Apa yang Han Yeoreum mahukan hanyalah kehidupan yang normal, menyara hidupnya sebagai pelajar universiti tahun akhir dengan bekerja separuh masa di kota metropolitan Seoul, hidup Han Yeoreum boleh dikatakan berjalan dengan lancar.
Namun, segalanya...
Mata Aera membulat. Rahangnya terbuka luas. Tak. Mungkin.
Kalian tahu kalau ada babak yang sengaja diperlahankan ala-ala drama Korea? Inilah situasi aku alami sekarang apabila melihat si heroin.
"Kim Seulgi!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pantas Yeoreum berdiri dan bibirnya mula tersenyum lebar, tetapi masih tidak percaya. Seulgi kini menundukkan badannya tanda hormat sambil tersenyum. Tangan Yeoreum mula menutup mulut dan terlompat-lompat sendiri tanda teruja.
"Han Yeoreum, kamu okay ke?", tanya salah seorang staf. Yeoreum masih lagi dalam fasa kagum bercampur tanda tidak percaya.
"Saya memang minat Kim Seulgi!", terus satu bilik mesyuarat tergelak, termasuk Seulgi.