HTBU [18]

13.9K 2.7K 281
                                    

"Semangat ya," bang Hansol menepuk pundak gue lalu berjalan menuju meja kerjanya. Gue rasa dia sadar kalau hubungan gue sudah berakhir apa lagi kemarin gue ga masuk dengan alasan yang tidak jelas.

"Makasih bang," gue menaruh buku yang pernah bang Hans kasih di mejanya. Ia menatap gue lalu mengangguk. Mungkin ia paham maksud gue.

Gue jarang sekali memakai headset ketika bekerja. Hanya sesekali jika mood gue memang hancur. Bang Hans menghampiri gue lalu melepas salah satu headset yang sedang gue pakai.

"Kalau cinta, perjuangkan sampai dapat jawaban." ucapnya kemudian kembali lagi ke mejanya.

Kalau cinta, perjuangkan sampai dapat jawaban. Gue harus memperjuangkan Tasha lagi. Entah apa jawabannya di akhir tapi gue harus menunjukkan kalau gue masih cinta dan membutuhkan dia.

Daryl
Tasha
Pulang naik apa?

Tasha
Hai
Sama Jeff
Kenapa?

Daryl
Bareng aku mau?

Tasha
Aku lembur..
Kan kita juga ketemu besok

Daryl
Gapapa
Aku tunggu

Tasha
Aku kabarin lagi nanti

Gue ga bisa menyalahkan Jeffry yang mulai bergerak mendekati Tasha karena hubungan gue dan Tasha memang berakhir. Gue harus kembali bersaing dengan Jeffry seperti waktu kuliah dulu. Persaingan yang tidak akan ada habisnya di dalam hidup.

Jeffry
Dar
Lo mau balik sama tasha?

Gue cukup terkejut ketika melihat pop up message dari Jeffry.

Daryl
Iya
Tasha cerita sama lo?

Jeffry
Begitu lah
Gue pastiin lagi sama tasha
Dia mau balik sama siapa

Daryl
Dia bingung?

Jeffry
Semacam itu

Gue tidak melanjutkan chatting dengan Jeffry karena gue harus menyelesaikan pekerjaan. Gue juga masih tau diri.

Gue diajak bang Hans untuk makan nasi padang Pagi Sore yang tidak terlalu jauh dari kantor. Biasanya gue dan Tasha akan bertemu di sana kemudian makan siang bareng.

Mata gue menyapu seluruh ruangan yang penuh dan gue menangkap Tasha yang sedang duduk berhadapan dengan Jeffry. Gue memaksakan senyum ketika Tasha melambaikan tangan ke arah gue seraya memanggil gue.

"Bang-"

"Jalan!" perintah bang Hans dengan pelan yang membuat gue sedikit ragu untuk menghampiri Tasha dan Jeffry.

"Bareng aja Dar, penuh gini mau duduk mana?" ujarnya. Gue melirik bang Hans yang sudah duduk di sebelah Tasha. Gue menarik kursi sebelah Jeffry. Setelah memesan nasi dan menu tambahan bang Hans membuka topik lebih dulu.

"Aduh bang maaf ya gue kalau makan pakai tangan nih," ujar Tasha tidak enak pada bang Hans.

"Santai aja lebih asik makan padang pakai tangan emang."

How to Break Up -DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang