7

5.4K 921 18
                                    

"Ah, soal gosip itu?" Hyejeong tertawa. "Aku tidak tahu harus menjawab apa. Lebih baik aku tidak mengatakan apapun soal ini. Ini adalah privasi kami. Agensi akan menjawabnya saat waktunya sudah tepat."

"Melihat dari jawaban Hyejeong−sshi, sepertinya kalian berdua memang tengah berkencan ya? Aku jadi tidak sabar untuk mendengar jawaban dari agensi kalian."



Pip.



Baekhyun −dengan ekspresi datar− langsung mematikan televisinya lalu melempar remotenya sembarang arah. Ia membenamkan wajahnya pada bantal yang tengah dipeluknya.

Tak lama kemudian terdengar isakan yang ditahan−tahan disana.

Ibunya menatap sedih anaknya itu lalu menggeleng−gelengkan kepalanya pelan. Wanita paruh baya itu lebih memilih untuk meneruskan eksperimennya di dapur. Tingkah anaknya itu memang berlebihan.

Patah hati karena sang idol yang berkencan dengan orang lain, ya setidaknya itulah yang dipikirkan ibunya.


Di lain tempat,


"Chanyeol−ah, kau benar−benar berkencan dengan artismu sendiri?" Chanyeol berdecak kesal lalu melempar bantalnya pada sosok menyebalkan yang selalu menganggunya setiap saat itu.

Ya, siapa lagi kalau bukan penyiar berita yang cantik itu. Ya, maksudnya adalah sang kakak yang cerewetnya melebihi ibunya itu.

Gadis yang lebih tua tiga tahun dari Chanyeol itu duduk disamping Chanyeol, menatap adiknya penasaran yang hanya dibalas geraman marah oleh sang adik.

"Itu hanya untuk menaikkan pamor mereka."

"Jadi kalian akan dikonfirmasi berkencan begitu?"

"Yeahㅡ" Chanyeol mengusak rambutnya frustasi. "Sepertinya begitu. CEO sendiri yang mengatakannya padaku kemarin. Dia memintaku untuk menjadi pacar pura−puranya Hyejeong."

Pria dengan balutan kemeja hitam itu tampak kacau dengan rambut yang berantakan dan lingkaran di sekitar matanya.

"Bagaimana ini?!"

"Kau mengkhawatirkan Baekhyun?"

"Tentu saja." Yoora menatap adiknya prihatin.

Sudah sejak seminggu yang lalu pria dua puluh tujuh tahun itu tampak mengenaskan. Dia bilang kalau Baekhyun tak pernah datang kembali ke acara musik ataupun fanmeet. Bahkan Baekhyun pun melewatkan acara free hug dan tak pernah lagi menstalking AOA.

Awalnya Chanyeol khawatir kalau Baekhyun sakit, namun saat ia diam−diam datang ke sekolah anak itu. Dia melihat Baekhyun berjalan pulang dengan kepala yang menunduk.

Tampak menyedihkan.

"Kalau begitu temui dia sebelum berita konfirmasi kalian keluar."

"Aku tak bisa." Chanyeol menunduk sedih. "Aku belum siap ditolak."

"Aigoo, adikku yang manis." Chanyeol mengaduh saat kakaknya menarik pipinya dengan beringas. "Mana image sok cool yang biasanya kau tunjukkan di depan publik itu, hm? Kenapa kau terlihat seperti bayi begini sekarang? Buktikan kalau kau bukan pengecut, Park Chanyeol. Kau tidak mau keduluan pihak ketiga kan?"

Kali Yoora memang ada benarnya. Chanyeol sudah sejauh ini. Ia bahkan dengan berani memberikan tiket VIP yang harganya mahal itu untuk Baekhyun. Bahkan itu sudah menghabiskan separuh gaji bulanannya.

Kenapa dia justru frustasi sendiri layaknya orang bodoh sekarang?

Chanyeol melompat dari posisi duduknya, membuat Yoora hampir terjengkang karenanya.


"Baiklah, akan aku dapatkan bocah mungil itu!"

"Itu baru adikku."

"Aku akan ke rumahnya sekarang. Thanks noo" Chanyeol sudah akan beranjak sebelum Yoora mencengkeram lengannya.

"Kau dua hari belum mandi, omong−omong."

"Oh shyit!"

[☑]『 ɪ'ᴍ ᴊᴇʟʟʏ 』Where stories live. Discover now