《4》

36.1K 9K 3.9K
                                    

"Oke, sekarang waktunya kumpul. Ke lapangan basket sekarang."

Tak lama kemudian, lapangan basket yang awalnya sepi langsung ramai dengan seruan kaget para pemilik suara toa.

"Jisung!"

"Sanha! Kok lo bisa disini?!"

"Kalian berdua?!"

"Loh, Haechan?! Kok bisa bareng Daehwi?!"

Ya begitulah pertemuan para manusia dengan mulut sekeras mercon. Seungmin yang ada di samping Jisung memilih minggir dan duduk di kursi panjang.

"Seungmin!"

Yang dipanggil langsung menoleh dengan terkejut. "Jeongin!"

Dengan riang Jeongin berlari menghampiri Seungmin yang masih kaget melihatnya.

"Kok lo sama Felix masih di sekolah? Loh, ada Hwall juga."

"Males jelasinnya ah," balas Jeongin sambil ngambil air minum di tasnya.

"Ini semua ulah lo, ya!"

Sontak perhatian mereka beralih ke Felix yang tiba-tiba membentak Haechan.

"Maksudnya?"

"Tadi lo ngajak kita buat nyari tau, dan sekarang orang-orang yang lo ajak kekunci di sekolah. Gak mungkin itu kebetulan!"

"Heh, gue sama Daehwi aja kekunci di kantin," sergah Haechan yang gak terima dirinya dituduh.

Kantin disini tuh indoor.

"Au nih, jangan asal ngomong dong!" Sahut Daehwi yang gak terima temennya dituduh.

"Udah, jangan pada berantem. Gak bakal nyelesaiin masalah," tegur Sanha yang tumben banget bisa serius.

"Haechan! Jaemin mana?!"

Sekarang atensi mereka terfokus pada Renjun yang dateng sambil emosi bareng Jeno.

"Mana gue tau."

"Kita nyariin lo tau gak! Kita tuh khawatir!" Omel Renjun begitu berdiri di depan Haechan.

"Terus lo nyalahin gue gitu? Kan lo bisa pulang tadi."

"Apaan sih? Kalaupun gue gak khawatir, gak mungkin gue sama Jeno nyariin lo! Kita udah bela-belain bohong ke ortu dengan alasan kerja kelompok buat nyari lo!" Bentak Renjun tersulut emosi.

"Njun, udah." Jeno langsung narik Renjun mundur.

Haechan menatap Renjun gak suka lalu ngajak Daehwi menjauh.

Melihat itu Felix berdecak. "Udah bagus dikhawatirin, ck."

"Terus sekarang gimana?" Tanya Hwall yang sejak tadi memperhatikan.

"Kita tunggu aja perintah selanjutnya," jawab Daehwi ketus.

Hwall mengerutkan alisnya. "Tunggu bentar, tadi gue lewat kantin gak ada orang. Lo berdua bohong?"

"Maksud lo apaan?! Kalo gak suka sama gue gak usah asal ngomong!" Bentak Haechan sambil mencengkram kerah baju Hwall.

"Woi udah! Haechan, jangan pake emosi!" Bentak Seungmin yang tersulut emosi dan langsung memisahkan keduanya.

"Halo semuanya!"

Tiba-tiba Jaemin dateng bareng Samuel sambil tersenyum lebar seolah-olah gak terjadi apa-apa.

"Dari mana aja kalian?" Tanya Renjun sambil memicingkan mata curiga.

"Toilet," jawab Jaemin.

Sekarang gantian Felix yang bingung. "Toilet mana?" Tanyanya sambil melirik Jeongin yang kebetulan lagi ngeliat dia.

Jeongin yang ngerti maksud Felix ngangguk pelan.

"Toilet lantai satu."

Felix mangut-mangut lalu milih duduk di samping Seungmin. "Soalnya gue sama Jeongin kekunci di toilet. Gua kira lo bohong juga."

Haechan yang merasa tersindir hendak maju namun langsung ditahan Sanha.

"Orangnya cuma kita doang?" Tanya Jeno.

"Iya kali. Udah ah, ada yang nemu clue? Keburu waktunya abis nih."

"Emangnya ada batas waktunya, Hwi?" Tanya Jeno bingung.

Daehwi mengangguk. "Nih, kita gak sengaja nemu di koridor," katanya sambil memperlihatkan sebuah kertas.

"Orang yang gak pernah kalian duga," ucap Jeno sambil membaca apa yang ada di kertas.

"Jisung kali."

Jisung yang dari tadi cuma menyimak kaget karena namanya disebut sama Haechan. "Kok gue? Karena gue gak petakilan kayak biasanya gitu?"

"Kan gue cuma nebak," balas Haechan.

Jisung langsung mendengus, gak suka sama tebakan Haechan yang asal-asalan itu.

"Jeongin bisa nih."

"Heh, kok lo nuduh Jeongin! Gak mungkin lah," sergah Seungmin.

"Bisa aja, dibalik sifat polosnya kita gak tau dia kayak gimana, kan?" Daehwi tersenyum sinis sambil natap Seungmin yang terlihat mengepalkan tangannya.

"Kalo menurut gue Hwall."

Hwall mengedikkan bahu gak peduli dengan omongan Sanha dan milih ngeliatin langit yang udah gelap.

"Jadi setiap orang harus sebut nama?" Tanya Jeongin.

"Kalo lo gak mau mati," sinis Daehwi yang langsung bikin Jeongin nundukin kepala.

"Lo bener-bener ya," gumam Seungmin emosi tapi langsung ditahan Jisung.

"Gue pastinya lo, Jae."

Jaemin membulatkan matanya kaget. "Lo nuduh gue, Jen?"

Jeno cuma ngangguk singkat. "Karena pas lo dateng tadi keliatan banget santainya."

"Y-ya ta-tapi masa cuma gara-gara itu."

"Gue juga lo, Jae," kata Jisung yang sependapat sama Jeno.

Jaemin yang udah disebut dua kali menghela nafas. "Ya udah lah, gue juga nyebut diri sendiri aja. Biar banyak."

"Gue sama Seungmin sepakat nyebut Daehwi," kata Felix tiba-tiba.

"Ada bukti gak?" Tanya Daehwi yang terdengar meremehkan.

"Tapi kita lagi disuruh nyebut doang, bukan ngebuktiin." Felix menyunggingkan senyum kemenangan pas liat Daehwi bungkam.

"Gue juga Daehwi," sahut Jeongin.

"Cihh, bilang aja mau bales omongan gue tadi."

Seungmin udah gemes banget pengen ngeluarin sumpah serapah ke Daehwi yang seenak jidat ngomong begitu.

"Jangan-jangan Jinyoung lagi," celetuk Sanha tiba-tiba.

"Ohh, lo nuduh gue?"

Refleks mereka menoleh dan terkejut melihat Jinyoung, Hyunjin, dan Guanlin.

"Lo juga disini, Young?" Tanya Renjun kaget.

"Ck, kita bertiga nyariin Daehwi sama Samuel. Jeong, lo dicariin Hyunjin."

"Ngapain lo nyariin gue?" Tanya Daehwi bingung.

"Kalo Guanlin gak minta tolong sama gue, sekarang gue pasti lagi di rumah ngerjain tugas fisika dari pak Yoongi," jawab Jinyoung malas.

"Sam, lo nyebut siapa?" Tanya Daehwi mengalihkan topik.

"I think you, Jinyoung."

"Baru dateng udah dituduh, ck."

Kring!~

"Bel berbunyi! Cari tempat sembunyi yang menurut kalian aman sebelum penjaganya keluar dan bunuh kalian."

[1.5] 18.00 | 00line ✓Where stories live. Discover now