hal yang berbeda darinya,duuh mo kenapa aku malah berfikir aneh-aneh begini dasar aku ini.

"Maaf menunggu lama"

Beberapa menit kemudian dia kembali dan memberikan pesananku,mungkin aku bisa berbicara sedikit dengannya.

"Terima kasih,anoo Ai-kun bisa bicara sebentar"

"Sekarang sedang sepi aku rasa bisa"

"Anoo,kenapa kau bekerja disini?"

"Tentu saja untuk keperluanku sehari-hari"

"Dimana orang tuamu?"

"Aku tingga sendiri disini mereka semua ada di Indonesia"

Jadi dia tinggal jauh dari orang tuanya dan tinggal sendirian di luar negeri sebagai pelajar,aku rasa ini adalah hal paling mengesankan.

Selain itu dia berani sekali tinggal sendiri tanpa adanya keluarga atau pun saudara terlebih diluar negeri.

"Hoi Hajime-san?"

"Ehh maaf"

"Sedang memikirkan sesuatu?"

"Ahhh,t-tidak aku hanya berpikir kau sangat berani"

"Ohh itu hal yang biasa"

"B-bukan maksudku tinggal sendiri diluar negeri sebagai pelajar"

Dia hanya tersenyum dan berjalan pergi karena ada pelanggan lain yang datang ke kafe. Jujur saja aku kagum kepadanya kalau aku,uhh tidak taulah bagaimana nasibku.

Cukup lama aku terdiam merenung sampai sampai aku lupa waktu.

"Oii Hajime-san"

"Ehh maaf"

"Kereta terakhir hampir berangkat"

"Eh apa? Gawat!"

Dengan sangat terburu-buru aku membawa tasku dan lari menuju stasiun,saking terburu-burunya aku sampai lupa membayar minumanku.

Sepanjang jalan aku berlari tanpa henti,sampai akhirnya aku sampai distasiun namun sayang tepat saat aku sampai kereta terakhir berangkat.

"Aku terlambat"

Nafasku benar-benar terengah-engah selain itu rasa lelah membuat tubuhlu rasanya lemas sekali.

Namun sesaat kemudian aku baru ingat kalau minuman yang aku pesan tadi dikafe belum aku bayar tapi aku malah buru-buru pergi.

"Gawat aku belum membayar Ice Coffeeku"

Aku harap mereka tak marah,dengan segera aku kembali menuju kafe,namun dipertengahan perjalanan aku bertemu dengan Ai-kun yang nampaknya sudah pulang dari kafe.

"Ehh Hajime-san kenapa kembali?"

"Ahh itu aku lupa membayar Ice Coffeeku"

"Ah itu tak apa sudah aku bayar"

"Ehh h-hontou ni?"

"Umm sekarang biar aku antar kau pulang"

"Ehh tapi rumahku jauh loh"

"Tak apa"

"Baiklah"

Malam itu aku diantar pulang olehnya walau rumahku jauh tapi dia tak keberatan mengantarku pulang,karena menurutnya tak baik seorang perempuan jalan sendiri apalagi malam-malam begini. Selain itu sikapnya yang hangat kepadaku membuat aku ingin berlama-lama dengannya.

Ditengah perjalanan salju mulai turun sedikit demi sedikit dan suhu udara semakin dingin. Tiba tiba saja angin berhembus membawa udara dingin,walau aku sudah memakai jaket tapi masih terasa cukup dingin.

Melihatku merasa kedinginan Ai-kun melepaskan jaketnya dan memakaikannya kepadaku.

"Ehh"

Sambil tersenyum kearahku dia berkata.

"Hari ini dingin jangan sampai sakit"

Disana aku hanya bisa terdiam dengan wajah yang memerah,kenapa ini hatiku terasa sesak dan jantungku berdetak kencang,sebenarnya ada apa denganku ini? Apa aku benar-benar menyukai Ai-kun.

Suki Na Hime-Sama!Where stories live. Discover now