11- END

4.9K 443 87
                                    

Sehun berusaha menopang kakinya agar tidak jatuh ketika ia memasuki ruang rawat Minyoung. Sebuah penutup kepala dan juga baju rumah sakit khusus ia pakai. Obsidiannya tidak lepas dari sosok wanita yang tengah berbaring lengkap dengan sebuah oksigen di hidungnya.

Kakinya berjalan mendekat. Sehun merasa sebuah pukulan telak pada ulu hatinya. Sesak itu begitu mendominasi.

Ada yang mengatakan jika hal yang paling menyakitkan adalah saat kita melihat orang yang kita cintai terbaring lemah tak berdaya. Dan itu memang benar adanya.  Pria itu sedang mengalaminya.

"Sayang," Suaranya parau. Sehun duduk di sebuah kursi lipat, tangannya meraih jemari Minyoung untuk ia genggam.

"K-kau bilang kau ingin melihat bayi kita, lalu kenapa kau tidak bangun juga." Pria itu bermonolog. Matanya terasa berkabut.

Ya. Ini sudah seminggu semenjak operasi itu berlangsung, namun Minyoung tidak kunjung membuka matanya.

"Kau tahu, putra kita sangat tampan, bibirnya mirip sekali dengan milikmu, matanya juga, hanya halis dan bentuk muka yang sama denganku. Dia juga beberapa hari ini sangat rewel, mungkin dia... Merindukanmu." suara Sehun memelan.

"Aku tidak tahu bagaimana cara mengganti popok, aku juga tidak tahu cara agar dia berhenti menangis, aku tidak tahu cara menggendongnya hingga ibu mengajariku, tapi tetap saja... Dia tidak mau, dia selalu menangis setiap kali aku menggendongnya." Sehun menghela nafas panjang. "Apa ini hukuman untukku?"

Sehun menenggelamkan wajahnya pada telapak tangan Minyoung. Cairan bening itu tidak bisa ia tahan.

"Kau harus bangun untuk melihatnya. Kami membutuhkanmu. Mana janjimu? Kau bilang kau ingin memberikan dia nama, aku belum memberi nama untuknya karena aku menunggumu."

"Bangunlah. Aku mohon..."

"O-oppa." suara itu terdengar pelan namun Sehun masih bisa mendengarnya. Ia mengangkat kepalanya guna melihat wajah Minyoung. Mata wanita itu mengerjap beberapa kali.  Tangannya mengerat seolah membalas genggaman tangan Minyoung.

Sehun tidak tahu harus mendeskripsikannya seperti apa, dia bahagia karena akhirnya Minyoung sadar. Ia hendak bergegas memanggil doktor namun tangan Minyoung yang lemah menahannya.

"Oh Young-Jae..." samar Sehun dapat mendengar suara pelan nyaris tak terdengar itu. Ia mendekatkan telinganya pada bibir Minyoung yang masih ditutup oleh alat bantu pernafasan.

"N-namanya Oh Young-Jae"

Tittttttttttttttttttt

Bunyi nyaring itu menjadi hal terakhir yang Sehun dengar. Mata Minyoung tertutup kembali, kepalanya terkulai ke samping kanan. Tangan yang menggenggamnya perlahan terlepas.

Sehun panik. Cairan bening berlomba keluar dari ufuk matanya.

"Sayang, bangun."

"Tidak, Song, jangan bercanda, hey... Bangun sayang. Bangun."

"Doktor!"

.......

"Kalau kau mau menikah denganku, aku janji aku akan menjagamu."

"Aku tidak butuh janji, Oppa."

"Hey! Aku akan membuktikannya. Aku akan selalu membuatmu bahagia hingga kau lupa bagaimana caranya untuk menangis."

"Jangan menggombal."

"Aku tidak menggombal, kau lihat saja nanti"

...

"Kalau nanti kita menikah, kau ingin anak laki-laki atau perempuan?"

"Asalkan dia sehat aku akan bahagia. Apapun jenis kelaminnya nanti."

"Aku ingin memiliki 11 anak."

"Kalau begitu kau saja yang melahirkan. Mana mungkin aku sanggup melahirkan 11 anak."

"11 anak lebih baik."

"2 saja cukup."

.....

"Terimakasih karena telah menerimaku untuk menjadi suamimu, aku janji aku akan membahagiakanmu."

"Aku yang harusnya berterimakasih, terimakasih karena telah menerimaku"

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

.....

Semua bayangan itu berputar bagai roll film, janji manis yang ia ucapkan hanyalah kepalsuan, faktanya, dirinya sendiri yang membuat wanita yang dicintainya itu harus merasakan sakit yang teramat dalam.

Jika Tuhan berbaik hati padanya, ia ingin mengulang waktu. Memperbaiki segala kesalahannya dan menepati semua janjinya. Ia tidak akan membuat wanitanya merasakan sakit seperti pernah ia lakukan. Tidak akan. Namun angan hanyalah angan. Semuanya tidak akan pernah terjadi.




END

Yang mau marah sama aku silahkan.  😢 monmaaf gais, ini mengecewakan. Tp daripada gajelas kan yaudah mending tamat aja.

Makasih banyak yg udh ngikutin ff ini. Aku sayang kalian. 😘😘😘

 😘😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















ITS HURT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang