"Jessie?" tanya Tin memastikan

"yeah, it's me Tin. Oh my god! I miss you so much" 

wanita itu menarik Tin dan memeluknya erat. mencium kedua pipi Tin mesra, sedangkan Tin hanya tersenyum tipis dan Can merasakan kehadirannya disana dilupakan. Can dengan bibir yang mengerucut marah melihat pemandangan menyebalkan dihadapannya

"oh Tin! how are you huh? what made you get here huh?" tanya jessie.

Can hanya diam, bukan karena dia ingin diam, tapi dia tidak mengerti mereka sedang mengobrol tentang apa

"just... yeah, holiday" balas Tin

"with whom?" tanya jessie bingung

"with him" balas Tin lagi dan menarik Can, merangkulnya erat. Can tersenyum kearah jessie

"errr him?... oh okay" 

Jessie memperhatikan perawakan Can dari ujung rambut hingga ujung kaki dan tersenyum kecut kemudian.

"hm, and then. where William?" jawab dan tanya Tin

oh ayolah Can sudah muak. Dia seperti menonton televisi sekarang dengan channel inggris tanpa translate.

"I'm here Medthanan" 

sosok pria menghampiri mereka sembari merangkul bahu Jessie dan mengecup bibir wanita cantik itu. Can mengeryit aneh melihat kegiatan itu dan merapatkan tubuhnya pada Tin.

 Can mengeryit aneh melihat kegiatan itu dan merapatkan tubuhnya pada Tin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"you're late Will" ucap Tin dengan nada kesalnya

"sorry dude, I have to buy something for my lovely honey haha" balas William dengan tawa menyebalkannya.

"ck, give me the key Will" ucap Tin

"here!"

William menyerahkan kunci mobil pada Tin dan berjalan meninggalkan Tin serta Can yang masih setia dengan ekspresi bingungnya.

"eum kalian dari tadi ngomongin apa sih? dan siapa mereka Ai'Tin?" tanya Can mencoba menghilangkan tanda tanya di kepalanya

"bukan apa-apa, dan mereka temanku" jawab Tin

"mereka sepasang kekasih?" tanya Can lagi

"bukan. mereka sepasang suami istri yang gila" jawab Tin

"auwh? kenapa bisa seperti itu?" Can terus saja bertanya

"lupakan! ayo kita kehotel"

Tin menarik tangan Can, membawanya keparkiran mobil mencari mobil yang akan mereka gunakan

"kok kamu bisa dapat mobil sih Tin" tanya Can lagi

Tin mengabaikan pertanyaan Can dan menarik tubuh kecil Can untuk mengikutinya

"cepat masuk, aku lelah. bahuku sakit karena kau jadikan bantal" perintah Tin

Can menurutinya sambil cemberut

Give me a chance!Where stories live. Discover now