O1. Bentar Lagi KKN

25.2K 3.3K 1K
                                    

Versi Revisi
Jangan lupa vote dan komen yaaa

"Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik hati... yang mencintai aku, apa adanya..."

Setelah penggalan lirik pada lagu Munajat Cinta milik The Rock tersebut, Bayu malah makin brutal menggenjreng gitar di pangkuannya. Ia bernyanyi dengan mengganti lagu, sambil berteriak-teriak layaknya orang gila, padahal ia sedang ada di kos-kosan orang lain.

"HANCUR HATIKU... MENGENANG DIKAU, MENJADI KEPING-KEPING SETELAH KAU PERGI, TINGGALKAN KASIH SAYANG YANG PERNAH SINGGAH, ANTARA KITAAA MASIHKAH ADA SAYANG ITUUU.."

"Potret orang paling tersakiti di dunia."

Daru datang, dengan satu mangkok besar berisi mie instan yang ingin ia makan sendiri. Setelah lagu berganti menjadi Aku Cinta Kau dan Dia milik The Rock, Daru jadi berpikir jika Bayu benar-benar sadboy kelas kakap.

"Gue nggak dibikinin?" tanya Bayu.

"Bikin aja sendiri, lah. Ambil mienya di rak piring, air galonnya tinggal nuang di depan kamar, pancinya jangan lupa dicuci," pesannya.

Malas untuk menuruti perintah Daru, Bayu hanya berdecak sebal. "Tamu dateng-dateng nggak dibikinin makan, malah disuruh bikin sendiri."

Tidak peduli, Daru malah mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Jemarinya menggulir di atas layar untuk mencari aplikasi pemutar video. Tak lama setelahnya, ia memutar sebuah lagu dari sana.

Mari pulang, marilah pulang
Marilah pulang, bersama-sama
Mari pulang, marilah pulang
Marilah pulang, bersama-sama...

"Anjir, lo ngusir gue?" Bayu yang sadar langsung misuh-misuh sendiri.

Daru hanya mengendikkan bahu, ia hanya fokus menyantap tiap mie yang ada di garpu, dengan ponsel yang masih terus bernyanyi. Kali ini, bukan hanya ponsel, tapi Bayu malah ikut-ikutan bernyanyi.

"Mari pulang, marilah pulang, ke rumah Tuhan, bersama-sama."

"Goblok!" marah Daru.

"Gue suka bingung, kalau nggak ada temen di kos mau ngapain di kosan. Tapi kok lo kelewat dateng mulu, takut dikira gay gue sama tetangga kos sebelah," ujar Daru menyuarakan isi hatinya.

Bayu menghela napas. Sebenarnya, ada alasan lain kenapa Bayu lebih suka pergi ke tongkrongan, ke kosan, atau ke kontrakan teman-temannya. "Gue males di kosan, deh. Temen gue sekarang ada di kos, mau ngusir juga nggak tega. Pertama main ke kos, seneng bawaannya, lama-lama numpang tidur lah, numpang ngecas lah, minjem baju buat tidur lah, paginya baju nggak dicuci. Mana kadang-kadang abis jalan sama cewek, baju gue jadi bau cangcorang."

Mendengar cerita Bayu, Daru jadi ingat ia juga pernah memiliki kisah yang sama. "Gue juga pernah ngerasain di posisi lo pas belum pindah kosan. Lebih parah malahan, nginep mulu pas gue semester delapan, punya temen juga dibawa nginep, kalau tiga hari masih oke lah, ya? Lah dia dateng tiap hari, apalagi temen dia dulu sering ngambil nasi gue. Kesel jadinya, yang bawa siapa yang nanggung beban siapa. Dipikir kosan gue panti asuhan apa," kesalnya.

"Lah, sekarang nasibnya gimana tu temen lo?"

Masih dengan mengunyah mie-nya, Daru mulai bercerita, tapi ini beda kisah, walaupun masih ada sangkut pautnya. "Tongkrongan dari dulu isinya cowok semua, lama-lama malah ada banyak cewek join di tongkrongan. Padahal, dari dulu gue udah ngasih tau, tongkrongan bakal hancur kalau ada cewek yang masuk. Sekarang, rasain sendiri, dah. Gue udah lepas tangan."

"Asli, lah. Tongkrongan kayak gitu emang nggak asik. Apalagi kalau sampai rebutan cewek, mending rebutan korek, lah," ujar Bayu yang hanya diangguki Daru.

Sebuah Cerita KKNWhere stories live. Discover now