adiku wanita hebat

23 3 0
                                    

hujan gerimis ketika itu, langit nampak belum begitu gelap. angin begitu sejuk dan bunga di depan rumah Sarah seperti menari menyapa sejuknya hujan ini, percikan air seperti malu malu datang tak bersuara.
ditemani secangkir teh panas, Sarah duduk di teras rumah, seperti ikut menikmati hujan. asap dari tehnya begitu kental dengan sejuknya udara di terpa hujan. sembari duduk di kursi ,ia menggoyangkan goyangkan kedua kakinya. ia seperti menikmati begitu leganya libur hari ini.

pukul 17 ketika itu  saudaranya fredian datang dengan payung dari gerbang, dengan tas ranselnya yang ia gendong di depan  seperti melindungi sesuatu, bergumam tak jelas ia seperti tak menyukai cuaca hari ini.
"sarah gak terbang " sapa nya.
"libur dong.. mang kakak kerja mulu" sarah menepisnya dengan mukak manisnya yang tersenyum seakan meledek.

sembari duduk dan melepaskan tali sepatu yang mengikat, Fredian menyambung "ih enak kali hari senin gini libur, gk macet"an macam kakak.. ah macet pake hujan segala"

sarah cuma tertawa kecil sembari meneguk hangatnya teh yang sudah mulai kehilangan asapnya. Fredian mengusap kepalanya dan masuk ke rumah nampaknya ia akan menaruh ransel kesayanganya dengan berjuta hal penting bagi karirnya di tas itu.

sepuluh menit kemudian Fredian keluar dengan rambut masih basah dan handuk di lehernya, membawa secangkir kopi lengkap dengan pisang goreng yang entah dari mana ia dapatkan. ia duduk di kursi sebelah sarah. bernafas lantang dan berkata "aaaaahhhh akhirnya...
sarah menoleh dan bertanya "why...

tak langsung menjawab Fredian menyeruput kopi nya dan kembali berhela "ahhh mantapnya...
kemudian ia mulai berciut "gila ya udah kerja ampe sore, libur hari minggu doang itupun bwa pulang kerjaan macam anak SD bawa PR pulang.. " huh andai aku jadi kau dik.. kerjaan jalan jalan mulu, terbang sana sini, liburan sana sini.. 
mantap kali hidupmu itu..."

Sarah tertawa, kakaknya kembali menambahi "macam princes saja kau cuma senyum-senyum ke penumpang sesudah itu gajih kau pun gede.. ini hari senin kemacetan macam tak ada selah pun.. kau dapat libur, nikmatnya jadi kau dik"

Sarah tertawa kecil kemudian bertanya "memang kakak pernah liat aku kerja?... 
fredian menjawab dengan lantang dan tak jelas "aku pernah naik pesawat dik waktu dari palembang sana " mulutnya masih penuh dengan pisang goreng saat ia berkata.

sarah tersenyum hendak mulai berbicara tapi ia masih geli melihat kakaknya yang berbicara sembari menguyah pisang goreng itu. 

"kak, semua kerjaan enak tahu kalau di nikmati, pramugari senyum karena memang  mereka bahagia akan pekerjaan itu, kalau di bilang gampang...  sebenernya susah tau..
sarah melanjutkan sembari memutar mutar cankir tehnya,
"ni ya kakak kerja jam 8pagi berangkat jam 7, pulang jam 5. nah aku .. bisa berangkat jam 11 malem, jam 1 subuh.."
yang kakak liat dadi pramugari senyumnya doang, itu penumpang kalau lagi liburan bawa oleh oleh kayak orang pindahan ke cabin pesawat.. yang nata siapa ?  giliran mau di bagasiin.. ngomel.." terus mau lepas landas ya kak, ada ni pernah aku suruh make sabuk pengaman dia nanya balik "mbaknya ngapain jalan  mondar mandir kok gk pake sabuk pengaman"

Fredian seperti menikmati cerita adiknya dah tertawa panjang

"terus ya kak.. pas di atas nih, kan kakak  dulu naik pesawat pasti di kasi makanan kan.. tapi kalau naik maskapai Low cost biasanya ada yang jualan.. nah kalo aku kak bagiin makanan belum sampe dua langkah dah penumpang blakang manggil-manggil minta ini itu..
belom lagi kak, kalau ada yang  ke toilet tapi dari bukak pintu toilet aja gk bisa , udah saling tatap"an aku kak sama temen segalley, ni antara pipis di lantai atau pupy kemana mana"  menurut kakak kalau  lagi di atas, yang bersihin syapa? 

Fredian makin serius menikmati lawakan adiknya, iya terbahak bahak sperti bebanya di tempat kerja tadi singgah entah kemana
Sarah melanjutkan "cobak deh kak fikr fikir, kalau lagi terbang ada penumpang tiba-tiba luka, sakit serangan jantung... yang nolong siapa? terus kalau andai ada kebakaran di atas, atau ada pnjahat yang sekiranya mau mmbajak pesawat yang nanganin siapa?" cari ambulan kemana, cari polisi dimana? pemadam kebakaran dimana... "

ketika sarah nampak serius, Fredian termenung sejenak dan mulai memikirkan perkataan sarah.. ia menatap sarah sarah tersenyum dan bertanya, "kakak tahu kenapa jendela pesawat untuk penumpang cukup luas, dan jendela untuk pramugari di pintunya itu sempit?"

Fredian termenung dan sejenak menerka "iya ya.. kenapa beda ya"...

sarah menghela nafas dan berucap "kalian sebagai penumpang bebas melihat keindahan dI luar sana, tapi kami pramugari sudah melupakan semua yang indah, agar dapat senantiasa fokus mengindahkan suasana di tengah cabin..

fredian mengangguk sembari menyeruput kopinya..
mereka sejenak terdiam tanpa saling berbicara, hujan mulai menunjukan suaranya, perfikan berubah mnjadi derasnya hujan sore itu..
kemudian fredian memulai pembicaraan..
"kok bisa ya kalian kerjaan sebanyak itu, mlayani pnumpang sbnyk itu tetep kakak liat senyum mulu pramugari"...

sarah yang mulai kehabisan teh menjawab dengan lembut, "ketika penumpang pertama kali tiba di pintu cabin, kami bersyukur dan bahagia mereka memilih maskapai kami....
"ketika mereka meninggalkan pesawat ,kami tersenyum karena bersyukur  dan bahagia telah berhasil mengantarkam mereka ke kota tujuan dengan selamat"

hujan semakin deras, sarah mulai kedinginan
ia meninggalkan kakaknya sembari menawarkan.. mau Sarah cuciin sekalian gelasnya?
Fredian termenung dan menyerahkan gelasnya..
ia menyadari bahwa adiknya ternyata selama ini adalah wanita hebat...
dia membuka ponsel dan menulis sebuah status di dinding Facebooknya "Pramugari, kalian adalah wanita hebat"









You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 18, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

adiku wanita hebatWhere stories live. Discover now