19

10 2 1
                                    

Ada yang bilang, hargai seseorang yang ada di dekatmu saat ini. Karena saat kamu kehilangannya, kamu baru menyadari seberapa penting dia di hidupmu.

×××

Aku menghela napas menatap pantulan diri di kaca. Membiarkan wajah itu memaki bayangannya. Kilatan benci tak tersamarkan lagi tengah menari-nari.

Kenapa?

Kenapa aku begitu bodoh? Kenapa sehingga saat aku sadar akan sesuatu yang berharga, aku telah merusaknya. Membuatku merasa takut dan kecewa pada diri sendiri. Dan berimbas ke manapun.

Aku ingin berhenti sampai di sini. Bisakah?

Aku menyembur napas panjang dan melirik ponsel yang tergeletak tak berdaya. Karena kebodohanku juga, benda sialan itu tidak lagi menari-nari memekakkan telinga.

Suga tak lagi menelpon.

Aku beranjak menaiki tempat tidur dan merebahkan diri. Rasanya aku hanya ingin selalu tidur sekarang. Tidak ada lagi yang membuatku memaki kesal. Tidak ada lagi Suga yang seenak jidatnya memerintah orang untuk membuatku senang. Tidak ada lagi deringan telepon yang setiap sepuluh menit berbunyi.

Aku hampa. Organ vital yang di sebut hati itu kini terasa kosong. Penghuni yang tanpa aku sadari itu, sudah pergi.

Aku membuka galeri. Berharap ada satu potongan foto Suga terjepret di kamera benda canggihku. Namun, sialnya tidak sama sekali. Ya, sial! Aku tidak pernah mengambil potret pemuda yang selalu mengabadikan gambar ku di kameranya.

Aku terdiam sesak. Setetes airmata mengalir pelan. Bayangan ketika saat Suga masih di sisiku menyeruak satu persatu menyerbu setiap sel di otakku, yang membuatku merasa pusing.

Suga...

Aku bodoh. Setelah kepergian pemuda itu, aku baru menyadari bahwa keberadaanya sangat berarti di hidupku.

Bayangan Suga yang selalu berusaha membuatku tertawa berputar bak kaset rusak di kepala. Kemodusan yang selalu Suga lakukan padaku juga tak luput dari ingatan yang merembes kepermukaan.

Penolakanku, kejudesanku, dan segala sumpah serapahku terngiang-ngiang di telinga yang selalu melukai hati pemuda itu.

Aku menyesalinya. Sungguh.

×××

Malam baru saja datang. Suara azan magrib sudah tergantikan dengan isya dan ketika iu juga benda yang mati mengenaskan untuk kali pertamanya berbunyi setelah lima hari yang lalu.

Aku yang hendak ke kamar mandi mengambil wudhu' berputar meraih ponsel sialan yang sialnya malah menampilkan nomor lain.

Hembusan napas panjang kubuang seiring harapanku pupus, bahwa yang menelepon tadi bukanlah Suga.

"Ya, kalau mau ngegosip entaran aja. Gue mau shalat!" ujarku langsung setelah menggeser tombol hijau di layar dan mematikannya setelah itu.

Aku tidak peduli gerutuan kekesalan Tatya di seberang sana akibat ulahku yang mematikan panggilan seenaknya. Aku juga tidak peduli informasi apa yang kali ini menarik jadi bahan gosipnya.

Aku tidak peduli!

Ku hempaskan benda pipih itu lalu pergi ke kamar mandi. Selesai shalat aku mengambil beberapa buku dan berniat mengerjakan tugas-tugas yang sudah menumpuk tak terjamah sejak hari di mana mereka di berikan.

Kali ini biarkan aku fokus pada rumus-rumus yang memuakkan ini. Lebih memuakkan dibandingkan pemuda yang kini entah sedang apa!

Ting!

Mata yang sejak tadi sudah ku ajak kompromi untuk fokus pada tugas tanpa melirik sana sini, seketika menoleh cepat pada benda yang baru saja mengeluarkan bunyi. Seakan aku sudah menanti-nanti hal itu terjadi.

Ku ambil benda tersebut dan membukanya. Hembusan napas panjang dan disusul rasa sesak masuk memenuhi setiap rongga di relung hatiku.

Sebuah pesan dari Tatya yang sangat menarik untuk ia gosipkan tadi ternyata 'about Suga!'.

Pemuda yang tiga hari lalu memutuskan untuk berhenti itu telah bergandengan tangan dengan wanita lain. Secepat itu kah? Apakah ini memang benar akhirnya? Apakah memang ini yang harusku terima?

Aku menutup mata dan sederet airmata kembali mengalir. Hatiku sesak akibat kebodohan yang ku lakukan di masa lalu dan sekarang.

Kesalahan yang selalu menghantui setiap langkahku. Kesalahan yang membawa Suga pergi dari hari-hariku. Kesalahan yang selalu mengutuk diriku dalam keadaan apapun.

Bisakah aku memperbaiki kesalahan itu lalu kembali ke masa lalu dan membawa Suga kembali lagi?

Tuhan tolong bantu manusia bodoh ini!

📱Are you oke, Di?

×××

Semoga suka ya. Jangan lupa like dan komennya.

2 Nov 19
#Lc

POTRETWhere stories live. Discover now