Ia takut kalau 'barang' itu akan berubah, atau bahkan hilang. "Tidak! Bagaimana kalau 'adikku' hilang?" Jeonghan panik. Ia ketakutan di dalam hatinya.

Tapi akhirnya ia bisa bernapas lega. 'adiknya' masih ada di sana. Bentuknya masih sama seperti sebelumnya. Jeonghan menghembuskan napas lega, tanpa sadar bibirnya tertarik membentuk senyuman kecil. Namun kurang dari setengah detik kemudian, wajahnya tertekuk, pikirannya bercabang-cabang.

"Lalu, kalau aku masih laki-laki, kenapa aku bisa hamil? Apa-apaan ini?! Dunia gila macam apa sebenarnya ini?!"
Jeonghan berteriak seperti orang gila di dalam hatinya.

Melihat tingkah aneh namun lucu istrinya, membuat Joshua tak bisa menahan tawa. Telapak tangannya menyentuh kepala Jeonghan, mengusak rambut hitam itu dengan sentuhan lembut. Dia tertawa, suara tawa ringan yang sangat indah di telinga.

"Apa kau takut perawat memakaikanmu popok dewasa?"
Kata Joshua diiringi tawa. Dia berkata seperti itu karena melihat Jeonghan baru saja memeriksa isi celananya sendiri.

Jeonghan menoleh perlahan, lehernya kaku seperti di sampingnya ada sesosok hantu. Ia mendapati senyum Joshua yang cerah dan hangat bahkan mengalahkan sinar matahari di luar sana.

"Apa ini dunia ABO? Apakah aku seorang Omega yang subur? Dan kau... kau seorang Alpha?"
Jeonghan menunjuk Joshua dengan jari telunjuknya.

Joshua mengerjapkan mata, wajahnya menunjukkan ekspresi bingung. Lalu tiba-tiba tertawa, mencubit pipi istrinya yang sekarang chubby.

"Sudah kubilang, jangan terlalu banyak membaca komik fantasi aneh ..."

Tubuh ini memiliki pipi chubby, jadi dengan mudah Joshua bisa menarik kulitnya yang kenyal. Sentuhan Joshua sangat nyata, tangan yang hangat terasa begitu jelas di kulitnya. Jadi, ini pasti bukan mimpi atau sekadar halusinasi dari kerusakan otak.

Jeonghan menelan ludah ketakutan saat melihat senyuman cerah pria ini. Jeonghan bahkan bisa melihat puluhan emoticon hati berwarna merah muda yang berkedip-kedip di mata Joshua setiap kali pria ini menatapnya. Pria ini pasti sangat mencintai istrinya, tubuh yang sekarang ia tempati. Tentu saja, apalagi tubuh ini sekarang sedang mengandung buah cinta mereka.

Jeonghan mengangkat sudut bibirnya, tersenyum kaku. Senyumnya terlihat aneh. Di dalam hati ia menangis darah. 'Bagaimana mungkin tiba-tiba aku menjadi istri Joshua?'
Melihat senyum bahagia Joshua membuat Jeonghan merasa semakin sakit kepala. Yang jauh lebih membuatnya merasa ketakutan adalah kenyataan bahwa di dalam perutnya sekarang ada bayi mereka berdua. Darah daging mereka, hasil buah cinta mereka. Jeonghan ingin menangis sembari mencakar tembok.

Betapa Tuhan begitu mudah membalikkan takdirnya. Baru beberapa jam yang lalu ia melukai hati pria ini begitu dalam dan mengalami kecelakaan mobil, tiba-tiba ia terbangun sebagai seorang istri yang sangat dicintai oleh suaminya.

"Tidak ada luka lain. Hanya pergelangan kakimu yang terkilir, itu sedikit bengkak, tapi akan sembuh dalam beberapa hari.."
Joshua memberitahukan sembari membelai pipinya, tempat yang sama dia mencubit.

Ekspresi aneh Jeonghan tiba-tiba berubah menjadi ekspresi serius, matanya yang jernih menatap wajah Joshua.

"Shua, aku ... aku ....."
Jeonghan berhenti sebentar. Mata bulatnya yang berkilau indah terlihat sangat menggemaskan seperti anak kucing. Mengerjapkan matanya untuk beberapa saat sebelum melanjutkan.

".. Shua, aku.... aku lapar."

Ia tidak bisa menahannya lagi. Perutnya bergemuruh seperti guntur dahsyat di langit yang menggetarkan tanah. Ia kelaparan, sangat lapar. Jeonghan tanpa sadar menjilati bibirnya yang kering, meneguk ludahnya berkali-kali. Ia tidak tahu kapan terakhir kali tubuh ini makan, namun setelah bangun perutnya sangat kelaparan. Ah, tidak. Mungkin bayinya yang kelaparan.

BECOME A WIFE AND MOTHER?! [JIHAN FANFICTION] Where stories live. Discover now