Aku cuma diam dan menghela napas sekaligus menghiraukan beberapa tatapan yang mungkin saja mereka mengetahui kedekatanku dengan Suga sebelumnya.

"Infonya juga udah tersebar ke mana-mana lagi. Loh taukan Suga siapa? Orang semuanya tau Suga siapa trus Ghinta juga. Wajarlah gosipnya cepat tersebar. Elah, mereka gandengan dalam acara pembukaan butik nyokapnya Ghinta pula lagi trus... mereka gak pacaran kan Di? Kalau iya elo?" Tatya mengahadang jalanku dan aku hanya menatapnya pusing.

Berharap Tatya berhenti membahas topik yang tidak aku inginkan ini. Berharap sedikit saja Tatya yang lemot atau apalah ini, mengerti keadaan mengenaskan sahabatnya. Ya, memang juga karena ulahku, tapi kan setidaknya Tatya mengerti!

"Apaan sih!" dengusku menggeser tubuh Tatya ke samping. "Dari pada lo bahas topik 'sok terkenal itu' mending lo kerjain tugas dari Pak Edi. Jangan nyontek mulu!" ujarku menghempaskan pinggul ke bangku kantin.

Setelah berjam-jam duduk di kelas dan memusingkan otak dengan materi-materi yang sejujurnya tidak masuk ke otakku itu,  tetap membuatku merasa lapar.

Tatya mendengus. "Elah! Gue baru aja keluar dari kelas nenek lampir malah lo suruh ngerjain tugas dari Pak Edy yang gak kalah bedanya sama tu nenek. Puyeng gue, kenapa ada dosen kayak begitu?" ujarnya menarik beberapa tisu dari kotaknya di atas meja. Aku mengendik dan berdiri untuk memesan makanan. "Pesanin gue ya. Biasa soto!"

"Trus lo berharap semua dosen kayak Bu Eka yang satu dua kali masuk, absen terisi penuh dan nilai terjamin bagus?" tanyaku setelah memesan makanan.

Dia menyengir lalu mengangguk setuju. "Kalau dosen kayak gitu semua gue seneng banget dong. A plus plus semua nilai gue. Come load dong. Jadi anak kebanggaan keluarga jadinya kan," Dia terkekeh halu.

Aku hanya mencibir. "Lo kuliah untuk cari nilai atau ilmu? Percuma kalau nilai yang lo cari tapi ilmu di kepala lo kosong. Ga guna pas kerja kalau lo cuma ngandelin nilai."

"Elah! Lo kenapa si, Di. Dari tadi matahin gue mulu. Sewot deh," gerutunya seraya melemparkan tisu padaku.

Aku hanya mengendik dan menggeleng. Menghiraukan Tatya yang seenaknya di dunianya. Namun ketika aku menoleh ke pintu masuk kantin, mataku menangkap keberadaan Ghinta yang menggandeng tangan Suga. Terlihat perempuan itu sangat bahagia.

"Kalau gue lulusan come load nih, trus ditawari kerjaan di perusahaan estate atau terbesar di Indonesia. Gue bakalan terima dan gue dapat gaji besar trus hidup gue bakalan senang dong. Dan pastinya di perusahan itu ada congan-cogan ganteng yang siap melamar gue. Elah, nikmat tuhan mana lagi yang aku dustakan, Di kalau begini ceritanya.

Bak cinderela-cinderela yang bahagia pada waktunya. Uh, kalau udah begitu, gue tinggal tunggu pangeran datang dengan mobil luxury sportnya. Ha ha. Eh, lo denger gue gak sih?"

Tatya menggoyangkan tangannya ke depan wajahku yang membuatku tersentak dari lamunan. Aku menatapnya seolah bertanya 'apa'.

Dia mendengus dan mendelik. "Gue capek-capek bercerita lo malah asik ngelamun. Ngelamunin apaan sih?!" dengusnya yang seketika itu juga membola ketika melihat sesuatu yang mungkin menarik perhatiannya. "OMG! Itu Suga sama Ghinta kok di sini?"

Aku ikut melirik pada tempat yang ditunjuk Tatya dan menghela napas. Berusaha menahan sesak ketika melihat Ghinta merapikan rambut pemuda itu. Jangan tanya hati bodohku yang sangat telat mengetahui perasaannya saat ini. Ngilun. Nyeri. Perih. Sakit. Kretek. Ngenese.

Alah! Pokoknya segala macam kata yang melambangkan penyesalan, kegalauan yang gundah gulana.

"Ini kan tempat umum, Ya," jawabku menerima semangkok soto yang baru saja diantarkan.

"Tapikan sebanyaknya tempat umum kenapa ke sini?" tanya Tatya yang tumbenan menghiraukan aroma soto yang selalu menggugah seleranya. Biasanya ketika tiba langsung tancap makan tanpa peduli panas tidaknya. "Ada lo loh di sini?"

Aku menghela napas menatap Tatya capek. "Ini juga kantin gedung tempat Ghinta belajar. Lo makan gih sotonya!"

"Ya, tapikan seenggaknya Suga harus mikirin perasaan lo."

×××

Bentar lagi. Bentar lagi kelar. Jadi jangan lupa baca trus klik suka dan beri komentar ya. Biar semakin semangat untuk berkarya.

2 Nov 19
#Lc

POTRETWhere stories live. Discover now