BAB 8 SINGAPUR

5.5K 568 16
                                    

Monmaaf kalau ada typo

*****

Liburan yang terencana mendadak itu terlaksanakan juga. Ikram membeli tiket penerbangan ke Singapur dengan jadwal paling pagi, untung-untung dapat tiket. Ikram tidak membawa banyak baju, hanya 3 potong kaos oblong, satu hoodie, dan 2 celana, tak lupa membawa pakaian dalam dan alat solat.

"Singapur, aku datang ! Aaaaaaa !" teriakan heboh dari Cindy mengundang perhatian dari banyak orang, tapi emang dasarnya anak nya lagi bahagia, bodoh amat dah.

Baru saja mereka keluar dari bandara Changi dari penerbangan Jakarta beberapa jam yang lalu. Ikram yang sudah sering main ke Singapur tidak lagi merasa wah dengan tempat ini, berbeda dengan Cindy, atas nama nya liburan mau kemana pun Ia akan tetap bahagia.

"Bikin malu ah !" Ikram langsung menarik Cindy dalam sebuah transportasi yang akan membawa mereka ke penginapan. Cindy hanya cengengesan saja sebagai respon nya.

"Aku senang banget bisa liburan." Kata Cindy pada Ikram, lalu Ia mengambil beberapa gambar melalui ponselnya, Ia akan membuat stories Instagram yang banyak nanti, di mulai dengan lembaran gambar saat kepalanya Ia miringkan di bahu lebar Ikram. Beberapa helai rambut Ikram berjatuhan di sisi jilbab nya.

"Rambut Abang, ganggu !" sunggutnya. Ikram lalu mencepol rambut panjang berwarna coklat itu ke belakang.

"Kenapa tiba-tiba cuti ?"

"Biar nggak galau mulu di kantor. Jadi di kasih cuti, hehehe."

"Galau kenapa ?"

"Kepikiran Dayat mulu." Sahutnya pelan. "Aku lagi musim sedih, tau."

"Tega ya Dayat gituin Cindy, padahal kan Cindy baik, cantik juga iya." Tambah Cindy lagi.

"Terus ?"

"Apa nya yang terus ?" tanya Cindy pada Ikram. Ia mendongkak ke atas dari posisi kepala yang rendah menatap wajah Ikram yang berada di atas kepala nya.

"Terus berapa lama cuti nya ?"

"Sampe minggu doang kok."

"Ok!"

Lalu diam tanpa ada suara apapun, Cindy mendesah kasar karena kesal. Ini lah salah satu alasan kenapa liburan berdua doang dengan Ikram itu tidak akan menyenangkan. Lelaki patner nya itu terlanjur irit berbicara kalau tidak punya topik yang melibatkan emosi. Susah diajak becanda dan susah di ajak diskusi, pasti nanti jawaban nya lempeng saja.

Ini bukan kali pertama mereka terlibat dalam sebuah liburan, sudah berkali-kali dari semenjak Ikram bisa mengemudi. Cindy sering meminta lelaki itu mengantarnya bahkan ke puncak sekalipun, tapi nanti disana Ia tidak hanya berdua dengan Ikram, ada teman-teman lain yang akan membuat nya tidak zonk saja.

Coba saja kalau Ikram sedikit cerewet, suka mengomentari apasaja yang lewat di depan nya, pasti akan lebih menyenangkan dari pada bersikap dingin tak tersentuh begitu, tapi sayang nya lelaki ini sangat tampan.

"Kita nanti tengokin debay mau nggak ?" pembicaraan mereka dimulai lagi saat mereka berdua menyusuri lorong hotel yang telah mereka booking kamarnya.

"Bayi siapa ?" tanya Cindy antusias. Cindy sangat menyukai anak kecil. Lumayan buat ngisi acara di list liburan mendadaknya kali ini.

"Anak nya teman abang pas di teknik dulu."

"Ngapain disini ?"

"Dia ngikut suami nya tinggal disini."

"Mau mau, ayok, sekarang aja yuk !" Ikram menoyor kepala Cindy kebelakang. Cindy hanya kekeh dengan wajah tolol.

"Capek aing, tidur dulu bentar, nanti kita pergi." Ikram membuka kamar mereka dan berdiri sejenak menyapu penglihatan ke seluruh sudut ruangan tersebut.

Neighbour For Marriage ✔Where stories live. Discover now