Lagi-lagi Baekhyun hanya bisa diam menerima semua yang dilakukan Chanyeol terhadap tubuhnya. Itu adalah satu-satunya hal yang bisa Baekhyun lakukan, sudah kukatan bukan apa pun yang Chanyeol katakan dan lakukan tidak akan ada yang membantah atau bahkan melawan.

Chanyeol kembali menjatuhkan bibirnya, kali ini pada permukaan leher putih Baekhyun yang masih terhiaskan bercak kemerahan, karyanya semalam. Chanyeol sesekali menjilat dan menggigit kecil leher Baekhyun, hingga kembali menambah warna di sana.

"Chanyeol ahk!~"

Baekhyun memekik kala merasakan rasa sakit di lehernya. Baekhyun hanya melirik Chanyeol yang tengah menenggelamkan wajahnya pada lehernya. Baekhyun meremat kuat seragam Chanyeol pada bagian punggungnya, untuk melampiaskan rasa sakitnya.

Jari-jari kaki Baekhyun di dalam sepatu melengkung kuat, merasakan rasa sakit pada lehernya juga rasa nikmat pada dadanya. Tanpa sadar Baekhyun menjatuhkan air matanya, karena rasa sakit yang menderai nadi lehernya.

Ini bukanlah kali pertama Baekhyun merasakannya, ini merupakan tahun ke-4nya menjalani kehidupan sebagai bahan asupan lelaki berambut merah yang mengukung dirinya tapi tetap saja Baekhyun tidak pernah bisa membiasakan diri dengan itu.

Chanyeol menyelesaikan kegiatan sarapan paginya dan segera menarik tubuhnya menjauh dari tubuh berpeluh Baekhyun. Dan karena gerakan tiba-tiba Chanyeol, membuat Baekhyun terjatuh terduduk di lantai kamar mandi dengan nafas tidak beraturannya.

Chanyeol menyamakan tingginya dengan posisi duduk Baekhyun sebelum satu tamparan pada pipi Baekhyun.

"Aku benci manusia lemah sepertimu, jika bukan karena darahmu aku benar-benar akan membunuhmu bahkan saat ini juga"

Itu adalah ucapan terakhir Chanyeol, sebelum ia pergi meninggalkan Baekhyun begitu saja.

Baekhyun terisak pelan, sembari mengelus permukan pipinya yang terasa panas karena tamparan Chanyeol, tapi Baekhyun juga tidak melunturkan senyum kecilnya.

Katakan Baekhyun egois ia bahkan tidak peduli keadaan tubuhnya yang terlukan, dan lebih memilih menyenangkan hatinya dengan menjadi pemuas dan asupan Chanyeol setiap harinya.
.
.
.
.

Chanyeol menatap datar ke arah lelaki bertubuh tinggi di hadapannya. Tubuhnya itu terlihat menjulang tinggi dengan berbalut jubah hitam. Di samping Chanyeol terdapat Kim Kai dan Oh Sehun yang memang akan setia mengikutinya.

"Wu Wooseok.."

Chanyeol berujar dingin, dan matanya tidak luput memandangi kelaki yang lebih tinggi beberapa centi darinya tersebut.

Sedangkan yang disebut, hanya memasang smirk menantangnya dan hal itu berhasil memancing emosi Chanyeol.

"Sungguh aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu secara langsung seperti ini Park Chanyeol.."

Chanyeol mendengus kesal, dan itu membuat Kim Kai segera memasang posisi waspadanya, dan Sehun hanya memasang wajah datarnya, tapi matanya tidak berhenti menatap sekeliling, awas.

"Jadi apa yang kau lakukan di daerahku??"

"Bagaimana ya mengatakannya, tapi ngomong-ngomong tidakkah kau tau apa alasanku kemari hmm?"

Chanyeol menutup kelopak matanya sebelum kembali membukanya dan terpampanglah mata semerah mawar, yang menatap ke arah lelaki bermarga Wu itu tajam.

"Sebenarnya ini suatu kehormatan untukku karena bisa menyambut anak kedua dari keluarga Wu yang terhormat itu" Chanyeol tersenyum ramah tapi berbanding terbalik dengan aura dingin yang sekarang memenuhi udara di sekitar mereka.

Empty '~~chanbaekWhere stories live. Discover now