Euphoria

18 1 0
                                    

Jangan Rindu, itu Berat biar aku saja. Apakah rindu itu seberat koper yang kubawa sekarang? Ohh Tuhan apakah tidak ada seorang pun yang ingin membantu membawakan barang-barang ku ini?

Aku berjalan tanpa arah sekarang, 2 tahun menimba ilmu di negeri orang sebegitu lupanya diriku dengan jalan di bandara ini.

Aku mendengus kesal saat tak ada satu pesan pun dari ponsel ku. Mungkin ponsel ku ini sudah rusak karena dia takut ketinggian di pesawat tadi. Aku mencoba mencari kontak seseorang yang sedari tadi ku tunggu pesannya dan dengan cepat ku tekan tombol warna hijau untuk menghubunginya.

Beberapa kali ku coba menghubunginya namun tak ada satupun jawaban darinya yang ada malah suara wanita yang entah aku tidak tau namanya. Ohh God aku bersumpah akan memukul kepalanya nanti.

~Neol wihaeseoramyeon nan
Seulpeodo gippeun cheok hal suga isseosseo
Neol wihaeseolamyeon nan
Apado ganghan cheok hal suga isseosseo~

~Tutt~

"Please ya jek lo tu kemana aja sih, gatau apa gue disini bingung mau kemana. Awas aja lo gue aduin bunda" bentak ku tanpa memberi salam atau embel-embel lainnya

"Ehh mulutnya ya, disana nggak diajarin tata krama ya emang?"

"Udah deh cepetan gue capek nih"

"Mintanya yang bener dong, masa sama kakaknya yang ganteng ini kaya gitu. Ga sopan!!"

Siapapun tolong musnahkan lelaki yang over PD ini.

"Kakakku Jeon Jungkook tercinta dan tersayang cepetan kesini ya, nanti keburu akunya diculik"

Oke. Sekarang aku mau muntah. Bagaimana bisa ada seorang yang terlampau PD seperti Jeon Jungkook ini. Aku menghela nafas kasar setelah ku putuskan sambungan telefon secara sepihak. Terlalu malas berdebat dengan kakakku yang satu ini.

"DORRR!!!!!!"

"EEEEE AYAM AYAM WHAT THE F*** JEKAAAAAA!!!!!"

"Mulutnya anjirrr dek, jangan ngegas mulu napa? Sensi mulu perasaan. Baru dateng tu harusnya ngasih gue apa kek oleh-oleh gitu"

"Yaa lo sih ngagetin" jawabku sambil memanyunkan bibir

Bukannya aku sok imut tapi memang sudah kebiasaan ku jika sedang kesal pasti akan seperti itu, bawaan lahir mungkin.

"Ini beneran Jeon Jaera adik Jeon Jungkook yang ganteng itu? Kok beda ya?"

"Bukan, gue nggak punya kakak yang PD nya sampai ke Dubai" jawabku sarkas

"Ohh gitu yaudah gue pulang aja mungkin gue salah orang kali yaa" ejek kak Jeka

"Kak Jekaa!!!" teriakku sampai-sampai aku dan Kak Jeka mungkin sudah dianggap orang gila disini

"Hahaahah iya iya, ya ampun adik gue manjanya nggak hilang-hilang perasaan dari dulu, gemes tau ga sih" jawab Kak Jeka sambil sesekali menyubit pipiku

"Kakak kangen buangettt tau nggak dek sama lo, tapi......kok lo kaga nambah cantik gitu ya"

Jangan ditanya mungkin wajahku sekarang sudah merah karena dari tadi menahan untuk tidak menghujat kakak menyebalkan satu ini. Tapi seberapa pun menyebalkan dia, rasa rinduku mampu menutupinya. Dua tahun tidak bertemu manusia ini hahh benar-benar menyiksaku. Dia itu kakakku satu-satunya, dia selalu menjaga ku sejak kecil, membela ku bahkan dia rela melakukan apa saja demi membuatku bahagia. Sungguh aku sangat bersyukur bisa mempunyai kakak sepertinya.

"Hehh tuyull malah ngelamun, mikirin apa? Pasti mikirin gue ya?" katanya sambil menaikkan satu alisnya

"Kak jek, kangen!!!!" rengekku

"Hmm yaa yaa nanti aja kangen-kangennannya dirumah. Udah ditunggu bunda noh" jawabnya sambil mengambil alih koper yang ku bawa

"Yee tadi aja situ yang bilang kangen sama gue, sekarang belaga sok cuek" cibirku

"Cerewet bener dah, ya masak gue kangen-kangennan sama lo ditempat umum. Yang ada gue bisa dikira gila, udah yuk pulang tadi aja ngerengek minta pulang" balasnya

Aku hanya bisa diam dan berjalan dengan Kak Jeka yang sedang merangkul bahu ku saat ini. And I finally back to my home.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waaaaa gua kembali nih di ff baru semoga kalian suka ya cintaaa 💕
Jangan lupa voment -🐻🐻

TimelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang