"Idih? Siapa juga yang takut," Jiho mendesis.

"Lah, Non. Kan kamu yang was-was daritadi. Aku bisa dengar suara degup jantungmu lho, kencang banget kayak lari anak kancil."

"Kurang kerjaan banget sih mendengarkan degup jantung orang?" omel Jiho pedas. Yuta Cuma nyengir, merasa geli dengan kelakuan Jiho. "Kau tidak usah cemas," ucap Yuta. "Anggap saja ini jalan-jalan ke luar negeri. Aku dengar kau sempat kuliah dan bekerja di sini? Berarti kamu fasih Bahasa Jepang, kan?"

"Lumayan."

"Kamu juga lulusan Tokyo University?" Yuta melakukan code-switching, beralih Bahasa dari Korea ke Jepang.

"Mhm."

"Double degree forensik dan farmasi? As expected ya. Pantas kamu tahu anatomi vampir sampai detil sekali."

Jiho menghela napas. "Kalau mau mengintrogerasi langsung saja, nggak usah sok-sokan kepo sama kehidupan orang begitu." Jiho bersidekap, memandang sawah yang tertutupi salju putih di luar sana, "Di laboratorium tempatku magang dulu, aku sering membantu proyek profesor setempat dan semuanya berkenaan dengan vampir. Kau tau kan kalau Jepang salah satu negara yang paling tertarik dengan vampir? Vampir datang sebagai sukarelawan atau sebagai subjek. Karena itu aku memulai penelitianku mengenai kode besi di Jepang juga. Banyak fasilitas, suport dan tenaga."

"Hmm," Yuta mengangguk kemudian memandang Jiho. "Apa yang membuatmu tertarik untuk melanjutkan kode besi?"

"Membuat," koreksi Jiho keras kepala. "Dan itu bukan urusanmu."

Yuta tersenyum sambil mengangkat tangan, pasrah. Keahliannya bukanlah mengorek informasi secara baik-baik seperti ini. Padahal mereka semua tahu, Jiho hanya melanjutkan penelitian ayah dan ibunya, Kim Sangho dan Kim Jina. Tidak mungkin seorang gadis berusia kurang dari 30 tahun bisa melakukan penemuan formulasi darah sintesis kurang dari sepuluh tahun, dengan data fundamental yang begitu kuat, sejenius apapun dia.

Yang mana menjadi pertanyaan Yuta, siapa yang menyimpan semua data kode besi yang dikonduk oleh Kim Jina dan Kim Sangho selama satu dekade terakhir ini dan menyembunyikannya dari khalayak luas?

Jiho pasti menyembunyikan sesuatu.

Yah, nggak apa, pikir Yuta. Toh Taeyong pasti akan mengetahuinya juga nanti. Tugas Yuta sekarang adalah memastikan kesejahteraan cabangnya di Jepang, bukannya masa lalu nona cantik di sebelahnya.

"Kita mau kemana, ya?" tanya Jiho kemudian. "Aku kira kita mau memeriksa mayat-mayat itu?"

"Tentu saja kita mau memeriksa mereka. Tapi kamu itu manusia, Non. Kamu memang nggak butuh istirahat?" Yuta tersenyum geli. "Kami mungkin vampir dan kau adalah tahanan, tapi kau tahanan kunci. Jadi kamu tidak akan memerlakukanmu dengan semena-mena. Anggap saja jalan-jalan gratis. Aku yakin kamu tidak pernah jalan ke Kyoto saat kamu masih mahasiswi dulu."

"Pe-pernah kok." Walau itu semua dibayarin profesor, pikir Jiho. Hidup di Tokyo tidak murah, mana ada dia uang untuk sekedar jalan-jalan ke Kyoto. Mereka kemudian sampai di sebuah gerbang besar tradisional dimana mobil tidak bisa masuk. "Barang-barangmu sudah siap di dalam, jadi kamu bisa istirahat. Aku harus menyiapkan beberapa hal dulu, jadi silakan nikmati waktu bebasmu." Jelas Yuta, menendang Jiho keluar dari mobil, dan segera tancap gas meninggalkan gadis itu di dalam rumah besar yang dia bahkan tidak tahu ada apa di dalamnya!

"Yuta sialan," bisik Jiho kasar.

"Nona Jiho?"

Suara halus di belakang Jiho membuat darah Jiho berdesir—ternyata, suara itu berasal dari seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat elegan. "Nona Kim Jiho?" tanyanya lagi, dengan nada afirmatif dalam Bahasa korea. "Ah, saya bisa Bahasa Jepang, bu." Ucap Jiho dengan sopan, membuat wanita paruh baya itu menghembuskan napas, "Syukurlah, saya benar-benar tidak tahu bahasa korea... Ah, perkenalkan nama saya Hirai. Saya penjaga rumah sementara Nakamoto-sama... silakan, silakan, kamar anda lewat sini." Dia berjalan menyusuri sebuah batu setapak, meelwati tanaman jarum hijau, dan sebuah ornament bambu air di halaman tengah, sebelum naik ke koridor panjang nan lebar. Jiho sama sekali tidak pernah masuk ke dalam rumah bergaya ryokan3) seperti ini, sebab hampir semua rumah yang dia datangi adalah flat atau rumah modern. Ini adalah pertama kalinya untuk Jiho.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 23, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOCO (Takkan Diselesaikan)Where stories live. Discover now