BAB 2 DAYAT

8K 601 1
                                    

Cindy mengusap kepala Dayat dengan lembut, lelaki itu sedang merebahkan kepalanya dipangkuan kekasih nya.

"Aku nggak akan lama di Bali, 3 hari doang." Ujar Dayat pada Cindy. Gadis itu tak kuasa untuk melepaskan pacar nya pergi karena 3 hari kedepan adalah weekend, yang mana adalah itu satu-satu nya waktu yang bisa mereka gunakan untuk berkencan.

"Yat, aku tuh sebenarnya mau ikut." Cicit Cindy pelan. Dayat meringis pelan mendengar penuturan kekasih nya. Memang, sifat manja Cindy membuatnya gemas sekaligus kerepotan. Di Bali Ia akan sibuk bekerja bukan untuk liburan, rasa nya tak perlu Cindy untuk mengekor segala.

"Janji nanti kita bakal liburan bareng deh, tapi nanti."

"Serius ya ?" Tanya Cindy ceria. Sudah lama mereka tidak penrah liburan bersama semenjak masuk dalam dunia kerja.

"Hm, everything for you aaa !"

Dayat adalah pacar Cindy dari satu setengah tahun yang lalu, tepatnya mereka bertemu dimasa sibuk kuliah saat semester 6. Saat itu mereka sedang mengurus administrasi untuk program KKN yang akan dilakukan pada semester depan. Setelah lulus, mereka tetap melanjutkan hubungan yang telah mereka jalin sejak kuliah tersebut hingga kini sudah menjadi seorang karyawan walaupun berada di kantor yang berbeda.

"Ngomong-ngomong, kamu kok nggak pernah sih main ke rumah aku ?" tanya Cindy pada Dayat, pertanyaan yang sudah lama Ia simpan. Selama mereka berpacaran, Dayat hanya sepintas mengantar nya di depan gerbang rumah saja, tidak pernah bahkan untuk sekedar berpamitan pada orangtua nya jika datang menjemputnya ke rumah.

"Bukan aku nggak mau sih," jawab Dayat lalu bangkit dari baringan nya, mengamit tangan Cindy lembut. "aku bahkan Cuma mahasiswa kere perantauan yang nggak bisa dibanggain sama sekali, itu alasan aku nunda dulu ketemu sama orang tau kamu."

"Lantas apa ?"

"Kalau kayak sekarang, even aku nggak tajir amat, tapi untuk naktir kamu makan aku nggak perlu ngirit jajan dari orangtua kirim lagi dari kampong, Sayang."

"Aku nggak minta apa-apa dari kamu loh, Yat. Bahkan orangtua aku juga bukan tipe orang yang gitu kok."

"Ya, tapi aku insecure aja gitu." Balas Dayat sambil melipat bibirnya kedalam. "Aku bakal datang jumpa orangtua kamu nanti kok."

"Ya, aku harap gitu. Aku mau kamu tuh serius."

"Jadi, aku masih kurang serius gitu ?" tanya Dayat dengan dahi berkerut.

"Bukan !" bantah Cindy cepat. "Kalo kamu berani nampakin wujud kamu ke orangtua aku, aku lebih-lebih dan lebih lagi percaya kalo kamu itu udah seriusan banget sama aku dan kamu tuh sayang banget sama aku."

"Oh gitu toh." Dayat mengangguk mantap. "Tunggu aja."

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, saat nya Cindy pulang. Ia tidak mau jika terlalu lama mendekam di kos kekasih nya, Ia tidak mau jika nanti mereka tergoda untuk melakukan hal yang iya-iya disana.

Di perjalanan pulang, mereka kehujanan. Dayat yang mengantar Cindy memakai motornya terpaksa harus mencari tempat pemberhentian sejenak, menunggu hujan reda.

Cindy memanda kagum kepada Dayat, tepatnya Ia sedang menikmati pemandangan air menetes dari poni Dayat. Jujur, hal pertama yang bikin Cindy suka pada Dayat itu adalah karena Dayat sangat tampan dan punya pesona yang sulit untuk ditolak.

"Kamu kenapa, hm ?" Tanya Dayat saat tau pacarnya itu menatapnya terang-terangan.

"Nggak, kamu sexy." Ungkap Cindy malu-malu.

Neighbour For Marriage ✔Where stories live. Discover now