6

8.9K 1.6K 89
                                    

"NIH! BUKUNYA BUAT LO AJA! SAMPAH! PAYAH! GAK GUNA!"

Suara pekikan Donghyuck yang langsung menggelegar di kamarnya ketika pintu baru saja terbuka membuat Felix terdiam. Dia menatap sahabatnya itu dengan bingung.

"Kenapa sih lo? Dateng-dateng ke kamar orang langsung ngerusuh." ujar Felix dengn kening berkerut.

Donghyuck mencebik dan langsung melemparkan dirinya ke atas tempat tidur Felix, tepat disamping sang empunya. "Liat nih!" Donghyuck mengambil kiss note dari dalam tasnya dan membuka buku itu.

Felix dapat melihat nama Lee Minhyung yang ditulis oleh sahabatnya itu dengan ukuran lumayan besar.

"Coba gue tebak..." ujar Felix, "Kak Mark... gak nyium lo?"

"NGGAK!" jawab Donghyuck kesal. "Padahal beberapa detik sebelumnya waktu gue nulis nama Kak Lucas, Kak Lucas langsung nyium gue tuh!"

Felix tertawa, "Yaudah.. berarti emang lo ditakdirkan buat berusaha sendiri dapetin Kak Mark, gak pake buku kiss note ini."

Donghyuck mencebik, "Mungkin?"

Felix mengangguk-angguk menyakinkan.

"Udahlah! Bukunya buat lo aja! Nyampah banget di gue!" ujar Donghyuck sambil memberikan buku itu pada Felix.

Felix menerima buku yang Donghyuck berikan kepadanya, "Mau gue coba ah." ujar Felix sambil mengambil pulpen dari meja belajarnya.

"Yaudah cobain aja." ujar Donghyuck tak acuh. Dia merebahkan dirinya di tempat tidur Felix.

"Gue tulis nama lo ya, Hyuck."

"Yaud— WOY! JANGAN!" Donghyuck langsung bangun dari posisi berbaringnya, berniat untuk merebut kembali buku itu dari Felix, tapi sebelum hal itu sempat terjadi, Felix sudah lebih dulu menoleh pada Donghyuck.

"Gak bisa." ujar Felix.

"Hah?"

"Pulpennya gak nyata, gue gabisa nulis nama lo." jelas Felix.

Donghyuck berdecak, "Ya lagian ngapain juga lo mau nulis nama gue sih! Gak jelas banget! Gue gak mau ciuman sama lo lagi!"

Felix menggeleng keras, "Hyuck, liat," titah Felix sambil mengangkat halaman kosong buku itu dan menunjukkaannya pada Donghyuck, "Gue gak bisa nulis apa-apa di buku ini."

Donghyuck memutar bola matanya malas, "Kan tadi lo bilang pulpennya gak nyata." ujarnya sambil kembali mendudukkan di pinggir tempat tidur.

Lagi-lagi Felix menggeleng keras, "Pulpennya nyata pas gue coba di buku lain!" ujar Felix hampir memekik, "Sini deh!"

Donghyuck mengernyit, tapi tepat berjalan ke meja belajar tempat Felix dusuk. Donghyuck dapat melihat Felix menulis namanya di sebuah buku tulis lain tanpa hambatan, tapi ketika Felix menulis di buku kiss note dengan pulpen yang sama, tinta hitam itu tidak keluar sama sekali.

Donghyuck terdiam sejenak, masih dengan kerutan bingung di dahinya. "Aneh.." gumamnya.

"Banget." timpal Felix.

Kemudian mereka berdua sama-sama terdiam.

"Coba lo tulis sesuatu pake pulpen ini di kiss note itu." Felix memberikan pulpen yang masih dipegangnya pada Donghyuck.

Donghyuck benar-benar bingung, tapi tetap menuruti perintah Felix dan menarik garis dengan pulpem tersebut.

"Nyata." ucap Felix.

"Iya, nyata." ulang Donghyuck sambil mengangguk-angguk.

"Hyuck, kayaknya buku ini memang khusus buat lo."

Donghyuck masih mengangguk-angguk, "Kayaknya gitu." ujarnya, "Tapi masalahnya buku ini gak ngaruh ke Kak Mark, Lix. Gak guna."

Felix memutar bola matanya malas, "Coba terus lah! Sampe berhasil!"

"Emang bisa?" tanya Donghyuck ragu.

"Pasti bisa lah!" ujar Felix yakin, "Pasti!"

Mendengar semangat dari Felix membuat Donghyuck tersenyum lebar. "Iya!" pekiknya penuh tekad, "Gue pasti bisa! Liat aja dalam sebulan ini gue pasti bisa jadi pacarnya Kak Mark dan nyium dia!"

















.

.

Aku... gatau kenapa jadi begini ceritanya... wkwkwkwkw nikmati sajalah

Kiss Note✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora