"Kim Ai! boleh berbicara kepada oppa mu seperti itu?" Sekarang Taehyung angkat bicara. Meski mengatakannya dengan nada tidak membentak tapi tetap saja itu membuat Ai menunduk takut.

Menyadari perubahan sikap putrinya, Ji won lalu mengelus sayang kepala Ai. "Ai, nanti biar mommy dan daddy pikir dulu, okay? Ucapan oppa mu juga karena ia sangat khawatir. Jadi jangan diambil hati. Ai kan anak pintar."

[]

Selesai makan, Ji won dan Taehyung masuk ke dalam kamar mereka. "Ji, aku tidak habis fikir, apa yang membuat Ai ingin tidur sendiri. Ia masih sangat kecil dan lagi kau tau bukan kalau dia sangat penakut. Bahkan Michio hampir 24 jam terus berada di sampingnya. Dan lagi perkataannya tadi pasti menyakiti Cio." Mendengarnya membuat Ji won tersenyum. Anak dan suaminya memang sangat mirip.

"Mungkin Ai memang ingin membiasakan diri, ia berfikir tidak mau bergantung pada Michio terus. Begini saja kita coba selama 1 minggu. Kita lihat perkembangannya, bagaimana?" Taehyung menghela nafasnya kasar,"okay, 1 minggu."

[]

Ahjumma membersihkan kamar yang akan di tempati Ai. Sedangkan Ai sendiri mengambil buku pelajarannya yang berada tepat di atas rak buku milik Michio. Tidak terlalu tinggi sebenarnya. Tapi tetap saja itu sulit bagi Ai.

"Mau ku bantu?" Itu suara Michio. Memang biasanya dia yang mengambil dan membereskan buku pelajaran Ai. Bukan karena ingin memanjakan adiknya, tapi Michio sudah lelah untuk mengingatkan Ai. Dan lagi kalau Ai yang menyiapkan bukunya sendiri pasti ada saja buku yang tertinggal, itu membuatnya harus berdiri di luar kelas.

Ya, Michio tidak tega.

"No need." Ai tetap berusaha menggapai buku unicorn miliknya. Sekarang ia mengambil kursi kecil di sampingnya.

"Kau bitha jatu—"

Brakk

Belum selesai bicara tapi sudah terjadi.

"Mom, Dad! Ai jatuh." Teriakan Michio membuat Ji won dan Taehyung langsung berlari menuju anaknya.

"Kenapa bisa terjadi?" Tanya Taehyung. Yang mulai menggendong Ai menuju tempat tidur.

"Thorry, dad. Aku membiarkan Ai mengambil bukunya thendirhi."

"Cio, sayang. Lain kali jangan biarkan adikmu melakukan hal yang berbahaya okay? Kau harus jadi oppa yang baik untuk adik mu. Kau mengerti kan maksud daddy?" Taehyung mengelus kepala putranya sayang. Sedangkan Ji won masih memijat sedikit kaki Ai.

"Yesh dad."

[]

Hari ini sudah malam, Ai sedang berada di dalam kamar barunya. Ia tidak bisa tidur karena takut. Biasanya, Michio menunggu nya tidur di sebelahnya. Kasur di kamar mereka dulu ada 2 namun jaraknya tidak terlalu jauh.

Kali ini Ai bukan hanya takut. Tapi ia juga haus. Ingin sekali minum air dingin. Biasanya ada Michio di sampingnya, ia tinggal membangunkan Michio untuk menemaninya. Dan jawabannya 99% Michio pasti mau menemaninya.

Kamar begitu sunyi, Ai jadi makin takut. Tapi rasa hausnya memaksanya untuk memberanikan diri untuk mengambil air di dapur. Sebenarnya ia ingin membangunkan Michio, tapi kalau begitu nanti misinya gagal.

Ai melangkahkan kakinya ke arah dapur dan mengambil gelas dekat dispenser. Disitu ada gelas bertuliskan Ai. Yang menandakan miliknya. Namun saat ingin mengambil air Ai melihat kecoak di ujung ruangan. Jaraknya jauh memang namun tetap saja. ia phobia kecoak seperti Ji won.

Ia panik, lalu seketika gelas yang di pegang Ai jatuh Dan pecah. Jarak dapur dan kamar Michio tidak terlalu jauh, jadi Michio bisa mendengar teriakan adiknya dari dapur.

Michio langsung berlari ke arah dapur. "What happensh." Tanyanya khawatir melihat adiknya ketakutan.

"Theres—" jawabnya sambil menunjuk arah kecoak tadi. Michio menengok ke arah yang di tunjuk. Ia mengehela nafasnya dan mengambil sapu di dekat pintu. Lalu mengusir kecoak itu.

"Okay, now you're safe. Kenapa tidak bangunkan aku?" Tanya Michio masih memegang sapu.

"Tidak, aku hanya haus. Dan—"

"Michio? Ai? Sedang apa kalia— astaga! Kenapa ada gelas pecah? Kalian terluka tidak?"

Pertanyaan Ji won membuat Ai menunduk takut. Ia tidak mau kalau sampai Ji won memarahinya. Menyadari sikap adiknya, Michio membuka suara "thorry Mom, it Wath my fault. Aku hauth jadi aku ke dapurh, lalu ada tikush di thana. Ai membantuku mengusirh tikuth itu."

Ai menengok ke arah Michio dengan tatapan 'what are you talking about?' lalu dibalas juga oleh Michio dengan tatapan 'don't worry'

"Cio, lain kali kalau kau haus atau ingin pipis bangunkan Mommy saja, arraseo?" Michio mengangguk.

Kini Ai merasa makin bersalah. Semua kesalahan nya Michio yang menanggung.

Seharusnya Ai berterimakasih bukan?

Endless. 'K.T.H'Where stories live. Discover now