04 - Cantik -

7.3K 363 14
                                    

Daffa belum pulang ke rumahnya, karena dia belum bisa menerima meninggalnya ayah mereka. Daffa sangat menyayangi beliau, tetapi dia juga mempunyai rasa benci pada beliau. Karena Aman sejak dulu selalu membagakan Raffa, selalu Raffa. Daffa hanya membenci ayahnya, tidak dengan abangnya. Karena Raffa sangat menyayanginya, selalu membelanya saat harus disalahkan oleh sang Ayah.

"Pokoknya kalau urusan Abang sudah selesai di Bandung, kamu harus ikut Abang ke Jakarta. Abang nggak terima penolakan."

"Iya, Bang." Kalau Raffa sudah berbicara, mana berani Daffa menolak. Jika mereka berdua adalah perempuan, pastinya mereka akan bercerita panjang lebar. Sayangnya mereka laki-laki, jadi mereka berdua langsung merebahkan tubuh mereka di kasur. Dan terlelap sampai esok hari.

***
Aysha baru saja sampai tempat syuting, dia terlambat bangun. Dia kesal Alila tidak membangunkannya, entah ke mana Aila sekarang. Aysha berlari menuju tempat syuting, untung saja tempatnya tidak terlalu jauh.

"Aysha kamu kok baru datang sih? Ke mana aja kamu?" omel Ari--- sang sutradara Film yang akan dibintangi oleh Aysha.

"Maaf Om, saya terlambat bangun karena Aila tidak membangunkan saya. Saya sungguh minta maaf, atas keterlambatan saya," ujar Aysha menyesal.

"Oke, kali ini saya maafkan. Sekarang kamu langsung ke ruang make up untuk di make up, karena 30 menit lagi take. Kamu sudah hafal skenarionya kan?"

"Alhamdulilah Om, saya sudah hafal."

Ari mengangguk, Aysha langsung pergi ke ruang make up. Vivi make up artist yang sudah handal, langsung menarik Aysha saat baru masuk ke ruang make up. Untuk di make up, di ubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Bak seorang putri raja, seperti peran yang akan di mainkan oleh Aysha.

Vivi yang memang sudah handal dalam urusan make up, makanya, tidak perlu waktu lama Aysha sudah bisa tampil menjadi wanita sangat cantik. Semua pasti akan takjub dengan kecantikan Aysha.

"Vivi apa Aysha sudah selesai di make up?" teriak Ari dari luar ruang make up.

"Sudah Om, Aysha akan segera keluar," sahut Vivi dari dalam.

"Ayo kamu sudah dipanggil Om Ari," ajak Vivi sambil membangunkan Aysha dari tempat duduk.

"Mbak Vi, nggak tau kenapa sekarang kok aku jadi gugup ya sekarang. Nggak biasanya deh, aku kayak gini. Make upku nggak papa kan Mbak? Gaunku juga nggak papa kan?" tanya Aysha rada gugup.

"Kamu tumben kayak gini Sha, biasanya kamu nggak kayak gini loh. Tenang aja semua sudah aman, kamu bahkan kelihatan cantik banget deh. Udah ah, nggak usah gugup," ujar Vivi sambil mengandeng tangan Aysha sambil keluar.

Vivi dan Aysha memang sangat dekat, Vivi yang lebih tua bisa menjadi teman sekaligus Kakak untuk Aysha. Selain Alila, Vivilah yang mengerti keadaan Aysha. Vivi Anatasya seorang make up artis, istri dari Hariawan serta Ibu dari Melina.

Semua pasang mata memandang Aysha dengan takjub akan kecantikan Aysha, Aysha memang sejak dulu cantik. Namun, hari ini aura kecantikannya begitu terpancar.

Sepasang mata beriiris coklat pun sejak tadi terus menatap Aysha tanpa kedip.

"Waw kamu cantik sekali hari ini Sha," puji Ari.

"Terima kasih Om."

"Siapa dulu yang make upin, Vivi Anatasya gituloh," ujar Vivi bangga karena hasil make up bisa membuat banyak orang, selain itu Aysha memang sudah cantik sih jadi diapain aja tetap akan jadi cantik.

"Iya, Om percaya deh. Kamu memang hebat," puji Ari untuk Vivi, "Yaudah ayo, kita bisa langsung take aja" tambah Ari.

Ari memperkenalkan siapa saja yang akan menjadi lawan main Aysha, Aysha kaget melihat pria nyebelin itu juga menjadi lawan main Aysha. Bahkan dia yang akan menjadi pasangannya.

Sambil menunggu giliran, Aysha menghampiri pria nyebelin itu.

"Pak Raffa kok bisa ada di sini? Bisa ikut main di film ini?" tanya Aysha bingung, pria nyebelin itu memang Raffa siapa lagi.

"Pak pak memangnya saya bapak kamu," sewot Raffa. Melihat Raffa sewot karena dipanggil Pak orangnya, bukan merasa bersalah Aysha malah menertawakan Raffa.

"Malah ketawa lagi, memangnya saya tua banget apa pake dipanggil Pak. Usia saya kan baru 25 tahun, masih sangat muda bukan? Saya rasa usia kamu juga segitu, terus kenapa harus manggil Pak coba."

"Maaf deh, memangnya kamu mau saya panggil apa?"

"Terserah kamu, panggil Raffa saja juga boleh."

"Yaudah, Raffa puas kamu. Sekarang jawab pertanyaanku tadi Raf, kamu kok bisa ada di sini? Gimana ceritanya?"

"Tanya aja deh sama Pak Ari."

Aysha merengut kesal karena Raffa tak mau menceritakan padanya, Aysha langsung menghampiri Ari yang tidak sedang sibuk. Dia memaksa Ari untuk menceritakan semuanya, apa yang terjadi sebelum dia datang ke lokasi syuting.

Flash Back

Beberapa jam yang lalu

Ari dan Memet asistennya sedang kebingungan mencari pengganti Derel, karena dia sudah mengundurkan diri menjadi pemeran utama cowok. Memang tidak gampang mengundurkan diri saat sudah tanda tangan kontrak, Derel mau membayar dendanya.

Sangat susah mencari aktor yang akan bisa menjadi pemeran utama di Film ini, menurutnya tidak ada yang cocok selain Derel. Jika harus mencari lagi, pasti butuh waktu yang lama. Sampai akhirnya Memet melihat seorang pria tampan, yang menurutnya akan sangat cocok memainkan peran itu. Ari tidak begitu yakin, apalagi pria yang dimaksud Memet adalah seorang pengusaha sukses yang tidak akan mau dibayar murah.

Memet menghampiri pria itu, pria itu adalah Raffa Andriano Himawan. Entah apa yang dikatakan Memet, sampai akhirnya Raffa setuju ikut main Film.

Jangan lupa Vomment

Maha Cinta (End)Место, где живут истории. Откройте их для себя