Bagian 2

51 2 0
                                    

"katakan pada bapakmu, aku sangat mencintainya" kata ibu itu pada anaknya

"sudahlah bu, kurangkah yang dilakukannya pada kita ? apalagi terhadapmu ? kau di maki, dicaci, dipukuli lalu dengan mudahnya dia mendapatkan maafmu begitu saja ? aku sudah muak kalau ibu bilang sabar lagi bu. Aku ini anak laki laki. Aku harus bisa melindungimu, melindung kita. Bagaimana mungkin aku bisa melindungimu sedangkan ibu terus saja memberinya maaf ? apa ibu tak ingat yang dilakukannya semalam ? dia dengan sengaja memfitnah aku didepan teman temanku ? lalu bagian mana lagi yang harus aku maafkan bu ? aku muak dengan semua penjelasan sabarmu bu" jelas anak laki-laki itu

Langit senja menghiasi langit. Kali ini biar langit ikut paham bagaimana hati anak itu. Dengan jingga kemerahan yang menggambarkan kkecewaan anak laki-laki itu. Mereka hidup bertiga tapi selalu terasa berdua. Ayahnya seorang gila perempuan. Tak jarang dia membawa perempuan lain untuk dia tiduri dirumah mereka. Tak jarang pula ibunya menangis tapi hanya diam. Melihat dan menikmati hatinya remuk begitu saja tanpa pelawanan. Tak peduli berapa banyak orang yang marah pada ayah mereka tapi selalu ibu membelanya. Celakanya anak laki laki itu hidup dari ajaran seorang ayah yang tak berakal. Membuat dia menjadi anak pendiam namun penuh kebencian. Ya kebencian terhadap ayahnya.

"percayalah nak, setiap orang itu pasti ada baiknya meski seburuk apapun dia. Percayalah nak semua rencana Tuhan jauh lebih baik dari pada rencanamu. Hari ini mungkin kau tak mendapatkan yang kau inginkan, tapi yakinlah Tuhan menyiapkan hadiah besar dihari esok. Cukup usaha dan sertakkan Tuhan atas setiap langkahmu. Maafkan dia. Hanya itu pintaku. Belajarlah berdamai atas hal buruk yang kau dapat karnanya. Aku yakin kau bukan anak yang lemah. Kau tak akan jatuh hanya karna dendam pada ayahmu sendiri" jelas ibu kepada anak laki laki itu sambil memegang tangannya dengan mata berkaca.

Tak menjawab apapun, anak laki laki itu hanya memeluk ibunya. Hatinya rebah dipeluk ternyaman itu. Semua kata yang telah disusunnya luruh begitu saja dihadapan ibunya. Hanya anggukan pernyataan setuju atas suruhan ibunya. Baginya ibu adalah ibu dan ayah untuknya. Perempuan hebat itu merangkap tugas menjadi ayah yang tak pernah dilakukan oleh suaminya. Sebagai anak laki laki sosok figur seorang ayah merupakan cerminan untuknya. Tapi apa boleh buat. Perilaku ayahnya jangankan untuk di contoh, untuk dilihat saja tak ada pantasnya.

Namanya Gandhi Mahaprana. Anak laki laki yang tumbuh tanpa didikan seorang ayah. Setiap hari dia hanya menyaksikan perilaku buruk sang ayah yang membuat ibunya tertawa 10 menit menangis seharian. 16 tahun sudah umurya. Selama ini bisa dihitung pakai jari berapa kali dia dan ayahnya bicara. Kini dia tumbuh menjadi anak laki laki pendiam penuh benci pada ayahnya sendiri.

Puncak bencinya sore itu, ibunya tiba tiba pingsang di kamar tidurnya. Saat itu dirinya tak di rumah karena harus menyelesaikan tugas sekolahnya di ruamah temannya. Ada ayahnya di rumah. Tak ada firasat apapun dirinya karena itu dia memutuskan untuk tetap pergi ke tempat temannya. Berpamitan dengan ibunya yang saat itu masih baik baik saja.

"itu tengok ibumu, dari tadi aku panggil tapi tak bangun bangun" kata laki laki paruh baya itu.

Berlari sambil membuka tasnya, anak itu mendapati ibunya pingsan di bawah dekat tempat tidurnya. Panik tak tau apa yang harus dilakukannya pertama. Belari mencari bantuan keluar rumah. Ayahnya merupakan satu satunya orang yang ada dirumah itu selain dia.

"tolong ibuku, tolong aku membawanya kerumah sakit" katanya pada laki laki yang merupakan ayahnya itu.

"ah kau, aku mau pergi ini. Ada urusan yang lebih penting. Ibumu hanya pingsan saja kau sudah berlebihan" katanya

Muka memerah marah, ditambah lagi panik tak tau harus bagaimana. Sambil berlari kerumah tetangga sebelah dia meminta bantuan.

"pak tolong ibuku, dia pingsan di rumah kami. Tolong aku membawanya kerumah sakit pak" katanya meminta bantuan pada semua orang yang ada disana.

Per(saya)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon