Bab 1 - Changed

11.9K 832 179
                                    


Ada yang mengatakan jika hati seorang wanita itu tulus. Mereka bisa bertahan pada satu pria yang sama, tapi kenapa seorang pria justru sebaliknya? Kenapa para pria justru tidak bisa bertahan pada satu wanita? Apakah tidak terlalu kejam jika seseorang mengklaim dirinya makhluk paling sempurna sementara kenyataannya tidak seperti itu?! Para istri— meski pun mereka terdesak, mereka tidak akan bisa memiliki dua suami, tapi kenapa justru seorang pria bisa memiliki beberapa istri? Apa mereka tidak memikirkan rapuhnya seorang istri?

Hati wanita siapa yang tahu?! Ketika tersisihkan, padahal kenyataannya memang diabaikan. Terlihat bodoh? Mungkin, lebih tepatnya bukan bodoh, hanya belum bisa menentukan pilihan yang baik. Ketika semuanya terlihat nyata, namun semuanya abstrak dan hanya angan-angan yang terlampaui tinggi untuk kita gapai.

Ketika kita mengharapkan sesuatu yang indah, namun semuanya hanya impian yang tidak pernah menjadi kenyataan. Terkadang, kita butuh sepi disaat keramaian sudah tidak bersahabat lagi. Terkadang, kita juga butuh sendiri disaat orang banyak sudah tidak bisa mengerti lagi. (Kutif from katakan.net2014)

.........

Suara gemericik air hujan terdengar begitu nyaring di malam itu. Tetes-tetes air yang jatuh bagaikan sebuah petaka bagi seorang wanita yang tengah termenung bersama perihnya serpihan hati. Lingkaran matanya terlihat hitam pekat dengan lelehan air mata yang terus mengalir membasahi wajah cantiknya. Wanita bernama lengkap— Song Min Young— itu— mengusap wajahnya kasar ketika rasa perih yang menghujam itu menyeruak. Demi Tuhan! Dia tidak sanggup lagi. Wanita mana yang rela melihat suaminya bersanding dengan wanita lain? Wanita mana yang tidak menangis ketika melihat suaminya mengucapkan janji suci dengan wanita lain? Dia— Song Min-Young juga wanita yang memiliki hati. Sekuat apa pun ia menahan sakit didalam hatinya, dia tetaplah seorang wanita yang rapuh. Dia bukan wanita yang memiliki hati sekuat baja. Dia hanyalah wanita yang bisa menutupi kerapuhan hatinya dengan sebuah senyuman palsu. Yeah, senyuman palsu yang didalamnya terdapat sebuah kesakitan yang mendalam.
Waktu terasa berjalan cepat hingga membuanya jatuh kedalam lubang pesakitannya. Wanita itu menekan kuat hatinya yang terasa perih, mengobati seluruh lobang pesakitannya dengan beberapa helaan nafas yang dapat memuatnya tenang. Akan tetapi, semuanya terasa sia-sia. Mengingat bayangan senyuman yang terpatri di wajah keluarganya saat janji suci itu berlangsung membuktikan bahwa ia memang tidak dibutuhkan lagi. Apa yang bisa dilakukan istri yang tidak berguna seperti dia? Meratapi nasib pun tidak akan membuat takdir kembali berpihak kepadanya.
Merasa cukup lama Minyoung termenung, ia memutuskan untuk memasuki kamarnya. kamarnya seorang diri. Minyoung merelakan kamar utama yang dulu ia tempati kepada pengantin baru itu sehingga ia harus pindah ke kamar lain. Wanita itu tersenyum kecut mengingat bagaimana senyuman seorang Oh Sehun— Suaminya saat mengucapkan janji suci bersama wanita lain tadi pagi. Hatinya terasa perih bagaikan sebuah luka yang ditaburi garam .

Senyum yang dahulu hanya untuknya, kini mulai sekarang harus ia bagi dengan wanita lain. Wanita yang sekarang telah resmi menjadi istri baru dari suaminya. Hati Minyoung semakin sakit kala mengingat kenyataan bahwa istri baru suaminya adalah sahabatnya sendiri. Sahabat yang sangat dekat dengannya, satu-satunya orang yang ia percayai. Tapi apa? Han Nami— Sahabatnya justru berbuat hal setega itu padanya. Bodoh karena ia telah mempercayai lidah tak bertuah yang wanita itu ucapkan. Minyoung berkorban hanya untuk dia. Tapi kenapa diam-diam sahabatnya itu menusuknya dengan belati dibalik topeng anggun yang terukir indah di wajah cantiknya? Kata-kata manisnya bagaikan sebuah racun untuk Minyoung, membuatnya menyadari kenyataan pahit itu.

“Aku akan bertahan semampuku untuk mempertahankan keluarga kita, Tapi disaat aku merasa lelah dengan semuanya, merasa kau tidak membutuhkanku lagi, merasa aku hanyalah perusak kebahagiannmu, maka aku akan menyerah dan pergi”

ITS HURT (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant