"Hmmm," Yun-bi tersenyum tipis

"Yun-bi kau kenapa?, kenapa jantungmu berdetak begitu kencang." Batin Yun-bi sambil memegang dadanya sembari merasakan detak jantungnya.

Tepat setelah batin Yun-bi terucap, lelaki tersebut langsung melihat ke arahnya dengan senyuman yang lebar dan membuatnya Yun-bi makin deg-degan saat melihat ke arah lesung pipi lelaki tersebut. Jujur Yun-bi merasa sangat terkejut saat lelaki tersebut tiba-tiba menatapnya lalu tersenyum kepadanya tanpa alasan.

Apa benar tanpa alasan? Mengapa ia mentap Yun-bi?

"A.. Apaa? Kenapa kau me... melihatku seperti itu?" Ucap Yun-bi ragu .

lelaki itu hanya tersenyum dan sesekali menatap ke arah Yun-bi, yang tentu saja membuatnya semakin bingung saja.

"Kau tahu, aku sangat menyukai hujan."

Yun-bi terkejut dan tidak percaya bahwa lelaki tersebut berbicara dengannya, akan tetapi hingga akhirnya Yun-bi pun dapat mengetahui alasan mengapa lelaki tersebut menatap hujan dengan pandangan seperti itu.

"Ha benarkah? Hmm. Lagi pula kenapa kau sangat menyukai hujan? Aku malah sangat membenci hujan."

"Hujan itu sangat indah, bodoh.."Ucap lelaki tersebut sembari menggoda Yun-bi.

"Hahah bodoh, kau ini kenapa sih? Aku yang bodoh apa kamu?
Kau sepertinya adalah sosok yang misterius, menatap hujan saja seperti seolah melihat berlian yang turun dari langit:v"

"Tidak seperti itu juga... Aku memang sangat menyukai hujan dari aku masih kecil. Entah kenapa saat hujan turun aku merasa sangat bahagia, bahkan memandangnya saja aku sangat menyukainya."

Yun-bi tersenyum tipis "Haa , Kau adalah sosok PLUVIOPHILE."

"Gomawo."(terima kasih)

"Gomawo? Untuk apa?"

"Aniya,(Tidak) aku suka saja jika ada orang yang menyebutku Pluviophile." Ucap lelaki tersebut sambil tersenyum yang membuat lesung pipinya itu nampak begitu memukau.

"Ngomong-ngomong nama kamu siapa?" Ucap lelaki tersebut.

"Namaku Ahn Yun-bi"

"Jeongmal?(benarkah?) Aku menyukai namamu AHN YUN-BI, artinya adalah Melodi Hujan... kau tahu apapun yang berhubungan dengan hujan aku sangat menyukainya. Intinya namamu begitu indah."

"Ahh yaa begitulah. Terima kasih kau telah menyukai namaku dan terima kasih atas pujiannya aku sangat senang untuk itu. Hmm lalu namamu siapa?"

"Namaku Lai Guanlin. Artinya adalah "Musim Hujan"

"Eoh. Jinjja?(oh. benar/sungguh) Aaa. Apa mungkin itu alasannya mengapa kau sangat menyukai hujan,,omoo."

"Molla,,(tidak tahu) tapi mungkin sepertinya memang begitu karena dari kecil aku sudah sangat menyukai hujan"

Sebenarnya bukan itu yang dipikirkan Yun-bi setelah mengetahui arti dari nama Guanlin, melainkan ia sangat terkejut karena arti nama mereka sama-sama mengandung artian tentang Hujan. Jujur saja kalau boleh Yun-bi sangat ingin teriak pada saat itu juga ia benar-benar tidak tahan dengan rasa baper yang ia rasakan saat itu. Tapi untung saja dengan profesional ia dapat menutupinya walaupun rasa terkejutnya masih saja sulit untuk ia tutupi.

"Mmm wahh, sepertinya kau sangat unik. Aku juga menyukai namamu karena sangat sesuai dengan kepribadian mu."

"Gomawo." ucap Guanlin tulus.

Untuk saat ini nampaknya Ahn Yun-bi terlihat biasa-biasa saja bahkan beberapa nadanya terkesan sedikit cuek jika berbicara pada Guanlin, padahal jauh dari lubuk hatinya ia merasa sangat senang hingga rasanya ia ingin terbang. Apalagi saat Guanlin tersenyum kepadanya. Ia sangat ingin berbicara terus-menerus dan membahas apapun agar tetap bisa berbicara pada Guanlin, namun pada kenyataannya ia hanya bisa diam dan menunggu Guanlin yang lebih dulu memulai topik dengannya.

Keadaan menjadi semakin hening saja, mau bagaimana lagi sang lelaki hanya sibuk dengan dunianya sendiri sedangkan sang gadis hanya terdiam kaku dan tak dapat memulai topik apapun. Hingga pada waktu berikutnya Guanlin yang memulai kembali pembicaraan.

"Apa kelasmu berada di bawah?"

"Ne(iya). Mmm sepertinya kita tidak pernah bertemu, bahkan sepertinya aku baru melihatmu saat ini."

"Jinjja, kau tak pernah melihatku?"

"Iyaa , tapi sepertinya aku tidak asing bagimu, apa kau sering melihatku?"ujar yun-bi penuh harap.

"Eohh tidak juga, aku hanya biasa melihatmu dari atas kelasku saat kau sedang jadwal olahraga saja. Selebihnya tidak pernah, lagi pula kau juga jarang munculkan? bagaimana bisa kau melihatku."

"Haa jadi dia dari kelas atas, hmm akan kucari tahu nanti." Batin Yun-bi.

"Haha, benar aku memang jarang keluar kelas jadi mungkin itulah alasannya mengapa aku tidak pernah melihatmu." Ucap Yun-bi pasrah.

Bip..., bip... suara klakson yang menuju ke arah halte bus sekolah.

"Ehh busnya sudah datang, kau tidak pergi?" ucap Yun-bi.

"Tidak, aku sedang menunggu bus lainnya."

"O, Okei kalau begitu aku pergi". Yun-bi menatap Guanlin.

"Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi Guanlin" batin Yun-bi penuh harap.

Segitu dulu. Maaf kalau masih nemu typo.
Disinilah awal imajinasi berkembang🌈
Tapi tulisan masih belum berkembang:")

Cerita ini benar-benar asli dari imajinasi. Nggk ada plagiatnya oke.

Ohiya jangan lupa juga buat Vote dan Komen cerita ini

Dan teruntuk silent readers aku gak maksa buat voment kok makasih aja sih udah baca😂

WAITING UNDER THE RAINWhere stories live. Discover now