Love, Hurt, Friendship & Traitors

124 13 0
                                    

FAST UPDATE YUHU!!! Haha anyway, enjoy reading!!!

Unedited.

Photo on the side --->

Or up ^^^

~

"I have friends in overalls whose friendship I would not swap for the favor of the kings of the world." - Thomas A. Edison.

&

"Love is a ruthless game unless you play it good and right" - State Of Grace by Taylor Swift.

LOVE, HURT, FRIENDSHIP & TRAITORS

Teng!! Teng!!

Tanpa sadar bel pulang sekolah berbunyi dan menggema keseluruh penjuru sekolah.

Mr. Andrew yang memanggilku, membuatku menghentikan lamunanku dan menaruh perhatianku padanya. Aku menengokkan kepalaku kearah pria yang baru berumur 28 tahun itu, dia mempunyai mata biru yang sangat memikat dan rambut dirty blonde nya itu ditata menggunakan gel.

"Alli. Kamu melamun lagi." He stated the obvious dan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil meletakkan salah satu tangannya di pundakku. "Sebenarnya ada apa denganmu? Kamu sakit? Atau kamu punya masalah? Kamu tahu kan? Saya selalu ada disini kalau kamu butuh seseorang untuk diajak bicara." Dia tersenyum ramah kepadaku. Senyuman seorang ayah, seorang teman, dan senyuman seorang sahabat bergabung menjadi satu.

Mr. Andrew mengingatkanku akan sosok Dad.

Sosok yang ceria, penuh tantangan, dapat membuatku tersenyum kembali walaupun disaat-saat yang sangat--

Stop.

Aku harus berhenti memikirkan ini semua. Kenapa sih, semua ini mengingatkanku kepada sosok-sosok orang-orang yang sangat kucintai dan yang akhirnya akan selalu pergi dari sisiku?! Kenapa?!

Pertama Dad, kedua Kylie dan yang terakhir Peter. Kenapa orang yang kucintai selalu pergi dariku? Apakah aku ini dikutuk?

Ha. Dasar kau bodoh. Tidak mungkin kau dikutuk. Sebuah suara muncul dari dalam kepalaku.

Whatever. I really need to go out from this fucking town!

Shut up. Suara itu muncul kembali.

Aku mengalihkan pemikiranku.

Jackson Andrew.

Aku tahu umurnya masih terbilang muda untuk kuanggap sebagai ayahku. Tapi dia memang mengingatkanku pada sosok Dad.

Kelas Mr. Andrew memanglah sangat membosankan, aku tahu seharusnya aku memperhatikan pelajarannya karena Mr. Andrew akan mengadakan ulangan Minggu depan. Tapi bagaimanapun juga, Geografi tidak pernah masuk dalam daftar 'pelajaran terfavorit' ku. Walaupun dia sudah kuanggap seperti ayahku sendiri.

"Sudah berapa kali saya mengingatkanmu Al, kamu jangan melamun terus... Itu tidak Baik untuk kesehatan psikismu"

"Iya, saya tahu.. Maaf sir,"

"Udah berapa kali sih saya bilang? panggil Jack saja, saya kan belum tua-tua banget.." Dia tertawa pelan. Aku tertawa pahit, "Baiklah Jack, aku minta maaf..." Jawabku kali ini dengan sungguh-sungguh.

"Yasudah, yang penting kamu itu nggak ngelamun lagi, karena biasanya orang-orang kayak kamu gini yang kerjaannya melamun ujung-ujungnya bunuh diri.. Saya nggak mau ya sampai denger kabar kayak gitu... Jangan sampe, deh.."

"Jack, Jack..." aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan tidak percaya, "Segila-gilanya aku ya, aku nggak akan bunuh diri. Itu sih namanya nyia-nyiain karunia yang udah dikasih sama Tuhan. Dosa loh.." Sambungku lagi.

Eventide [1D] [ON HOLD]Where stories live. Discover now