Beberapa lelaki yang membawanya -menyeretnya- tadi, melempar tubuhnya tanpa perasaan ke koridor sepi, di sisi toilet lama. Dan setelahnya meninggalkan dirinya begitu saja.

Dengan tertatih Baekhyun melangkahkan kakinya memasukki toilet tersebut. Toilet itu sepi, dan jarang ada yang memakainya karena terletak cukup jauh dari ruang kelas. Tapi meskipun begitu toilet itu masilah berfungsi sangat baik.

Baekhyun mematut dirinya di kaca usam di dekat wastafel dan menyalahkan kran air. Air mengalir membasahi jari-jari Baekhyun, sebelum ia membawa air tersebut untuk membasuh luka di wajahnya dengan bantuan kaca usang di hadapannya.

"Awww.."

Baekhyun sedikit mengaduh kala air menyentuh ujung bibirnya yang sedikit robek dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Tapi gerakan Baekhyun berhenti kala ia merasakan seseorang berdiri di belakangnya. Baekhyun melirik sekilas ke arah cermin, di mana bayang seseorang di belakangnya terlihat.

Melalui bayangan cermin, Baekhyun beradu tatap dengan mata berwarna kemerahan yang dimiliki lelaki di belakangnya. Hanya sebentar sebelum Baekhyun memutuskan tatapan keduanya dan menunduk takut.

Baekhyun merasakan tubuhnya sedikit limbung, kala sebuah tangan menariknya kasar dan membawanya ke sebuah bilik di sana, kemudian menutup dan menguncinya.

Kali ini Baekhyun berdiri di hadapan lelaki itu. Dengan kepala menunduk, Baekhyun meremas pelan ujung seragamnya yang basah. Tubuhnya bergetar, antara takut dan dingin.

Baekhyun hanya mampu menutup matanya kala lelaki di hadapannya, memojokkan tubuhnya pada dinding bilik.

"Buka matamu.."

Dengan takut, Baekhyun membuka matanya perlahan. Baekhyun menahan nafasnya, kala wajah dengan mata kemerahan serta sepasang taring itu hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

Mata itu menatapnya dingin, bahkan lebih dingin dari sebelumnya. Rahangnya sedikit mengeras kala menyadari sisi sudut bibir Baekhyun mengeluarkan darah.

"Chan.."

Lelaki itu Park Chanyeol, mendesis pelan dan membau udara sekitar yang menyebarkan aroma darah Baekhyun. Sebelum ia menatap kembali ke arah Baekhyun, dan menatap bengis ke arahnya.

"Kau melupakan ucapanku hmm?" Chanyeol berujar dingin, dengan tangan yang menelusup ke dalam baju seragam Baekhyun.

"Chan.. aku, tid-"

Baekhyun harus rela penjelasannya terpotong, kala bibirnya di bungkam dengan Chanyeol, menggunakan bibirnya.

Itu bukanlah ciuman yang pelan dan penuh kasih sayang tapi hanya berupa ciuman kasar yang menuntut. Baekhyun hanya diam dan membiarkan Chanyeol mengobservasi seluruh permukaan bibirnya.

Baekhyun melenguh pelan kala sudut bibirnya yang terluka di hisap kasar. Dan Baekhyun dapat merasakan bahwa darah yang keluar dari sudut bibirnya perlahan dihisap oleh Park Chanyeol.

Kaki Baekhyun mulai merasakan lemas, kala tangan Chanyeol yang berada di dalam seragamnya mulai bergeling dan bergerak merangsang tubuhnya.

Ciuman di bibirnya yang menyakitkan itu, berpindah di sisi pelipisnya. Kali ini bukan hanya ciuman tapi juga sebuah jilatan, dan jilatan itu berakhir dengan Chanyeol yang kembali menghisap darah yang keluar dari lukanya.

"Chan ahh~"

Baekhyun meremas pelan seragam bagian depan milik Chanyeol. Baekhyun benar-benar akan terjatuh karena kaki lemasnya, jika kalau tangan Chanyeol tidak mencengkram pinggangnya erat.

Chanyeol mendaratkan seluruh ciuman di wajah Baekhyun, tidak lupa mengerakan tangan kirinya yang ada di dalam seragam Baekhyun dengan gerakan mengelus dan memutar pada bagian dada Baekhyun.

Empty '~~chanbaekWhere stories live. Discover now