12

1.5K 141 35
                                    

Watch out +++



<<<========

Beberapa hari setelahnya, Jihoon berubah. Jihoon tidak pernah lagi mau berbicara dengan Guanlin ataupun berdebat dengannya. Ia hanya akan membuka suara jika ditanya atau yang lainnya.

Jihoon tidak bisa lagi mengatakan apa dirinya. Ia sukses menjadi pelacur ekslusif Guanlin. Benar-benar terlihat menyedihkan.

Setelah hari itu, dimana Guanlin memperkosanya dengan paksa, hari-hari seterusnya Guanlin menjadi tambah brengsek.

Ia akan datang ke Jihoon pada malam hari dan memaksa Jihoon agar ia memuaskan nafsu birahinya. Dan Jihoon hanya akan pasrah jika itu terjadi. Tidak ada yang bisa dilakukannya. Seperti yang terjadi saat ini.

"Ahhh.. "

Jihoon mencoba menutup mulutnya yang sial sekali desahan itu melengos keluar dengan sendirinya. Kedua tangannya ditahan Guanlin dikedua sisi kepalanya.

Kepala pria itu kini berada di antara kedua pahanya. Memainkan lidahnya di daerah intimnya. Sesekali tangan pria itu meremas kuat payudaranya.

"Ahhh.. Guan--"

Jihoon tidak munafik. Ia menikmati setiap sentuhan yang pria itu berikan. Bahkan ia seperti meminta lebih jika Guanlin bermain-main di tubuhnya. Tapi ia juga sangat ingin menolak.

Jihoon juga masih bisa berpikir jernih, ia tidak akan berteriak meminta agar pria itu memberi lebih untuknya. Hal itu akan membuat Guanlin merasa menang.

Tidak! Ia tidak boleh merasa seperti ini. Akan terlihat jika ia seperti benar-benar seorang pelacur Guanlin. Terlihat begitu murahan.

Jihoon tidak bisa disamakan dengan wanita-wanita Guanlin yang lainnya. Yang dengan sendirinya meminta Guanlin tanpa menolak sentuhan pria itu. Jihoon berbeda jauh dari mereka.

Jihoon hanya bisa menangis tanpa suara ketika Guanlin memasukkan miliknya ke dalam tubuhnya. Menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan keras.

"Aaahhhk.. " entah yang keberapa kalinya Jihoon memuncratkan cairan putih itu. Bahkan Guanlin pun belum mengeluarkannya sama sekali.

"Sialan kau! " Guanlin menjambak rambut Jihoon ketika Jihoon sudah berada di puncaknya.

Jihoon merasakan rasa perih yang teramat di kulit kepalanya. Dalam hati ia terus menyumpahi Guanlin. Dia kira siapa yang buat Jihoon seperti itu kalau bukan dirinya?

"Yeaahh.. "

Guanlin mengerang nikmat saat ia mengeluarkan cairan itu di dalam tubuh Jihoon. Tubuhnya ambruk di atas Jihoon. Ia mendekatkan kepalanya ke Jihoon, mengecup-ngecup bibir pink yang sudah membengkak itu akibat ulahnya.

Ah, belum dikatakan kalau saat pertama kalinya mereka bercinta, Guanlin tidak memakai pengaman sama sekali.

Itu kali pertamanya ia bercinta tanpa pengaman dan sejak saat itu, setiap kali ia melakukannya dengan Jihoon, ia tidak pernah lagi menggunakan benda itu.

"Shhh.. "

Jihoon meringis saat Guanlin menggigit bibirnya dan menariknya pelan sehingga tautan keduanya terlepas. Namun Guanlin tidak berhenti, ia kembali melumat bibir Jihoon dan tangannya bergerak mengelus, menekan, meremas setiap jengkal tubuh Jihoon yang bersimbah keringat.

Tubuh mereka masih menyatu, dan Guanlin menggerakan pelan pinggulnya. Gerakan yang lebih pelan dari tadi. Pria itu seperti tidak ada puas-puasnya kepada Jihoon.

"Nghhh.. Ahh.. " desahan Jihoon makin membuat nafsunya bangkit.

Dengan nafsu ia mengulum bibir Jihoon dan melumatnya habis. Menggigit bibir itu agar terbuka dan memasukan lidahnya dan bermain di dalam sana.

Bossy Guan (Panwink)Where stories live. Discover now