Takdir

13 0 0
                                    


Kurasa takdir itu hanya omong kosong dan akulah yang menentukan takdirku sendiri, namun tuhan memberikan setiap umatnya jalan hidup mereka masing-masing,dan dari sekian banyak jalan hidup manusia, juga tidak sedikit dari jalan hidup yang dilaluinya memiliki alur cerita yang sedikit menyedihkan dan pahit, tapi bagaimanapun juga begitulah takdir manusia tidak ada yang bisa tau. Bagaikan kita menulis sebuah novel yang dimana kita akan menulis cerita tentang hidup, harapan, dan cita-cita, hingga kita benar-benar berhenti menulis dan bagaimana akhir ceritanya tidak kita ketahui, seberapa lama kita bisa menulis sebuah cerita kehidupan, bagaimana kehidupan yang selama ini kita lalui dan kita jalani selama ini dan kadangkala pulpen yang kita gunakan macet dan mungkin saja kita bisa berhenti menulis novelnya untuk sementara waktu, novel itu di tulis dengan penuh harapan dan cita-cita, dan bagaimana novel tersebut bisa di baca oleh semua orang dan memberikan manfaat kepada kehidupan orang disekitar kita.

Takdir manusia memang berbeda-beda dan Manusia akan terus dan berusaha untuk mengubah harapan dan mimpi untuk menjadi cita-cita mereka. Sebagian orang beranggapan dunia harus di genggam, namun bagiku dunia itu begitu berbeda di mataku, ibarat kita memegang sebua busah, semakin kita genggam busah itu, hanyalah akan menghilang secara perlahan dan semakin kita mengejar dunia, dunia akan meninggalkan kita secara perlahan.

Dunia pada semestinya hanyalah sementara dan banyak manusia yang beranggapan bahwa dunia itu adalah segalanya, aku pernah mendengar ada istilah YOLO "You Only Life Once" istilah ini secara harfiah memberi isyarat bahwa kita harus menikmati hidup kita karena hidup itu hanyalah sekali.

Dan inilah ceritaku, nama aku melisa dan ceritaku berawal, aku berada di bangku sekolah dasar dan aku juga orang yang benar-benar ceria dan lucu, dan selain itu aku memiliki bobot tubuh yang cukup besar, tapi walaupun aku sering diejek anak gajah, aku tidak mempedulikannya, dan aku beranggapan bahwa memang itu hanyalah bercandaan, aku senang apabila aku bisa membawa tawa kepada semua orang di sekitarku, oh ya! Aku juga orangnya usil banget, pernah aku masukin cicak di belakang baju temanku, temaku sampai menangis sampai-sampai aku dimarahi oleh guruku, dan aku sering sekali di marahi oleh guruku, dan ayahku sering sekali di panggil oleh kepala guru-guruku karena aku sering berulah.

Suatu hari aku mendapatkan sebuah undangan untuk menghadiri kegiatan hari ibu, setiap siswa dan siswi di wajibkan untuk memakai pakaian tradisional dan mengajak ibu mereka, tapi aku suka sedih karena saat hari ibu tiba ayahku yang selalu menemaniku aku senang walaupun ayahku rela meninggalkan pekerjaannya hanya untuk aku, aku sangat cantik dan ayahku selalu menyemangatiku, aku juga selalu membuatkan puisi kepada ayahku disaat hari ibu dan ulang tahun ibuku. Bicara tentang ibuku, ibuku ialah wanita yang luar biasa yang pernah aku miliki, aku senang walaupun aku tidak pernah memiliki waktu untuk bermain dengan ibuku dan aku tidak memiliki kenangan indah bersama ibuku, karena pada saat itu memang ibuku harus terbaring sakit dirumah sakit, kata ayahku ibu sakit tetapi sakitnya hanyalah flu saja, dokter dan ayahku selalu bilang kepadaku bahwa ibu akan segera sembuh, tapi aku tau bahwa itu hanya untuk menghapus rasa kecemasan dan kekhawatiranku saja, ibu terkadang aku lihat suka menangis sambil memelukku saat aku tertidur, walaupun ibuku sakit tapi ibu tidak pernah melihatkan rasa sakitnya kepadaku dan hanya senyum kepadaku, ibuku pernah bilang bahwa "Sebesar apapun rasa sakit yang kita rasakan dan cobaan yang kita rasakan, jangan lupa untuk selalu tersenyum dan tertawa, karena senyuman adalah obat hati yang bisa menyembuhkan luka dan rasa sakit" dan ibuku selalu berharap untuk aku tidak ibuku selalu mendoakan aku di setiap doa yang dia panjatkan, terkadang aku menangis saat ibuku menangis sambil berdoa kepada tuhan, tetapi aku hanya bisa bersembunyi dari belakang melihat ibuku aku juga pura-pura tidak terjadi apa-apa di depan ibuku, hanya senyum dan tawa miliku yang kuberikan untuk dia, meskipun ibuku sakit, ayah tidak pernah menyebutkan penyakit ibuku, hingga di hari musim semi tiba ibuku meninggal, saat pemakaman ibuku aku menahan dengan segenap hatiku untuk menahan tangisku ini, karena aku tidak mau melihat ibuku tersiksa dan merasa bersalah disaat pemakaman ibuku, aku melihat ayahku yang menangis dan aku hanya bisa memegang tangannya, ayahku begitu terluka dan bersalah, saat jalan pulang ayahku hanya terdiam di mobil, dan aku berfikir untuk meyakinkan ayahku,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SchadenfreudeWhere stories live. Discover now