Something Bad

689 89 32
                                    

Hai hai haaiiii kalongeerrsss! 

ini salah satu part yg kusuka. karena apa? karena itu kalian harus baca biar tahu. hahahah

Yoona berkali-kali membasuh wajah. Setiap usai menarik napas, dibasuh lagi wajah hingga perlahan bulir air mengangkat olesan bedan juga blush on. Di sisi lain, seorang karyawati keluar dari salah satu pintu kamar mandi dan menatap heran ke cermin wastafel. Namun, Yoona terus menunduk dan menyirami aliran air kran ke wajah.

"Ada apa, Yoong ah? Sakit kah?"

"Eh?" kagetnya sontak menengadah dan menatap pantulan sosok Victoria Song Qian. "Oh, Qiannie Unnie. Hahahah. Habis dari pabrik belakang. Terlalu panas." Bohong Yoona menarik senyum lebar seraya meraih beberapa helai tissue dan diusapkan ke wajah.

"Sungguh? Kau tidak terlihat sedang kepanasan. Lagi pula, saat masuk lobi kan sudah dingin. Di sini juga dingin." Selidik Victoria melihat cara Yoona mengusap wajah seolah usai dari dapur atau pekarangan. Tak peduli make up dan diusap sesukanya. "Dan riasanmu mulai kacau."

"Hahahaha, untung tasku selalu bawa alat make up. Terima kasih, Unnie. Aku harus kembali." tuturnya angkat kaki dari hadapan Victoria.

Bruukk!

"Ups, maaf Taenggo."

"Yaahh, dasar!" sahut Taeyeon masuk ke toilet. "Qiannie, kenapa melamun?"

Victoria tercengir paksa. "Taeng ah, kau dan Yoong kan dekat. Coba ajak dia mengobrol nanti jam istirahat. Sepertinya terjadi sesuatu. Dia tampak kacau."

Mata sedikit lebar berkat ukiran eyeliner mengerjap sesaat. Pikiran pun terbesit obrolan beberapa waktu lalu di kantin. Seputar perasaan tak lazim dan tak seharusnya dari seorang kakak terhadap adik.

"Pasti masalah itu." terkanya membatin. "Ya, baik. Gomawo, Qiannie ah."

*

Seohyun keluar dari ruangan dosen. Di luar sudah berdiri Luna dan Irene sedari tadi menunggu. Dia sontak melonjak senang dan menghamburkan pelukan.

"Woowww, berarti kabar baik." tebak Irene ikut antusias.

Si tersangka bukan menjawab, malah terus terkikik seraya menyodorkan selebaran bercap logo kampus di atas. Irene langsung menyambar dan mengamati isi lembaran tersebut. Sekian detik fokus dengan raut tegang, dia tiba-tiba terkejut.

"Aigoooo..." serunya memandang Seohyun. "Ini tidak bohong kan?"

"Yaahhh, pabo! Mana mungkin bohong. Lihat! Ada logo kampus kita dan stempel di bawah. Sini, biar kulihat." Seru Luna merebut lembaran dan membacanya lebih cermat. Sekian detik kemudian Luna ikut histeris dan reflek melonjak memeluk Irene. "Chukkae, Seohyun ah."

Seohyun memanggut cepat dan masih terperingis seakan kehilangan kata-kata.

"Ne. Seohyun jjang! Di saat kami bertempur mendapat beasiswa, kau malah ditawar langsung oleh rektor untuk melanjutkan kuliah di Oxford."

"Ne, benar-benar membuat iri. Aku harus berjuang tiap malam sampai berjualan sana-sini demi tunjangan. Kau? Aahhh, tapi kami sangat bangga padamu, Seohyunnie." Ujar Irene memeluk Seohyun sambil berjingkrak kecil.

"Hei hei, ribut sekali. Ada apa?"

"Jihoon Oppa, Seohyun mendapat tawaran pascasarjana di Oxford. Hebat kan?" jawab Luna menepuk-nepuk lengan pria yang dikenal cukup akrab dengan Seohyun.

"Jinja? Baru tiga hari lalu kita menyelesaikan skripsi. Sekarang..."

"Kalian menyelesaikan skripsi bersama?" potong Luna mengundang presepsi lain. Seulas senyum tertarik lebar sembari kedua alisnya naik-turun memandang Jihoon dan Seohyun bergantian. "Ahaaa, kalian pacaran ya? Hahahaha."

Find Half SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang