Hierarki Kebutuhan

44 2 15
                                    

"Mau ngomong apa, Wan"kataku sambil mengibaskan tangan. Awan menarikku. ⁣⁣
⁣⁣
"Ada apa sih sama kamu Ka?."⁣⁣
⁣⁣
"Ada apa kenapa emangnya." ⁣

Aku diam dalam geram. Aku sebenarnya tahu apa maksud kalimat Awan. ⁣
⁣⁣
"Dulu kamu ga begini Ka."⁣⁣
⁣⁣
"Hah? Lalu? Apa urusanmu?!."⁣⁣
⁣⁣
Aku memilih menjawabnya dengan kasar. Emosiku yang kutahan sejak dia menyeret ku ke taman belakang sekolah tadi dan segala kalimatnya itu akhirnya pecah. ⁣⁣
⁣⁣
"Kau ingin tahu kenapa? Kau itu menyebalkan! Jangan urusi urusanku."⁣⁣
⁣⁣
Tidak. Sebenarnya bukan ini yang ingin kukatakan. Aku membuang muka. ⁣⁣
⁣⁣
"Kau beruntung. Kau bisa melakukan apapun. Sejak kita masuk SMA, kau berubah (ah aku yang berubah) kau jadi siswa teladan (ya karena kau pintar) jadi ketua OSIS, lalu.. sekarang kau jadi pemimpin anak-anak Masjid!. Kau tidak mengerti perasaan orang yang tak bisa apapun."⁣⁣
⁣⁣
Ah. Kenapa aku menyalahkan semua ke Awan. Aku yang paham dengannya begitupun diriku karena kami teman sejak kecil. Dan kenyataan itu yang membuatku semakin kesal melihat dia sekarang. ⁣⁣
⁣⁣
"Ka, kau bisa menulis." Kata Awan tiba-tiba. ⁣⁣
⁣⁣
"Tidak. Aku berhenti."⁣⁣
⁣⁣
"Kau masih menyukainya. Aku tahu."⁣⁣
⁣⁣
"Hah? Sok tahu!? Sana urusi saja teman-teman sok ngehitsmu itu?!."⁣⁣
Aku membalikkan badan untuk segera pergi dari situ.⁣⁣
⁣⁣
"Aku membacanya Ka."⁣⁣
⁣⁣
Kakiku terhenti. Aku melihat Awan yang sedang menunjukkan tulisanku di kolom surat kabar Jatim. Ada perasaan entah yang tiba-tiba kurasakan. Aku terdiam. ⁣⁣
⁣⁣
"Ka, kau mengenalkanku kan. Apa aku orang yang membuang teman ketika punya teman baru?." ⁣⁣
⁣⁣
"Basi!" Kataku pelan tapi cukup bisa didengar oleh Awan. ⁣⁣
⁣⁣
Aku beranjak pergi. ⁣⁣
⁣⁣
"Ka. kakakku mencarimu. Dia punya buku baru. Ke rumahlah sore ini."⁣⁣
⁣⁣
Suara Awan terdengar jelas ditelingaku. Ah, tentu saja mas Galih kan kuliah di Fakultas Sastra.⁣⁣
⁣⁣
Aku kesal terhadap diriku sendiri melampiaskan kemarahan kepada kawanku itu. ⁣⁣
⁣⁣
"Ka. Kau kawanku, selamanya."⁣⁣
⁣⁣
Shit! ⁣⁣
⁣⁣
Aku berlari menjauh sekarang. ⁣⁣
⁣⁣

Cerita Kita Where stories live. Discover now