"Okay, Now you looks like daddy." -Ai-

[]

[]

"Hello kiddos. Wake up!" Taehyung membuka gordeng di kamar anak anaknya. Berharap kedua anak kembarnya itu bisa langsung bangun. Tapi tidak, yang bangun hanya Michio. Sedangkan Ai? Mungkin masih di pulau mimpi.

"Dad, harhi ini minggu, rright? Biarhkan Ai tidurh thaja. Mungkin dia lelah. Kathihan."

"No Kid! Bangun siang itu tidak baik. Sekarang bangunkan adikmu. Setelah itu minta mommy kalian untuk memandikan atau kau ingin mandi bersama daddy, hm?"

"Big No! Daddy nanti hanya akan berhendam lama thekali thampai kulit Cio mengkerhut. Lalu Mommy akan memalahi Daddy shetelahnya." setelah memikirkannya, memang benar yang dibicarakan Michio. Ia selalu mendapat ocehan dari Ji won kalau mandi bersama Michio. Sebenarnya Taehyung hanya berniat menemani putranya itu main air agar tidak bosan terus menerus bermain dengan bebek bebekan.

"Baiklah, kau bangunkan Ai okay? Daddy dan Mommy tunggu kalian di bawah."

[]

Kali ini si kecil Michio sedang kebingungan. Adiknya sedari tadi tidak mau bagun dengan alasan 'I'm tired'. Sebenarnya ia tidak tega juga adiknya mengeluh lelah. Tapi Ai harus bangun supaya Daddy nya tidak kena ocehan pagi dari Mommy nya.

"Ai, bangun atau aku tidak akan mengajarhi mu matematika-- Anymore!"

Seketika Ai bangun dari tidurnya. Ancaman Michio barusan cukup ampuh. Karena ia tahu nilai matematika nya selalu Bagus karena Michio yang ajarkan. Ia tidak mau Mommy dan Daddy nya sampai kecewa karena nilai nya yang rendah, "Okay, fine. You win."

Setelahnya Ai dan Michio sudah selesai mandi dan mereka sekarang berada di meja makan. Ji won juga berada di sana sedang menyendok nasi untuk Taehyung. "Ai? Kau kenapa? Ada masalah? Ceritakan pada Mommy." Ji won memerhatikan wajah putrinya itu dari tadi. Ia terlihat kesal, murung? Entahlah yang jelas bibirnya cemberut.

"No mom, don't worry. But mom, kamar di sebelah kamarku dan Cio kosong kan? Boleh aku tempati?" Kali ini bukan hanya Ji won yang terkejut tapi Taehyung sampai tersedak. Apa? Ai ingin tidur sendiri? Serius? Bukan apa apa tapi semua tahu Ai anak yang paling penakut. Di tinggal Michio mengambil air saja ia takut setelahnya akan menangis.

"Why? Kau tidak mau tidurh berhtamaku lagi?" Michio terlihat sedikit khawatir.

"Mom, dad, aku hanya ingin tidur sendiri. Lagipula itu memang akan menjadi kamarku kan?"

"No, mom! Mommy pasthi tau bukan kalau Ai itu penakut. Shetiap malam thaja aku haruth menunggu Ai tidurh dulu di thebelahnya barhu aku bitha tidurh. Aku juga thetiap malam haruth memastikan pr nya thelesai."

"Ai juga haruth belajarh berhtama ku karena nilainya thelalu rhendah. Ai tidak bisa bangun thendiri juga. Ai--"

Kuping Ai mulai memanas, seburuk itukah dia? Semua yang dikatakan Michio memang benar tapi Ai juga tidak mau terus terusan sekamar bersama Michio karena menurutnya Michio itu terlalu sempurna, nilai Bagus, mandiri, tidak penakut. Sedangkan dirinya?

Tidak- tidak, ia harus membuktikan pada mommy dan daddy nya kalu dia juga bisa seperti Michio. Ai ingin menunjukkan kalau dia tidak butuh Michio sama sekali.

"You! Shut up! Aku akan buktikan kalau aku tidak seperti itu! Lihat saja nanti. Aku akan lebih baik darimu. sekarang bahkan aku tidak cadel sepertimu." Kini bibir Ai semakin cemberut. Ia kesal pada saudara kembarnya itu.

Endless. 'K.T.H'Where stories live. Discover now