Wisudanya Gio?!

12.9K 1.4K 41
                                    

"Maura, cepat! Kita udah mau telat, nih."

Ersya membuka pintu kamar anaknya. Ekspresinya terkejut ketika melihat Maura yang berdandan sangat cantik. Padahal, gadis itu paling tidak suka jika sudah berurusann dengan make-up. Berbeda dengan kakaknya.

Gadis itu menoleh ke arah pintu. "Aneh, ya, Pi?"

Di dekatnya, Aruna memberi kode pada suaminya.

Ersya yang menangkap kode itu lantas menggeleng. "Kamu cantik."

Maura menunduk. "Aku gak pede."

"Santai aja, ini udah biasa, kok." Aruna menepuk kedua pundak anaknya.

Gadis itu menghela napasnya. "Yuk, Pi."

Aruna menutup tempat make-up miliknya. "Hati-hati, ya. Mami titip salam."

°°°

Ersya dan Maura berjalan beriringan, mencoba mencari anggota keluarga Gio. Acara wisuda baru saja usai dan keduanya baru sampai di tempat.

"Cemberut terus, cantiknya gak jadi." Pria itu merangkul pundak sang anak.

"Biarin."

"Percuma dong, Mami dandanin kamu susah-susah."

Maura menghentakkan kakinya. Ditepisnya tangan Ersya yang berada di pundak. "Mobil Papi gak cuma satu, harusnya tadi minta ganti aja. Jangan malah nunggu ganti ban kayak tadi."

Ersya menghentikan lamgkahnya. "Mobilnya kan dipake Mami arisan, nanti Mami pulang naik apa? Kamu gak kasian sama Mami?"

"Tapi kita jadi telat, Pi! Kalau mereka udah pulang gimana? Gak ketemu, dong." Maura semakin merasa kesal. Seharusnya, tadi ia memilih naik ojek atau taksi saja.

"Ya makanya kita cari dulu," ucap Ersya dengan lembut.

"Pokoknya kalau gak ketemu, salah Papi! Titik. Emang, ya, Papi tuh lebih sayang Mami sama kakak daripada aku." Gadis itu memalingkan wajahnya.

"Gak sayang gimana? Papi udah temenin kamu ke sini sekarang. Bahkan tanpa kamu minta."

"Kenapa Papi mau? Kan aku gak minta, aku bisa naik taksi."

"Maura!"

Gadis itu menoleh. "Tuh, kan. Marah. Ya udah, aku cari sendiri aja. Papi kalau mau pulang, pulang aja. Aku bisa naik taksi."

Iapun melangkah dengan cepat, meninggalkan Ersya yang merasa bersalah karena telah membentak anaknya sendiri.

Maura tidak bisa menutupi rasa cemasnya. Ia telah berjanji akan hadir hari ini. Sungguh, ia merasa takut jika Gio kecewa karena dikira tak menepati janjinya.

Hingga, ia merasa ada yang menarik tangannya dari belakang. Kepalanya menoleh, dilihatnya Ersya yang berdiri di sana.

Pria itu menatap kedua mata anaknya. "Maaf, Papi gak bermaksud  kayak tadi."

"Mel!"

Keduanya pun menoleh ke sumber suara, dilihatnya Nadya yang sedang berjalan mendekat. Maura pun bernapas lega, tidak mungkin Gio dan keluarganya meninggalkan Nadya sendiri.

NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang