TWELVE

24.1K 1.8K 218
                                    

WARNING : 21+

Buat yang belum cukup umur,
Mending jauh-jauh deh.
Part ini rada sengklek... 💣💣💣💣💣

■■■■■

Tidak ada yang bisa dilakukan Darren selain membeberkan semua rahasia hidupnya kepada Patricia, karena penyerangan sialan yang dilakukan oleh orang suruhan Estelle. Wanita iblis itu selalu memancing kemarahannya lewat berbagai kelicikan yang sudah direncanakannya.

Lewat dari beberapa orang yang diutusnya untuk menjadi mata-mata dalam istana, Darren mengetahui bahwa Estelle sengaja mengirim salah satu orang suruhannya untuk menyusup ke dalam kantor kementerian di Chicago. Orang itu sengaja membuat kabar burung bahwa seolah-seolah menemukan informasi tentang kerajaan yang tersembunyi. Yeah. Estelle sengaja memancing amarah Darren untuk memberitahukan tentang Almauric kepada dunia.

Tadinya Darren tidak mau menanggapi, akan tetapi dia terpaksa harus mengawasi Estelle karena Petra memberitahukan bahwa Patricia berniat untuk pergi ke Kemi. Damn! Sudah pasti, Estelle memiliki rencana untuk menjebak Patricia lewat tim kerjanya untuk datang kesini. Oleh karena itulah, Darren sengaja membuang ponsel milik Patricia dan memutuskan semua sinyal komunikasi agar Patricia tidak perlu berkomunikasi dengan rekan kerjanya.

Dia hanya tahu Patricia sempat menghubungi partnernya, yaitu Nayla, lewat jalur komunikasi yang sempat sulit ditelusurinya. Selebihnya, Patricia kembali mencoba menghubungi tim kerjanya, tapi tentu saja, Darren tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Yang membuatnya naik pitam adalah adanya sekelompok orang yang diutus Estelle menuju ke rumah persembunyiannya. Sial! Wanita itu semakin menjadi dan Darren tidak bisa tinggal diam begitu saja. Dia tidak lagi memandang Estelle sebagai adik sepupunya yang sempat menjadi kesayangannya. Wanita itu sudah menjadi gila.

Namun sebelum berhadapan dengan wanita gila itu, ada hal yang lebih menarik perhatian Darren saat ini. Dia ingin bermain-main sebentar dengan wanita kesayangannya. Tunangannya. Darren tersenyum ketika kata tunangan muncul dalam pikirannya. Tentu saja dia merasa sangat bahagia jika bisa memiliki wanita itu tanpa perlu menyembunyikan jati dirinya selama ini.

“Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini, bajingan!” desis Patricia tajam.

Darren memberikan senyuman setengahnya ketika melihat wanita itu terus menggeliat, dan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kedua tangan yang terborgol disitu. Wanita itu tampak begitu cantik dan mempesona. Darren cukup heran dengan daya tariknya yang begitu memikat, sampai-sampai dirinya tidak mampu berpaling kepada wanita lain.

“Kenapa tidak? Aku adalah pemegang kendali disini,” balas Darren dengan ekspresi tengilnya yang kentara. “Dan aku tidak akan melepasmu begitu saja karena kau sudah meremehkanku.”

“Aku bukan meremehkanmu! Aku hanya tidak mau membuang waktuku dengan berdiam disini! Aku ingin membuat perhitungan dengan jalang itu!” sembur Patricia berang.

Senyuman Darren semakin mengembang dan dia menyilangkan tangannya untuk menatap Patricia dengan tatapan naik turun. Mungkin terkesan kurang ajar, tapi mau bagaimana lagi? Darren ingin menggoda wanita itu lebih lagi. Karena semakin Darren menggodanya, maka wanita itu akan semakin mengeluarkan tanduknya, dan itu selalu menjadi kesenangan baginya.

“Siapa bilang kita akan berdiam diri disini, Petal?” Darren menyeringai sambil berjalan menuju sisi ruangan eksekusinya yang menaruh berbagai peralatan untuk menyiksa.

Ruangan itu memang ruang eksekusi. Gunanya untuk menyiksa siapapun yang telah berkhianat padanya. Namun kali ini, Darren akan mengubah fungsi ruangan itu menjadi hal lain.

The Controller (CH) - FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang